NovelToon NovelToon
Mythtopia, Creatures From The Six Realms

Mythtopia, Creatures From The Six Realms

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Fredyanto Wijaya

Kejadian pada masa lalu diramalkan akan kembali terjadi tidak lama lagi. Tuan kegelapan dari lautan terdalam merencanakan sesuatu. Enam sisi alam dunia mitologi sedang dalam bahaya besar. Dari seratus buku komik yang adalah gerbang penyebrangan antara dunia Mythopia dan dunia manusia tidak lagi banyak yang tersisa. Tapi dari sekian banyak kadidat, hanya satu yang paling berpeluang menyelamatkan Mythtopia dari ramalan akan kehancuran tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fredyanto Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 33: Dark History Of The Ocean Kingdom

Mereka berkumpul di tengah jembatan penghubung antara enam alam. Melody bersama Delphine yang akan memandunya di alam Mermaid, Eric bertugas memandu Melody di alam Bangsawan, Alex di alam Penyihir, Theo di alam Leprechaun, dan Abigail untuk di alam Peri.

Walaupun baru kurang lebih hampir dua minggu Abigail dan Theo di sana, tapi mereka sudah terbiasa dan cukup banyak paham dengan daerah alam mereka masing-masing.

Dan seperti yang sudah direncanakan di kafetaria tadi... Rebeca yang akan bertugas memandu Melody setelah selesai dengan lima alam lainnya.

Jadi mereka berenam segera mulai dari alam Leprechaun. Berjalan melalui jalur jembatan dengan barisan logo bendera dari alam Leprechaun, dan memasuki gerbang besar yang terbuat dari kayu.

Di alam Leprechaun, mereka harus berhati-hati ketika melangkah di antara penduduk kaum Leprechaun. Mereka selalu sibuk lalu-lalang tanpa terlalu memperhatikan sekitar.

"Selamat datang teman-teman! Awas lantainya," Theo menunjuk lantai kayu yang rusak. Memimpin masuk ke rumah pondok hijau berbentuk topi leprechaun. Dan disekitarnya juga ada banyak rumah yang serupa.

Theo tidak tinggal di sana. Delphine sengaja menempatkannya di sana karena rumah pondok itu ditempati oleh empat murid dari kelas leprechaun lainnya yang bersal dari dunia manusia juga.

Bela, Brooklyn, Taylor, dan Thomas sudah membuat banyak proyek karya selama di sana.

"Oh Hai! Akhirnya datang juga! Selamat datang di bengkel kami!" Sambut Bela di dalam sana. Dia juga bersama tiga lainnya yang sedang mengerjakan proyeknya masing-masing. Jika mereka berhasil dan berguna, karya ciptaan mereka akan diresmikan di Akademi dan seluruh Mythtopia.

Salah satu dari mereka yaitu Theo sendiri sedang mengerjakan alat terbang untuk bagi kaum leprechaun. Walaupun kaum-kaum leprechaun sekitar meremehkannya dan mengatakan leprechaun tidak perlu terbang, tapi hanya perlu bekerja.

"Kita bukan kaum peri!" Ucap yang lain begitu. Tapi Theo berpikir itu mungkin bisa saja akan berguna di kedepannya nanti. Jadi dia tetap mengerjakannya, dibantu teman-teman Leprechaun dari sesama dunia manusianya.

Dan tidak hanya itu! Empat temanya memiliki beberapa prototype pteranodon yang dapat bergerak secara mekanik. Thomas ahli dalam mesin dan pemograman. Bakatnya ia bawa dan dia manfaatkan di dunia Mythtopia.

Melody mengagumi setiap karya mereka. Dan Melody yakin itu semua akan berguna.

Ditengah menunjukan proyek yang mereka buat... Theo dan lainnya tidak lupa menunjukan kepada Melody Sumber kekuatan dari alam Leprechaun. Yaitu Daun Zamrud! Itu terletak di puncak pabrik besar dekorasi yang dimiliki oleh Tuan Duncan, guru dari kelas Leprechaun di Akademi mereka sendiri.

