harap bijak dalam membaca. ini hanya cerita fiksi
angga dan Laura. 2 pasangan yang masih duduk di bangku sekolah atas yang terpaksa harus memiliki ikatan yang kuat karena perjodohan dari keluarga mereka.
mereka tidak punya pilihan selain menerima perjodohan ini.
angga si cowok alim yang tidak pernah meninggalkan sholatnya dan tidak pernah berpacaran atau mabuk mabukan. harus terpaksa menikahi seorang gadis yang sangat berbeda dengan dirinya.
bagaimana nasib Angga dan Laura kedepannya? ayo baca cerita ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ep 28
" gw mau ngomong sama Lo, di gudang" ujar Angga begitu guru keluar dari kelas karena jam pelajaran sudah berakhir dan jam pulang sudah tiba.
" mau bicara apa?" tanya Ilham binggung. pasalnya baru kali ini mereka saling berbicara. Sebelumnya mereka tidak pernah berinteraksi.
" ikut aja" ujar Angga.
Angga, Jupiter, bintang dan Ilham keluar dari kelas. Di luar kelas ada Lauris yang berdiri di samping pintu.
" duluan aja nanti gw nyusul" ujar Lauris.
Angga mengangguk paham lalu melanjutkan langkahnya. Setelah mereka keluar lalu Aurel keluar sendiri dari kelas. Lauris langsung menahan Aurel.
" gw pulang agak telat hari ini" ujar Lauris.
" biasanya kan juga telat " ujar Aurel.
Emang biasanya Lauris selalu pulang telat kan karena harus nganterin Caca? Jadi ngapain izin? Aurel sudah terbiasa dan tidak peduli.
" tapi kan beberapa hari ini gw pulang awal" ujar Lauris.
dia merasa perjuangannya sama sekali tidak di lihat. Padahal beberapa hari ini dia selalu pulang tepat waktu. tapi tetap saja tidak terlihat.
" ohh, gw nggak merhatiin" jawab Aurel santai terkesan tidak peduli.
lauris menghela nafas lelah. Dia ingin berkata namun Aurel lebih dulu berkata.
" pacar Lo udah nungguin tu" ujar Aurel menjulurkan ke belakang Lauris dengan dagunya.
lauris sontak berbalik badan untuk melihat ke belakang. dan ternyata benar, di sana ada Caca yang berdiri dengan menatap nanar pada Lauris.
Lauris tidak tega, namun mungkin dia menghampiri Caca sekarang. Jika dia melakukan itu Caca pasti akan lebih berharap dan Aurel akan lebih salah paham.
Lauris kembali membalik badannya untuk menatap Aurel. namun sialnya Aurel sudah tidak ada. sepertinya Aurel sudah pergi saat Lauris berbalik badan tadi.
" sial! Masalah gw semakin rumit" ujar Lauris prustasi.
Lauris berbalik badan lalu berjalan ke arah Caca. Niatnya sih bukan untuk menghampiri Caca, tapi Caca melah berucap membuat langkahnya terhenti di dekat Caca.
" jadi, dia cewek yang kamu cintai?" tanya Caca dengan suara bergetar.
Caca tidak menatap pada Lauris, dia menatap lurus kedepan. Sedangkan Lauris menatap Caca dari samping. dia bisa melihat dengan jelas kesedihan yang terpancarkan dari raut wajah Caca.
" benar kan apa yang aku bilang selama ini? kalo kamu memang tertarik sama dia" ujar Caca lagi.
" gw minta maaf " hanya itu yang mampu Lauris katakan. lauris memang salah, seharusnya dari awal dia tidak berpacaran dengan caca membuat Caca berharap.
" nggak papa, yang penting kamu bahagia" ujar Caca lalu melanjutkan jalannya.
•\=\=\=\=\=\=•
" hahaha, jadi kalian udah tahu kalo pelakunya itu gw?" ujar Ilham tertawa.
tidak sulit membuat Ilham mengaku, karena sepertinya memang Ilham tidak berniat menutupinya.
" kenapa Lo ngelakuin itu? " tanya Angga menatap tajam Ilham.
Ilham bersedekap dada, dia bersandar pada meja usang yang ada di dalam gudang. Ilham membasahi bibirnya dengan lidah sebelum menjawab.
" menurut Lo kenapa?" tanya Ilham balik.
Ilham menatap santai Angga, malah terkesan meledek. Jupiter yang melihat itu merasa geram. apa lagi gaya Ilham yang tengil. Pantes saja Ilham tidak memiliki teman dan selalu menyendiri.
" gw nggak mau basa basi" ujar Angga yang memang tidak suka basa basi.
