Hera membaca novel Fantasi yang tengah trending berjudul "Love for Ressa", novel klasik tentang Dante, seorang Duke muda yang mengejar cinta seorang gadis bernama Ressa.
Tentunya kisah ini dilengkapi oleh antagonis, Pangeran Mahkota kerajaan juga menyukai Ressa, padahal ia telah bertunangan dengan gadis bernama Thea, membuat Thea selalu berusaha menyakiti Ressa karena merebut atensi tunangannya. Tentunya Altair, Sang Putra Mahkota tak terima saat Anthea menyakiti Ressa bahkan meracuninya, Ia menyiksa tunangannya habis-habisan hingga meregang nyawa.
Bagi Hera yang telah membaca ratusan novel dengan alur seperti itu, tanggapannya tentu biasa saja, sudah takdir antagonis menderita dan fl bahagia.
Ya, biasa saja sampai ketika Hera membuka mata ia terbangun di tubuh Anthea yang masih Bayi, BAYANGKAN BAYI?!
Ia mencoba bersikap tenang, menghindari kematiannya, tapi kenapa sikap Putra Mahkota tak seperti di novel dan terus mengejarnya???
#LapakBucin
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salvador, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 1
“Bangunlah Nona, Anda harus segera sarapan,” Suara pelayan sembari menyimak gorden di kamar mewah itu membangunkan gadis kecil yang masih di bawah selimutnya.
“Baik, Bi Mela,” Dengan suara serak khas bangun tidur, Anthea perlahan bangun dari kasurnya, “Selamat pagi dunia fana..” gumam kecilnya.
Bibi Mela membantu Anthea membersihkan diri, setelah selesai mandi dan berpakaian rambutnya di sisir dengan lembut di depan kaca rias, setelah itu Bi Mela dengan telaten menyuapi majikan kecilnya.
“Apa yang akan Anda lakukan hari ini, Nona?” Tanya Bi Mela seraya membersihkan peralatan makan Anthea.
Gadis kecil itu bergumam sejenak, “ Emm, aku ingin ke rumah kaca dan memakan kue, Bibi,” jawabnya.
“Baik, saya akan meminta pelayan membuatkannya.”
Di dalam mansion yang megah, di mana dindingnya dihiasi dengan lukisan-lukisan indah dan lampu-lampu kristal berkilauan, putri kecil—Anthea duduk manis di kursi empuk berwarna ungu muda. Usianya baru delapan tahun, tetapi ia sudah terbiasa dengan kehidupan bangsawan. Di depannya, sebuah meja kecil dipenuhi dengan kue-kue manis dan secangkir teh yang mengepul.
Seorang pelayan dengan sopan membungkuk, menyajikan potongan kue terbaru yang baru saja keluar dari oven. “Selamat pagi menjelang siang, Nona muda. Ini adalah kue stroberi dan coklat yang baru saja dibuat. Semoga Anda menyukainya,” katanya.
Anthea tersenyum lebar. “Terima kasih! Kue ini terlihat sangat lezat!” Ia mengambil sepotong kue dan menggigitnya. “Hmm, rasanya enak sekali!”
Tiba-tiba, pintu terbuka dan kakaknya,—Ares, yang berusia tiga belas tahun, masuk ke dalam rumah kaca itu. Dengan langkah percaya diri dan senyuman lebar di wajahnya, Ares menyapa, “Apa yang kau lakukan di sini sendirian, Anthea? Apakah kau sudah menghabiskan semua kue itu tanpa aku?”
Anthea menatapnya dengan mata berbinar. “Belum! Aku baru saja mulai! Mau bergabung? Ada banyak kue untuk kita berdua!” Ares tak tahan untuk tidak mengusap lembut kepala adiknya.
Ia duduk di samping Anthea dan mengambil secangkir teh. “Aku sangat lapar setelah berlatih panahan. Kue ini pasti bisa mengembalikan energiku,” ujarnya sambil mencicipi kue coklat.
“Bagaimana latihan kakak hari ini?” tanya Anthea penasaran.
Ares mengangguk. “Baik sekali! Aku berhasil memanah target dengan tepat hari ini. Bahkan,rasanya aku hampir bisa mendapatkan medali emas!” Ia melanjutkan dengan semangat, “Kau harus datang menonton aku bertanding minggu depan. Aku akan menunjukkan kepadamu semua trik yang telah kupelajari.”
Anthea melompat kegirangan. “Oh, tentu! Aku ingin melihatmu menjadi pahlawan! Tapi… bagaimana jika kau kalah? Apa yang akan terjadi?”
Ares tertawa. “Jika aku kalah, aku akan tetap menjadi kakakmu yang hebat! Dan kau tahu apa? Kita bisa merayakan kekalahanku dengan pesta teh yang lebih besar!”
Anthea mengerutkan dahi seolah berpikir keras. “Pesta teh? Berarti kakak harus mengundang semua teman-teman kakak! Dan kita harus membuat banyak kue!”