Para Leprechaun di sana sudah seperti kurcacinya milik Santa Claus. Mereka kompak bekerja keras. Hanya saja ukuran tubuhnya setinggi manusia normal pada umumnya. Leprechaun yang tidak kecil.

Tidak perlu lama di sana... Mereka segera beralih ke alam Mermaid.

Kembali melalui jembatan perbatasan, lalu beralih ke jalur lain dengan jejeran bendera berlogo alam Mermaid.

Ujung menara dengan diselimuti banyak lapisan karang terlihat menembus keluar dari kedalaman lautan milik alam Mermaid ketika kaki Delphine menyentuh air di pinggir pantai.

Gelombang dari pijakannya seperti sonar kapal pemberi tanda perintah atau pengenal.

Itu pintu masuknya. Mereka tiba di pinggir lautan. Tapi sebelum itu Delphine meminta Melody, Abigail, Theo, Eric, dan Alex untuk mengenakan liontin cangkang kerang agar mereka dapat bernafas di dalam air. Juga memiliki ekor ala kaum duyung agar mereka dapat berenang.

Walaupun begitu tetap ada peringatan yang harus diingat mereka!

Akan ada batas pengunaan bagi mereka yang bukan dari alam mermaid. Mereka hanya punya waktu selama enam puluh menit bisa bertahan di kedalaman air. Lebih dari itu... mereka akan tenggelam seperti limbah sampah yang berbobot

Bukan tanpa alasan!

Terakhir kali benda itu dapat membuat kaum lain bertahan lama di dalam air... malah ada yang membuat kekacauan. Jadi kini sihir dalam setiap liontin dibatasi, dan hanya sekali penggunaan. Setelah waktunya habis atau selesai mereka gunakan, itu akan lenyap dari leher mereka dengan sendirinya.

Delphine memberikannya kepada mereka. Termasuk Melody. Delphine tahu kalau Melody sempat dapat merubah kakinya menjadi ekor duyung, tapi Melody tidak melakukannya dengan sengaja dan bahkan dirinya tidak menduga akan memiliki ekor duyung. Dan Melody tidak tahu cara memunculkannya lagi, sama seperti dirinya yang tidak tahu cara menghilangkan sayapnya sampai sekarang itu juga.

"Jatuhkan saja diri kalian! Ekor kalian akan muncul dengan sendirinya setelah kalian memicu liontinnya!" Ujar Delphine kepada yang lain yang berada di dalam menara sana tadi. Di dalam sana ada lingkar kawah air yang akan membawa mereka langsung menembus ke kerajaan kaum Mermaid.

Ada jalur lorong atau gua panjang berliku-liku di bawah sana.

Mereka tidak bisa begitu saja menyelam lewat pinggir pantai. Dalam jarak tertentu akan ada dinding perisai yang melindungi wilayah di kedalaman air.

Mencegah tragedi pada masa lalu tidak akan pernah terjadi lagi.

Setelah Melody, Abigail, Eric, dan Alex sudah melompat masuk menyelam lebih dulu, "Aku tidak bisa berenang!" Theo menggeleng. Dia ragu walaupun Delphine padahal sudah memberitahunya kalau liontin itu dapat membuatnya dapat bernafas dan berenang di kedalaman air.

Delphine yang masih bersamanya di atas sana melangkah memutar mendekatinya. "Kau sendiri yang melakukannya atau aku yang akan melakukannya lagi?!" Satu tangan Delphine sudah bersiap di punggung Theo.

Tapi Theo hanya terdiam.

"Baiklah kalau begitu!" Menaikan bahu, Delphine mendorongnya jatuh. "Jangan! tunggu... ."

..."BYUUUUR!!"...

Setelah harus kembali memaksa Theo, kemudian giliran dirinya sendiri yang terakhir. Tapi tidak seperti yang lain yang hanya melompat dengan kaki tetap di bawah, Delphine, melompat seperti atlet perenang yang ahli. Dia sudah terbiasa dan berlatih banyak sebelum itu.

