Mohon bijak dalam berkomentar. Kritik boleh asal membangun dan sopan. Jika tidak suka dengan cerita ini langsung SKIP saja tidak perlu tinggalkan jejak ⭐
Gita Kirana 20th seorang yatim piatu yang hidup berdua dengan Om nya yang berprofesi sebagai TNI. Suatu hari om dari Gita harus meninggalkan Gita karena di tugaskan untuk bergabung dengan pasukan relawan di Gaza.
Bara yang saat itu khawatir dengan Gita, dia meminta sahabatnya untuk menjaga keponakannya itu. Karena Bara tidak mau hanya menitipkan Gita begitu saja, Bara pun meminta hal yang di luar dugaan.
Bara meminta sahabatnya untuk menikah dengan Gita dengan alasan agar sang sahabat bisa menjaga Gita 24 jam.
Lalu bagaimana reaksi kedua orang yang tiba-tiba di jodohkan itu, apakah mereka setuju untuk memenuhi permintaan Bara? Ikuti kisah mereka yaa...
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengobati Rasa Rindu
"Gita, tolong kamu ke lantai 25 berikan laporan ini ke ruang CEO." Gita mengernyitkan dahinya menatap ke arah seniornya.
"Saya mba, apa nggak salah? Saya di sini hanya pegawai magang loh, kalau nanti saya di tanya soal laporan itu gimana?"
"Nggak akan, soalnya CEO sendiri yang kasih intrusi. Saya juga nggak tahu kenapa CEO suruh kamu yang antar."
Dengan perasaan yang masih diliputi rasa janggal, Gita tetap melakukan perintah yang di berikan padanya.
Akhirnya dia pun keluar dari ruangan divisi Humas dan masuk ke lift guna menuju ruangan CEO.
"Dara, kayaknya ada yang aneh deh..kenapa anak magang yang di suruh anter berkas sih, biasanya aku atau kamu." Hani merasa aneh dengan instruksi CEO yang meminta Gita mengantarkan berkas ke ruangan nya.
"Entah lah, lagi pula pak Rian yang ngasih instruksi katanya itu instruksi langsung dari CEO." Dara juga awal menerima perintah Rian merasa janggal tapi, CEO biasanya tidak akan langsung berinteraksi dengan karyawan magang.
Sedangkan Gita yang ada di dalam lift untuk menuju ruangan CEO, kini sedang mengusap dadanya yang tiba-tiba berdetak kencang. "Kenapa jadi deg degan gini sih, Ya Allah semoga CEO nya nggak galak-galak. Tapi, gimana kalau dia galak nanti... nggak..nggak ..nggak..Gita kamu harus semangat! Ya Gita harus semangat!!"
Selama di dalam lift menyemangati dirinya sendiri. Dia mengusir pikiran nya yang selalu overthinking.
Ting...
Gita menatap lurus dan pintu lift itu pun terbuka lebar. "Bismillahirrahmanirrahim.." dia mengucapkan basmallah sebelum keluar dari lift.
Gita menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya perlahan. Dia melangkah keluar dari lift. Terlihat dia menoleh kanan kiri mencari keberadaan para karyawan yang ada di lantai itu. Tapi, sayangnya di lantai itu terlihat sepi.
Senyum nya mengembang saat melihat salah satu OB berjalan di koridor lantai 25.
"Mas!! Gita dengan cepat mendekat ke arah seorang OB yang baru saja keluar dari salah satu ruangan.
"Iya mba, ada yang bisa saya bantu?" terlihat orang itu menanggapi panggilan Gita dengan ramah.
"Maaf mas, saya mau tanya ..ruangan CEO dimana ya?"
"Ohhh...CEO..mba jalan saja terus lalu belok kanan. Nanti ada meja sekertaris beliau, di sana bisa tanya..CEO ada atau tidak."
"Oh..ok, terimakasih.." setelah mengucapkan terimakasih, Gita pun melangkah sesuai dengan petunjuk OB tersebut.
Setelah berjalan menyusuri lorong, Gita dapat melihat sebuah meja yang di sana ada seorang perempuan cantik sedang sibuk dengan laptop nya.
"Selamat siang mba, maaf saya di perintahkan mba Dara buat antar berkas ke ruangan CEO. Apa beliau ada di tempat?"
Mila yang menatap Gita pun tersenyum. "Nona Gita ya, silahkan masuk non..tuan sudah menunggu." Gita pun mengangguk mengiyakan.
Gita mengernyitkan dahinya seperti nya dia pernah bertemu dengan perempuan yang merupakan sekertaris CEO itu.Tapi, dia lupa jika dia bertemu entah dimana.
Tok tok tok
Gita mengetuk pintu ruangan CEO lebih dulu sebelum masuk ke ruangan itu.