“Benar sekali!” Ares setuju sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
“Kapan ayah pulang kakak?” Tanya Anthea.
Ayah mereka adalah salah satu bangsawan Duke, sudah dua hari Sang Ayah tidak di rumah karena sedang dalam perjalanan bisnis dan memantau tambang keluarga mereka.
“Mungkin besok, Ayah tidak akan bisa lama-lama meninggalkan putri manisnya ini,” jawab Ares di akhiri dengan cubitan di pipi adiknya, membuat Anthea cemberut sebentar.
“Baik-baik di sini bersama para pelayan, kakak ada keperluan lain dulu,” Ares beranjak, setelah mendapat anggukan dari Anthea ia pergi tak lupa mengusap rambut adiknya penuh sayang sayang lebih dulu.
“Bi Mela,” Panggil Anthea, pelayan pribadinya yang siap sedia di belakang Anthea itu menoleh, “Ada apa, Nona?”
“Aku kurang suka teh ini, jadi buatkan susu coklat saja,” Pinta Anthea diiringi senyum tipisnya.
Tak lama pelayan datang membawakan permintaan gadis kecil itu.
Ahh, enaknya jadi bangsawan. Batin Anthea menyesap susu coklatnya.
Sebenarnya, siapa Anthea ini?
Flashback
Namanya Hera Revarina, gadis 17 tahun yang kehidupannya seperti remaja pada umumnya. Hera hanya hidup berdua dengan ibunya yang seorang single parents.
Hera membaca novel Fantasi yang tengah trending berjudul “Love for Ressa”, novel klasik tentang Dante, seorang Duke muda yang mengejar cinta seorang gadis bernama Ressa. Ressa adalah Putri bangsawan tingkat Count.
Tentunya kisah ini dilengkapi oleh antagonis, Pangeran Mahkota kerajaan juga menyukai Ressa, padahal ia telah bertunangan dengan gadis bernama Thea, membuat Thea selalu berusaha menyakiti Ressa karena merebut atensi tunangannya. Tentunya Altair, Sang Putra Mahkota tak terima saat Anthea menyakiti Ressa bahkan meracuninya, Ia menyiksa tunangannya habis-habisan hingga meregang nyawa.
Walau Altair berusaha meraih cinta Ressa, nyatanya gadis itu memilih Dante karena mereka saling mencintai. Pada akhirnya Altair hanya berakhir sendirian.
Bagi Hera yang telah membaca ratusan novel dengan alur seperti itu, tanggapannya tentu biasa saja, sudah takdir antagonis menderita dan fl bahagia. Walau ada sedikit rasa iba pada Anthea, karena menurutnya gadis itu tak bersalah, ia hanya mempertahankan apa yang menjadi miliknya.
Ya, biasa saja sampai ketika Hera membuka mata ia terbangun di tubuh Anthea yang masih Bayi, BAYANGKAN BAYI?
Putus sudah harapan Hera yang ingin berkuliah di Korea setelah ia lulus SMA.
Flashback end.
Awalnya Hera marah, merasa tidak terima pada Tuhan dan takut, apalagi nantinya Karakter Anthea berakhir meregang nyawa.
Namun tak sampai sehari, Hera rasa menjadi Anthea tak begitu buruk. Ia adalah satu-satunya Putri di bawah kerajaan, Anthea adalah Putri seorang bangsawan Duke yang kedudukannya di bawah Raja. Saat Anthea lahir, ibunya yang seorang Duchess meregang nyawa.
Jadi apa yang membuat Hera nyaman di sini? Pertama Kekayaan— Maksudnya keluarga, Nah, kedua baru Kekayaan.
Ayah Anthea sangat menyayangi anak-anak nya, apalagi Anthea yang tidak pernah merasakan kasih sayang ibunya, Duke Arvand—ayahnya benar-benar selalu mengusahakan yang terbaik untuk Anthea, semua tertulis dari Novel yang Hera baca.
Begitu pula ketika ia terbangun di tubuh bayi baru lahir ini, Duke Arvand menangis memeluknya dan berucap penuh syukur karena setidaknya Anthea selamat, walau Sang istri tercinta harus tiada. Jangan lupakan Ares, kakak laki-laki Anthea yang begitu manis dan sangat tampan.
Tak ada alasan Hera terlalu menyesali berada di sini, walau sedih karena selalu memikirkan ibunya yang entah bagaimana di dunia nyata sana. Masalah alur Novel, Anthea adalah anak kesayangan Duke, jadi ia yakin bisa menghindari malaikat mautnya—Putra Mahkota dengan cukup mudah.
Sekarang Hera adalah Anthea, Satu-satunya putri dari bangsawan tersohor dengan Marga Millard.
****
tbc.
Halo, selamat datang di cerita baru author, semoga suka♡
Urutan kata bangsawan yang akan sering disebut nanti:
Raja-Ratu
Duke-Duchess
Marquess-Marchioness
Count-Countess
Viscount-Viscountess
Baron-Baroness