Di dalam air bawah sana mereka berkumpul. Dan mereka dapat berbicara dan saling mengerti apa yang setiap mereka ucapkan kepada satu sama lain.

Tapi di tengah yang lain saling menyahut, Theo terus menjepit hidungnya rapat-rapat.

Melihatnya seperti itu si Eric lekas menarik tangannya yang membuat Theo seakan berakting berlebihan. Bertingkah panik seperti kehabisan nafas. Padahal yang lain baik-baik saja.

Dan Delphine mulai melakukan perubahan pada kakinya menjadi ekor duyung. Pusaran air bercampur cahaya ajaib menyelimuti kakinya. Teman-temannya memandang kagum. Terutama Abigail. Rambut merah maroon nya yang mengombak lembut di dalam air menambah kesan elegannya.

Bahkan agak terlihat memantulkan efek cahaya.

...----------------...

Delphine melakukan perubahan tahap pertama. Dan dia mengedipkan sebelah matanya usai melakukan perubahan tadi.

Tanpa mengatakan lewat ucapan, Delphine mempersilahkan yang lain untuk melakukan apa yang tadi dimintanya. Menunjuk-nunjuk liontinnya sendiri. kembali mengingatkan soal liontin yang sudah dikenakan mereka. Sentuh atau pegang saja cangkang kerangnya... Maka ekor mereka akan muncul terbentuk seusai keinginan kapan mereka membutuhkannya.

Masing-masing ekor pasti akan berbeda sesuai kepribadian pemiliknya. Dari bentuk, warna sampai besarnya ujung ekor yang berguna mendorong laju berenang para mermaid. Tapi selain Delphine di sana, yang lain hanya ekor biasa dengan tampilan yang hampir tidak berbeda jauh satu sama lain.

Karena seperti yang sudah dikatakan sebelumnya tadi... itu hanya ekor sementara. Bukan untuk kaum lain selain kaum Mermaid. Itu akan spesial dan indah hanya bagi kaum asli atau mereka yang ditakdirkan menjadi bagian dari alam Mermaid.

"Ayo ikuti aku! Kita tidak bisa berlama-lama!" Delphine berenang memimpin arus setelah sedikit mengajari yang lain teknik dasar berenang menggunakan ekor duyung. Keluar dari menara pintu masuk yang semakin kebawah terlihat semakin gelap menyeramkan, dan masuk menelusuri jalur gua di dalam air yang tadi sudah sempat disinggung.

Belut-belut listrik terang yang mempagari arah gua menyingkir memberi jalan ketika Delphine menunjukan trisulanya yang bercahaya.

Di tengah berenang melalui jalur gua di dalam air, "Jangan sentuh ubur-uburnya jika kalian tidak ingin tersengat!" Ujar Delphine memperingatkan yang lain. Ada ubur-ubur menyala indah warna-warni_ berjejer di sepanjang gua.

Abigail nyaris saja menyentuh salah satunya tapi dia langsung reflek menjauhkan tangannya.

Jalur gua di sana tidak sempit dan tidak terlalu panjang. Belum lama mereka di dalam sana... Sudah bisa terlihat banyak cahaya gemerlap dari arah ujung luar sana.

Setelah berenang keluar Melody dan yang lainnya langsung diperlihatkan pemandangan indah dalam lautan. Rumah-rumah bagi para mermaid, terumbu karang indah, dan juga banyak ikan-ikan yang berenang lalu-lalang seperti rombongan orang yang sedang sibuk pergi bekerja.

"Hiu!!" Abigail sontak menunjuk waspada ke arah atasnya. Ada dua ekor hiu berenang berlalu ke arah mereka.

"Tidak perlu panik! Makhluk laut adalah teman bagi Mermaid!" Jelas Delphine sambil meraba tubuh salah satu hiu yang berlalu lewat di dekat mereka. Delphine mencegah kepanikan teman-temanya yang baru mengunjungi alam Mermaid.