"Masuk !!" sebuah suara terdengar dari dalam dan membuat Gita langsung membuka pintu ruangan itu.
Gita masuk ke ruangan pemilik perusahaan tempat dia magang. Terlihat ada seseorang yang duduk membelakangi meja kerja CEO dan bisa Gita tebak kalau orang yang ada di balik kursi kebesaran nya itu adalah CEO Hutama Group.
"Selamat siang tuan, maaf saya Gita karyawan magang di sini ingin mengantar berkas yang tuan minta."
"Hemmm.." jawaban singkat yang membuat Gita merasa kesal karena tidak ada jawaban yang jelas.
Akhirnya, Gita pun berinisiatif untuk meletakkan berkas yang dia bawa ke atas meja kerja CEO.
"Maaf tuan, berkasnya saya taruh di meja. Kalau tidak ada lagi yang di butuhkan, saya permisi tuan. Selamat siang !" Gita pun membalikkan tubuhnya dan melangkah menuju pintu.
Namun baru saja satu langkah tiba-tiba sebuah suara membuat dirinya berhenti melangkah.
"Tunggu!!" Gita seketika menghentikan langkahnya dan kemudian dia mengernyitkan dahinya.
"Kamu karyawan magang tapi tidak punya sopan santun! Apa kamu sudah mendapat ijin dari saya untuk keluar dari ruangan ini nona Gita Kirana!!"
Mendengar suara yang terdengar familiar di telinga Gita, membuat dirinya penasaran siapa CEO tempat dia magang sekarang. Tapi, dalam hatinya merasa tidak akan mungkin orang yang saat ini ada di dalam otaknya.
"Apa kamu masih mau terus berdiri di situ sayang ..!" mendengar ucapan orang yang ada di belakang nya, bahkan memanggil dirinya dengan sebutan sayang membuat Gita langsung menoleh kearah belakang.
Matanya melebar saat melihat sosok suaminya yang sedang bersandar di meja kerja dengan melipat kedua tangannya di depan dadanya dengan senyum menyebalkan.
"Mas Ezan !! Kamu...
"Apa kamu nggak mau meluk suami kamu, hemm!!" Ezan memotong ucapan Gita dan merentangkan kedua tangannya.
Gita pun tanpa basa-basi langsung menghambur memeluk tubuh suaminya. " Aku merindukanmu sayang..." Ezan memeluk tubuh ramping Gita dan mengecup pucuk kepala sang istri dengan sayang.
"Mas, jadi kamu..
"Kenapa, kaget hemm!!"
"CK... jahat deh, kenapa mas nggak ngomong kalau perusahaan tempat aku magang adalah perusahan kamu, kalau aku tahu kamu pemilik perusahaan ini, aku memilih untuk mencari perusahaan lain!"
Dengan nada kesal Gita mengungkapkan bahwa dia akan mencari perusahaan lain untuk tempat dia magang.
"Kenapa begitu?"
"Kamu lihat saja sekarang, baru juga aku magang...tapi kamu seenaknya panggil aku dengan alasan minta berkas. CK...menyebalkan!" Gita pun mencebik kan bibirnya pura-pura merajuk.
"Heiii ..jangan marah dong, aku akan profesional kalau soal kerja sayang, tapi...kalau aku jangan sama istri, pastinya akan panggil kamu kesini. Aku butuh vitamin untuk buat aku semangat."
Ezan menarik tangan Gita dan Ezan melangkah ke kursi kebesaran nya. Dia duduk disana dan kemudian menarik tubuh Gita ke dalam pangkuannya.
"Masss ..
Gita memekik saat tubuhnya oleng dan mendarat di pangkuan suaminya.
"Mas kangen sama kamu sayang..." Ezan menjepit dagu Gita dengan dua jarinya dan kemudian dia dekatkan wajahnya ke wajah Gita.
Kemudian bibir Ezan pun menempel di bibir Gita dan kemudian Ezan dengan lembut melum*t bibir manis yang selalu membuatnya candu.
Gita membalas lum*nan demi lum*tan dan his*pan demi his*pan yang Ezan hadirkan di bibir manis Gita.
Gita melingkarkan kedua tangannya di leher suaminya. Sementara Ezan menekan tengkuk Gita agar dapat memperdalam lum*tanya. Cium*n yang awalnya lembut kini semakin lama semakin brutal dan saling menuntut.
Dengan gerakan cepat Ezan bahkan sudah mengangkat tubuh Gita duduk di atas meja kerjanya dan dia pun berdiri dengan sedikit mencondongkan tubuhnya hingga Gita posisi Gita sedikit merebahkan tubuhnya di atas meja.
Bersambung