Ilham kembali tertawa, tertawa dengan nada meledek " gw cuma iri sama Lo karena bisa rasain tubuh Laura yang seksi itu" ujar Ilham " pasti enak banget ya ngga? bagi dong sesekali"
Brugh!
Tanpa aba aba Angga Lansung meninju rahang Ilham dengan kuat sampai Ilham terjungkal ke belakang dan meja di belakangnya terjatuh.
ketahuilah, Angga paling tidak bisa mengontrol emosinya. waktu itu saja dia menarik tangan Laura dengan kasar. apa lagi saat ini pada cowok brengsek yang telah berani melecehkan istrinya.
" bajingan sialan!" maki Angga kembali menyebrang Ilham.
Angga memang cowok Soleh yang menjaga sikapnya. tapi dia juga manusia biasa yang bisa tersulut dan bisa berkata kasar.
Ilham mengusap sudut bibirnya yang berdarah. dia tersenyum miring menatap Angga yang saat ini sedang emosi.
" Lo mau tahu satu hal?" ujar Ilham lalu mengambil ponselnya. dia mengontak Antik ponselnya lalu menunjuk isi galerinya pada Angga.
Jupiter dan bintang ikut melihatnya. Dan kebetulan Lauris telah datang dan ikut melihat gambar gambar yang ada di galeri Ilham. Itu adalah gambar Laura tanpa memakai pakaian. Tentunya itu editan. tapi tetap aja itu pelecehan.
tangan Lauris tergepal, rahangnya mengeras, matanya mengkilap penuh amarah.
Brugh
Brugh
Lauris menyerang Ilham membabi buta, dia tidak membiarkan Ilham melawan. Gerakan Lauris begitu cepat dan tepat sasaran sehingga Ilham sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk membalas.
" kaparat sialan!" maki Lauris.
Jupiter dan bintang berusaha menarik Lauris agar berhenti. Jika tidak bisa mati Ilham.
nafas Lauris terengah-engah. Dia berhasil di tarik oleh Jupiter dan bintang. mata Lauris menatap penuh kemarahan pada Ilham yang kini terbaring lemas di lantai. namun meskipun begitu Ilham masih bisa tersenyum miring.
Ilham berubah berdiri, begitu dia berhasil berdiri dia menatap Angga dengan tatapan meremehkan.
" sebelum Lo lihat tubuh Laura, gw lebih dulu melihatnya" ujar Ilham tersenyum miring.
Brakk
Angga melemparkan ponsel Ilham tepat pada hidung Ilham sehingga mengeluarkan darah. lalu Angga meraih kursi kayu yang ada di sana dan dengan gerakan cepat kursi itu menghantam wajah Ilham hingga Ilham kembali terjatuh ke lantai.
Meskipun begitu, Angga tidak ingin berhenti. Dia kembali mengakat kursi tersebut ingin menghantam kepala Ilham. namun Jupiter segera menghentikannya karena Ilham sudah tidak sadarkan diri.
" berhenti ngga, Lo mau bunuh orang lagi?!" bentak Jupiter.
tangan Angga berhenti di udara. Tangannya bergetar lalu kursi itu terlepas dari tangannya. Angga terduduk lemas di lantai, tatapan matanya perlahan melemah.
Jupiter menghampiri Angga, dia menenangkan Angga " istighfar ngga" ujar ujar Jupiter.
bibir Angga bergerak mengucapkan kata kata istighfar hingga dia merasa tenang. Jupiter menatap bintang yang berdiri di samping Lauris " bawa Ilham ke rumah sakit, nanti kabarin gw" ujar Jupiter.
Jupiter membawa Angga keluar dari gudang. Angga terlihat sangat lemah dan tidak bertenaga sehingga Jupiter harus memapah Angga untuk ke parkiran.
" Angga kenapa?" tanya Lauris panik saat melihat Angga di papah oleh Jupiter.
Laura Lansung menghampiri Angga menyentuh wajah Angga yang tertunduk lemas. Angga menatap sayu Laura lalu bibirnya menerbitkan senyum tipis.
" belum pulang?" tanya Angga lirih.
Laura memang belum pulang, dia berniat menunggu Angga karena ingin pulang bareng Angga seperti biasanya. Dia bahkan tadi sempat kesal karena menunggu lama dan pas di telpon Angga malah tidak menjawab panggilannya.
" Lo kenapa sih? Ko bisa kek gini?" tanya Laura khawatir. Bahkan dia tidak menjawab pertanyaan Angga.
" gw belum makan, makanya lemas" ujar Angga.
" udah dulu ya ngobrolnya, berat ni" ujar Jupiter yang sudah pegal menahan tubuh besar Angga.
Jupiter membawa Angga ke mobilnya. Jupiter memang biasanya berangkat sekolah dengan mobil karena bintang selalu menumpang padanya.