Dan nyatanya memang baru kali itulah mereka sekalian berencana saling mengunjungi ketika memutuskan harus memberi tur berkesan kepada Melody.

"... Ya... Setidaknya sebagian banyak dari mereka!" Lanjut Delphine membenarkan kalimatnya. Lalu dia lanjut memimpin arus.

"Sebagian?!" Alex fokus karena kalimat terakhir darinya. Pandangannya mengikuti ke arah Delphine pergi. Dan yang lain lebih dulu mengekor mengikuti arus di belakang Delphine.

Yang bukan bagian dari anggota kerajaan Mermaid... Gua bawah laut, Kerang besar, sampai Anemon-anemon dijadikan rumah tempat tinggal mereka. Bagi yang murni terlahir menjadi kaum Mermaid, mereka tidak akan tersengat dan memanfaatkan anemon sebagai tempat perlindungan layaknya ikan-ikan badut.

Tapi bagi anggota atau keluarga kerajaan, mereka tinggal di istana bawah laut yang megah dan mewah. Cahaya matahari atau bulan biru yang indah akan menyinari pari terang tepat di atas permukaan dari lokasi istana mereka.

Mendengar itu membuat teman-temannya penasaran. Terutama Abigail dan Melody. Tapi Delphine tidak yakin dengan ketertarikan mereka ketika dia mau menunjukan kerajaan itu.

Ucapannya benar, tapi itu dahulu sekali. Walaupun begitu Delphine memutuskan tetap membawa mereka ke sana. Menunjukan kerajaan Mermaid atau istana yang sempat diceritakannya sepanjang tur tadi.

Yang terlintas di pikiran mereka adalah suasana yang mengagumkan, penuh dengan penjaga istana, pilar-pilar kristal dan ruang tahta.

Tapi itu tidak sesuai seperti yang mereka bayangkan. Tidak lagi!

"Hoh! Apa ini tempatnya?!" Abigail fokus memperhatikan suasana sekitar yang dikirannya itu istana yang dimaksud Delphine. Tapi nyatanya bukan.

"Ini memang istana. Tapi ini baru dibangun setelah Icarus menyatakan ikatan antar enam alam," Jelas Delphine.

"Jadi bukan. Yang aku maksud ada di sebelah sini!" Lanjut ucapnya. Delphine membawa mereka semakin jauh lagi ke dalam sana_ melewati dinding batu karang yang menutupi pandangan dan membatasi wilayah istana kedua yang sempat salah mengira kalau itu tempatnya.

Barulah terlihat tempat sesungguhnya yang dimaksud oleh Delphine.

Kerajaan atau istana Mermaid yang terlihat luluh lantak. Hampir tidak ada yang utuh tersisa. Hanya ada sisa-sisa pilar dan ruang-ruang tanpa atap.

"Apa yang terjadi?!" Abigail tidak paham ketika memandang bekas kekacaun itu. Delphine tidak menyahut. Hanya mengarahkan mereka melewati reruntuhan.

"Aku sama sekali tidak tahu apapun tentang kaum mermaid ataupun merman, tapi aku yakin yang ada disini bukan arti yang bagus," Selip Eric. Yang lainnya juga fokus memperhatikan banyak hal di sana.

Dan Abigail juga sempat melihat ujung dari sirip ekor di balik reruntuhan. Membuat Abigail semakin tidak nyaman dan bergidik takut.

Sadar agak tertinggal dari rombongan, Abigail bergegas berenang cepat menyusul meninggalkan keberadaan dari sesuatu yang tergencet reruntuhan tadi.

Tibalah mereka yang dahulu ruang tengah dari istana.

"Apa itu Crysella?!" Melody menyipit fokus. Jauh di ujung atas sana ada dua kursi singgasana di atas batu karang kristal yang menjulang tinggi. Dan Crysella tepat dekat menghadap kedua singgasana itu.

