NovelToon NovelToon
Mentri Pertahanan Jadi NPC Bocil

Mentri Pertahanan Jadi NPC Bocil

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Anime / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:703
Nilai: 5
Nama Author: Rodiat_Df

Aditiya Iskandar, seorang Menteri Pertahanan berusia 60 tahun, memiliki satu obsesi rahasia—game MMORPG di HP berjudul CLO. Selama enam bulan terakhir, ia mencuri waktu di sela-sela tugas kenegaraannya untuk bermain, bahkan sampai begadang demi event-item langka.

Namun, saat ia terbangun setelah membeli item di game, ia mendapati dirinya bukan lagi seorang pejabat tinggi, melainkan Nijar Nielson, seorang Bocil 13 tahun yang merupakan NPC pedagang toko kelontong di dunia game yang ia mainkan!

dalam tubuh boci
Bisakah Aditiya menemukan cara untuk kembali ke dunia nyata, atau harus menerima nasibnya sebagai penjual potion selamanya?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rodiat_Df, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

H-3 Seleksi

Setelah Profesor Aldric selesai menjelaskan, Nijar mengangkat tangannya dengan ragu-ragu.

Nijar: "Profesor, apakah manusia yang tidak punya bakat sihir dari lahir bisa menggunakan item sihir?"

Profesor Aldric tersenyum kecil, seolah sudah mengantisipasi pertanyaan semacam ini. Ia menatap Nijar, lalu menjawab dengan suara tenang, cukup lantang agar seluruh kelas bisa mendengar.

Aldric: "Pertanyaan yang bagus. Jawabannya adalah bisa, tetapi dengan batasan tertentu. Item sihir pada dasarnya dapat digunakan oleh siapa saja, termasuk mereka yang tidak memiliki bakat sihir dari lahir. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan."

Ia berjalan ke arah papan tulis, menggambar sebuah diagram sederhana yang menunjukkan hubungan antara pengguna, mana, dan item sihir.

Aldric: "Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, semua makhluk hidup memiliki mana, tetapi jumlah dan cara penggunaannya berbeda-beda. Mereka yang tidak memiliki bakat sihir dari lahir hanya memiliki sedikit mana atau bahkan tidak bisa mengendalikannya secara aktif. Karena itulah, mereka hanya bisa menggunakan item tingkat umum (common) yang membutuhkan sedikit atau bahkan tidak membutuhkan mana sama sekali untuk diaktifkan."

Nijar masih tampak berpikir, tetapi Aldric melanjutkan penjelasannya sebelum ada yang bertanya lagi.

Aldric: "Namun, dalam beberapa kasus langka, seseorang tanpa bakat sihir bisa menggunakan item di atas tingkatan umum. Biasanya, hal ini terjadi dalam dua kondisi:

Item yang tidak pernah memiliki pemilik sebelumnya

Beberapa item sihir memiliki semacam 'kesadaran' atau kecenderungan untuk memilih pemiliknya. Jika sebuah item belum pernah digunakan oleh siapa pun sebelumnya, ada kemungkinan seseorang tanpa bakat sihir bisa menggunakannya untuk sementara waktu sebelum efeknya melemah.

Item yang dibuat oleh monster yang memiliki sedikit kecerdasan

Contohnya adalah senjata dan perhiasan yang dibuat oleh goblin. Goblin dikenal suka membuat senjata dan aksesoris dengan memasukkan energi sihir secara alami, meskipun tanpa teknik khusus.

Senjata atau perhiasan buatan mereka dapat digunakan oleh siapa saja, tetapi efeknya tidak akan bekerja maksimal, karena sihir di dalamnya tidak memiliki struktur yang stabil dan pemiliknya memiliki mana yang terbatas."

Beberapa siswa mulai berbisik, tampak tertarik dengan konsep ini. Beberapa bahkan terdengar bercanda tentang mencari senjata goblin agar bisa menggunakan sihir tanpa harus belajar.

Namun, Profesor Aldric kembali mengetuk tongkatnya ke meja, menarik kembali perhatian kelas.

