NovelToon NovelToon
Mr. D

Mr. D

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Anak Yatim Piatu / Percintaan Konglomerat
Popularitas:948
Nilai: 5
Nama Author: Nedl's

Menikah dengan pria yang bahkan belum pernah ia temui? Gila!

Ceira Putri Anggraini tak pernah membayangkan hidupnya akan berubah drastis dalam semalam. Dari seorang gadis yatim piatu yang berjuang di tengah kemiskinan, kini ia menjadi istri dari Daniel Dartanto, pria berusia 30 tahun yang kaya, dingin, dan penuh misteri.

Pernikahan ini terjadi karena utang budi. Tapi bagi Daniel, Ceira hanyalah kewajiban.

Satu atap dengan pria yang nyaris tak tersentuh emosi, Ceira harus bertahan dari tatapan tajam, sikap dingin, dan rahasia besar yang disembunyikan seorang Daniel.

Namun, semakin lama ia mengenal Daniel, semakin banyak pertanyaan muncul.

Siapa sosok yang diam-diam Daniel kunjungi di rumah sakit?
Kenapa hatinya mulai berdebar di dekat pria yang awalnya ia benci?

Dan yang paling penting—sampai kapan ia bisa bertahan dalam pernikahan tanpa cinta ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nedl's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18 Luka yang tak terlihat

Ruangan itu bernuansa putih, bersih, dan begitu sunyi. Hanya ada suara detak jantung yang stabil dari monitor di samping tempat tidur serta suara angin lembut yang menerpa tirai jendela. Aroma antiseptik memenuhi ruangan, memberikan kesan dingin yang semakin mempertegas betapa kosongnya hati seorang gadis yang kini terbaring di sana.

Bunga menatap lurus ke depan, tidak ada ekspresi berarti di wajahnya. Hanya sepasang mata kosong yang menyimpan banyak luka. Luka yang tak kasat mata, luka yang tidak akan pernah bisa sembuh seutuhnya.

Di kursi samping tempat tidurnya, seorang wanita berusia sekitar lima puluhan tahun duduk dengan angkuhnya. Brenda—ibunya—menyilangkan tangan di dada, menatap putrinya dengan tatapan penuh tuntutan.

"Jadi, kamu benar-benar menyerah begitu saja?" Suaranya terdengar tajam, menusuk setiap inci hati Bunga.

Bunga tidak langsung menjawab. Ia menarik napas panjang sebelum mengalihkan pandangannya ke arah ibunya. "Mama, aku sudah cukup menderita. Aku tidak akan kembali pada Daniel."

Brenda menegakkan punggungnya. Wajahnya yang masih tampak cantik meski mulai menua kini dipenuhi dengan ekspresi tidak terima. "Kamu bisa mengatakan itu karena kamu tidak tahu betapa hidupmu telah dibuang sia-sia, Bunga! Kamu pikir Mama bisa menerima kenyataan ini begitu saja? Kamu koma selama bertahun-tahun karena lelaki itu! Kamu kehilangan masa mudamu! Dan sekarang dia hidup bahagia dengan gadis lain? Kamu bisa menerima itu?!"

Bunga mengepalkan tangannya di atas selimut putih yang menutupi tubuhnya. Ia bisa merasakan kemarahan ibunya, tapi ia lebih marah lagi karena Brenda berpikir seolah-olah ia hanya boneka yang bisa dikendalikan sesuka hati.

"Aku tahu betul apa yang terjadi, Ma. Aku yang mengalaminya," Bunga berbicara dengan suara pelan, tapi nada suaranya penuh ketegasan. "Aku yang merasakan sakitnya, aku yang terjebak dalam kegelapan bertahun-tahun. Mama nggak tahu rasanya terbangun setiap hari tanpa tahu apakah esok masih akan ada atau tidak. Jadi tolong .... biarkan aku membuat keputusanku sendiri."

Brenda mendengus sinis. "Oh, jadi sekarang kamu menyalahkan Mama begitu? Kamu lupa siapa yang selalu ada untukmu selama ini?"

Bunga menatap ibunya dengan mata yang mulai memerah. "Mama? Sejak kapan Mama ada untukku?" suaranya mulai bergetar, menahan amarah dan kesedihan yang sudah terlalu lama ia simpan. "Selama aku kecil, Mama sibuk dengan pesta, menghambur-hamburkan uang Papa, dan meninggalkanku sendirian di rumah bersama para ART! Aku tumbuh tanpa kasih sayang Mama, tanpa kehangatan Mama! Dan sekarang, setelah aku salah jalan, setelah aku terjatuh, Mama baru muncul dan mencoba mengatur hidupku?"

Brenda terdiam. Tidak ada jawaban.

Bunga menggelengkan kepalanya, air mata mulai menggenang di matanya. "Mama tidak tahu betapa sepinya aku dulu. Tidak tahu bagaimana rasanya berharap ada seseorang yang akan menanyakan, 'Bunga, apa kamu baik-baik saja?' Mama tidak pernah ada untuk itu."

Hening.