Cahaya dari permukaan menyinari kedua singgasana yang sedang dipandang oleh Crysella. Dan dia mengeluarkan dua mutiara, lalu menaruh setiap mutiara di atas kedua singgasana tadi.

"Oh tidak...," Theo perlahan menyelip mundur di balik yang lain.

"Apa yang dia lakukan?!"

Berbalik menghadap teman-temannya, "Tempat ini sangat berarti untuknya. Dan hari ini adalah hari jadi ke sepuluh pernikahan kedua orang tuanya... tiga hari sebelum kerajaan Mermaid hancur. Kedua orang tuanya... Raja dan Ratu lautan terbunuh di sini!" Delphine sedikit menyinggung kisah sejarah masa lalu. Sejarah kelam. Dan menjawab pertanyaan dari Abigail tadi.

"Tunggu sebentar... Maksudmu kau berusaha katakan kepada kami kalau dia adalah sang Putri?!" Alex sambil menunjuk arah Crysella di atas sana. Melody, Abigail, Theo, dan Eric pun langsung fokus memandang Delphine ketika dia menjelaskan hal tadi.

"Ya!" Sahut Lirihnya. Mereka saling berbicara pelan agar tidak menganggu momen mengenang Crysella.

"Dan ini rumahnya!" Tambahnya lagi. Delphine kembali berpaling menghadap depan. Memandang Crysella di atas sana.

Crysella adalah putri dari raja dan ratu pada masa peperangan melawan pasukan makhluk dari Dark Realm. Dan Masternya yaitu Kraken bernama Thanatos Snage!

Tidak ada yang tersisa dari keluarganya. Hanya dirinya seorang. Tapi itupun dia juga sebenarnya nyaris tidak selamat waktu umurnya yang baru menginjak delapan tahun.

Untung saja ketika Mutiara utama di Kerajaan mereka dapat direbut kembali, Nereids menyelamatkan hidupnya dan memulihkan kondisi tubuhnya yang tujuh puluh persen rusak dan awalnya seharusnya tidak bisa pulih.

Untung saja... Lautan masih membutuhkannya untuk tetap hidup.

Sayangnya karena setelah tragedi pada masa lalunya itu, Crysella mengalami perubahan pada sikapnya. Menjadi sedikit agresif dan kadang bersikap layaknya orang tidak waras atau psikopat.

Tapi tidak perlu dikhawatirkan. Selama yang lain tidak membuat masalah dengannya, dia adalah gadis mermaid cantik, anggun dan lembut seperti yang biasa menjadi sifatnya dahulu.

"Hampir lima tahun kita di sini tapi kau tidak pernah memberitahu kami semua ini?!" Alex heran.

"Ini masa lalunya. Ini pribadi. Dan aku rasa aku memang tidak seharusnya memberi tahu semua ini kepada kalian," sahutnya. Delphine lalu sengaja berdehem agak kuat. Berusaha memancing perhatian Crysella di sana.

Mendengarnya... Crysella pun berpaling menoleh memandang keberadaan mereka di bawah sana. Rambut panjang dikuncirnya dibiarkan dilepas menjuntai di dalam air. Membuatnya terlihat jauh lebih cantik di dalam air ketimbang di darat, ketika tampilan rambutnya masih diikat.

Ditambah lagi dengan ekor duyung miliknya yang baru disadari oleh Melody, kalau Crysella memiliki ujung sirip ekor yang jauh lebih besar dan menjuntai di bandingkan mereka. Termasuk Delphine.

Dan Melody akui kalau dia memang sungguh sang Putri.

Crysella berenang menghampiri mereka dengan gerakan yang anggun. Ekornya memang terlihat bergerak lambat dan berat, tapi dorongannya ketika berenang menjadi lebih kuat dari kebanyakan mermaid lain.

Dan mengenai rambut yang dikuncir tadi... itu memang bagian dari hukum lautan di alam Mermaid. Bagi kaum duyung wanita... mereka harus membiarkan rambutnya terurai ketika berada di dalam lautan, sebagai bentuk keanggunan dan keagungan kaum Mermaid.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!