Aldric: "Tetapi kalian harus berhati-hati. Bagi mereka yang tidak memiliki bakat sihir dari lahir, menggunakan atau memiliki item tingkat tinggi bisa berbahaya. Jika seseorang dengan mana yang lemah mencoba menggunakan item yang terlalu kuat, maka energi sihir di dalam item itu bisa secara perlahan melahap jiwa mana mereka. Hal ini akan menyebabkan beberapa efek buruk, seperti:

Kelelahan kronis

Penyakit misterius

Umur yang semakin pendek

Pada akhirnya, mereka akan jatuh sakit dan kehilangan kekuatan hidup mereka lebih cepat dari yang seharusnya. Ini adalah harga yang harus dibayar bagi mereka yang ingin melampaui batasan alami mereka."

Kelas terdiam sejenak, suasana menjadi lebih serius setelah mendengar konsekuensi mengerikan itu.

Nijar menyandarkan punggungnya ke kursi, matanya menyipit seolah mencoba mencerna semua informasi ini. Ia kembali memikirkan sesuatu—tentang dirinya sendiri. Tentang apa yang ia alami sejauh ini.

Sementara itu, Profesor Aldric menatap kelas dengan tatapan tajam.

Aldric: "Jadi, jika kalian tidak memiliki bakat sihir, jangan pernah tergoda untuk menggunakan item tingkat tinggi sembarangan. Sihir adalah kekuatan besar, dan seperti yang selalu dikatakan: kekuatan yang besar selalu memiliki harga yang harus dibayar."

[Ruangan Kepala Sekolah – Siang Hari]

Di dalam ruangan kepala sekolah yang cukup luas, terdapat tiga sosok penting: Viscount Darius, Duke Bruno Erling, dan Kepala Sekolah Akademi Kemiren. Mereka sedang membahas seleksi bela diri yang akan segera diadakan.

Tiba-tiba, terdengar ketukan di pintu. Seorang guru masuk dan menyerahkan selembar kertas pendaftaran kepada kepala sekolah.

Guru: "Ini daftar peserta seleksi bela diri tahun ini. Jumlah peserta kali ini lebih banyak dari sebelumnya, mencapai 80 orang dari berbagai kelas."

Kepala sekolah menerima kertas itu dan mulai membaca daftar nama-nama yang terdaftar. Matanya sedikit membelalak saat melihat nama tertentu.

Kepala Sekolah: "Hoh… Menarik. Sepertinya ada beberapa nama yang cukup mengejutkan di sini."

Viscount Darius yang duduk dengan santai menyandarkan punggungnya ke kursi.

Darius: "Menarik? Siapa yang membuatmu terkejut?"

Kepala sekolah menyerahkan daftar itu ke Darius, yang kemudian mulai membaca daftar nama satu per satu. Sesaat kemudian, ia tersenyum tipis.

Darius: "Nijar, ya? Bocah itu ikut serta juga?"

Duke Bruno yang sebelumnya tidak terlalu memperhatikan, tiba-tiba menunjukkan reaksi berbeda. Bukan karena Nijar, melainkan karena nama lain yang ada di daftar itu.

Bruno tersenyum tipis: "Hmph… Bukan hanya Nijar. Reiner juga mendaftar."

Darius mengangkat alisnya, sedikit terkejut.

Darius: "Oh? Biasanya anak itu tidak peduli dengan seleksi semacam ini, bukan?"

Bruno tidak langsung menjawab, tatapannya masih tertuju pada nama Reiner Erling, putra kedua adipati.

Bruno: "Ya, dia tidak pernah tertarik dengan turnamen ini sebelumnya. Entah apa yang mendorongnya kali ini..."

Darius tersenyum kecil, menyadari sesuatu.

Darius: "Mungkin karena Nijar?"

Bruno melirik Darius, seolah ingin membantah, tapi tidak bisa. Ia tahu itu ada benarnya.

Bruno: "Hmph. Jika itu benar. Aku ingin melihat sejauh mana dia bisa berkembang."

Kepala sekolah yang sejak tadi memperhatikan mereka akhirnya angkat bicara.

Kepala Sekolah: "Bagaimanapun juga, seleksi ini akan lebih seru dibanding tahun-tahun sebelumnya. Dengan peserta sebanyak ini, pasti akan ada kejutan."

Bruno dan Darius saling bertukar pandang, keduanya tersenyum tipis.

Darius: "Ya… Akan menarik melihat bagaimana pertarungan berlangsung. Dan siapa yang akan keluar sebagai pemenang."

1
Rosita Rose
seru nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!