Brenda akhirnya berdiri, menatap Bunga dengan mata yang penuh emosi. "Itu masa lalu. Sekarang Mama ingin memperbaiki segalanya! Dan satu-satunya cara untuk menebus semua ini adalah memastikan kamu mendapatkan kembali Daniel!"

Bunga menggeleng, kali ini lebih kuat. "Nggak, Mama. Aku nggak butuh Daniel untuk bahagia. Daniel sekarang sudah punya kehidupan nya sendiri. Biarkan saja dia."

Brenda mengepalkan tangannya. "Daniel berhutang padamu, Bunga! Dia yang membuatmu seperti ini! Kamu pikir itu adil? Kamu koma bertahun-tahun, sementara dia hidup nyaman? Nggak! Mama nggak akan tinggal diam! Kalau kamu tidak mau merebutnya kembali, biar Mama yang melakukannya untuk mu!"

Bunga menatap ibunya dengan penuh ketidakpercayaan. "Mama, jangan lakukan sesuatu yang melewati batas. Lagipula ini hidupku, bukan hidup Mama! Aku sudah lelah, aku hanya ingin hidup tenang!"

Brenda tertawa dingin. "Hidup tenang? Kamu pikir hidup ini sesederhana itu, Bunga? Kamu nggak tahu bagaimana dunia bekerja! Kalau kamu nggak mau merebutnya kembali, Mama yang akan bertindak. Daniel akan kembali padamu, entah bagaimana pun caranya!"

Bunga menatap ibunya dengan mata yang kini penuh amarah dan kepedihan. "Kalau Mama berani melakukan sesuatu yang merusak kebahagiaan Daniel, aku nggak akan pernah memaafkan Mama. Aku lebih memilih nggak memiliki Mama daripada harus merusak kehidupan rumah tangga orang lain."

Brenda membeku. Matanya melebar, seolah tidak percaya putrinya akan mengatakan hal seperti itu.

"Apa... yang baru saja kamu katakan?"

Bunga menghela napas berat, suaranya melemah. "Aku lelah, Ma. Aku ingin berdamai dengan masa lalu, dan itu berarti membiarkan Daniel pergi dari hidupku."

Brenda menatapnya lama, lalu tanpa berkata apa-apa lagi, ia mengambil tasnya dan berjalan keluar ruangan dengan langkah cepat.

Begitu ibunya menghilang dari pandangan, Bunga akhirnya membiarkan air matanya jatuh. Ia menggigit bibirnya, menahan suara tangis yang hampir pecah.

Ia meraih dadanya yang terasa sesak.

Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia benar-benar merasa sendirian.

Namun, di tengah semua ini, ia tahu satu hal pasti.

Ia tidak akan membiarkan dirinya kembali ke masa lalu.

Daniel telah menemukan kebahagiaannya, dan Bunga juga harus menemukan jalannya sendiri.

Dengan atau tanpa dukungan ibunya.

...----------------...

Bunga menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong. Sekuat apa pun ia berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja, tapi hatinya tetap terasa hampa.

Ia telah melepaskan Daniel dan itu adalah pilihannya, kemudian memilih jalannya sendiri, tapi mengapa luka itu masih terasa begitu nyata? Seolah-olah waktu tidak benar-benar menyembuhkan apa pun, hanya mengajarkan cara untuk bertahan.

Ia menarik napas panjang, berusaha menenangkan dirinya. Di luar jendela, angin masih berhembus lembut, menggoyangkan tirai putih yang menggantung.

Dalam keheningan, pikirannya melayang kembali ke masa lalu—ke semua kenangan bersama Daniel, ke setiap tawa, pelukan, dan janji yang akhirnya hanya menjadi angin lalu. Jika waktu bisa diputar kembali, apakah ia akan membuat keputusan yang berbeda? Atau apakah semua ini memang sudah menjadi takdirnya?

Air mata yang sempat tertahan akhirnya mengalir pelan di pipinya. Tangannya gemetar saat perlahan turun ke perutnya. Tidak ada siapa pun di sana—tidak ada kehidupan, tidak ada harapan yang dulu sempat ia genggam dengan begitu erat. Andaikan ia tidak bertindak bodoh waktu itu, mungkin sekarang segalanya akan berbeda. Mungkin ia tidak akan sendirian di kamar ini, mungkin di dalam perutnya sedang tumbuh kehidupan kecil yang akan menjadi bagian dari cintanya dan Daniel. Dan kemudian mereka akan hidup bahagia bersama.

Namun, semuanya sudah terlambat. Ia harus menerima kenyataan bahwa tidak ada jalan untuk kembali. Yang tersisa hanyalah dirinya sendiri dan pilihan untuk melanjutkan hidup, meski tanpa siapa pun di sisinya. Bunga tahu dia kuat menghadapi ini semua.

BERSAMBUNG.....

1
seftiningseh@gmail.com
menurut aku novel nya bagus bgt aju aika bgt sama prolog nya bikin penasaran dan dari Simpsons nya juga bikin penasaran bgt
maka nya aku baru baca prolog nya

oh ya kak jangan lupa baca novel aju judul nya Istri kecil tuan mafia
Lalaluna: terimakasih kak, okaiii siap kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!