NovelToon NovelToon
Cinta Beracun Pak Gustav

Cinta Beracun Pak Gustav

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Hamil di luar nikah / Diam-Diam Cinta
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nara Diani

"Aku hamil lagi," ucap Gladys gemetar, ia menunduk tak berani menatap mata sang pria yang menghunus tajam padanya.

"Gugurkan," perintah Gustav dingin tanpa bantahan.

Gladys menggadaikan harga diri dan tubuhnya demi mimpinya menempuh pendidikan tinggi.

Bertahun-tahun menjadi penghangat ranjang Gustav hingga hamil dua kali dan keduanya terpaksa dia gugurkan atas perintah pria itu, Gladys mulai lelah menjalani hubungan toxic mereka.

Suatu ketika, ia bertemu dengan George, pelukis asal Inggris yang ramah dan lembut, untuk pertama kalinya Gladys merasa diperlakukan dengan baik dan dihormati.

George meyakinkan Gladys untuk meninggalkan Gustav tapi apakah meninggalkan pria itu adalah keputusan terbaik?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nara Diani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 33

"Pantas saja anak ini tidak terlihat dari tadi, sibuk pacaran rupanya," decak Gustav menatap sang asisten yang bukanya selalu siap siaga disampingnya malah asyik berduaan dengan perempuan.

Pria itu menghampiri mereka berdua dengan wajah kesal.

"Kenapa dia tidak datang?"

"Saya tidak tahu, nomornya mendadak tidak aktif dari sore tadi, Pak. Jujur saja saya jadi cemas pada Gladys," ujar Mita.

Gustav menaikkan alisnya tinggi. Ah, gadis yang bersama Nick itu ternyata adalah teman Gladys yang selalu mengekori gadisnya ke manapun ia pergi.

"Nick," panggil Gustav. Spontan Nick dan Mita terperanjat dengan suara berat Gustav.

Keduanya menoleh padanya, Nick menatapnya terkejut dan langsung cengengesan teringat ulahnya yang tiba-tiba menghilang meninggalkan sang atasan, sementara Mita membuang muka dengan ekspresi marah terpendam.

"Kucari-cari kau sejak tadi, rupanya kau malah pacaran di sini!" sinis Gustav.

Nick menggaruk tengkuk. "Maaf, Pak. Saya membantu Mita mencari tempat duduk, malah keasyikan ngobrol," tutur Nick cengengesan, aslinya dia takut gajinya dipotong.

Mita jadi merasa bersalah pada Nick dan akhirnya ikut bersuara membela pria itu.

"Ini karena saya, Pak. Tadi saya kena panic attack jadi Pak Nick membantu saya duduk, saya minta maaf," ujar Mita dengan wajah menunduk tak berani menatap pria itu.

Mata tajam Gustav terlihat sangat mengerikan walaupun dia tidak marah, dalam hati Mita diam-diam kagum pada Gladys yang tahan melihat wajah seram pria ini setiap hari.

"Biasanya teman saya yang nolong saya, Pak. Hari ini dia menghilang gak tau kemana," tutur Mita.

"Temanmu menghilang bukan berarti kau harus merepotkan asistenku," ujar Gustav dingin.

"Ayo, Nick. Ikut aku, ada pekerjaan yang harus kau selesaikan malam ini," ujarnya berbalik pergi dari sana, Nick mengikuti sang atasan.

Sebelum menyusul Gustav Nick menenangkan Mita terlebih dahulu. "Tenang saja Mita, mungkin saja Gladys ketiduran dan baterai ponselnya habis makannya dia tidak terlihat," ucap Nick.

"Terima kasih sudah menolong saya, Pak Nicky." Senyum Mita.

"Sama-sama, saya pergi dulu," pamit Nick, Mita mengangguk.

***

"Pak, mengapa Nona Gladys tidak datang ke pesta?" tanya Nick begitu mereka menjauh dari Mita dan keramaian pesta.

"Aku melarangnya," jawab Gustav datar.

Gustav membawa langkahnya pada balkon hotel yang sepi dan jauh dari keramaian. Bertemu dengan banyak orang menguras energinya, kepalanya juga sering sakit akhir akhir-akhir ini sehingga ia memutuskan keluar dari keramaian dan menyendiri.

Nick terdiam, seperti biasa, Gustav tidak pernah membiarkan Gladys tampil di depan publik. Pasti Gladys sangat kecewa tidak bisa menghadiri pesta ini.

Mereka memasuki area balkon, Nick menutup tirai balkon agar tempat itu lebih privasi.

Gustav berdiri di depan sana menatap gemerlap lampu-lampu kota.

"Nick, berikan," ujar Gustav menengadahkan tangannya.

Nick menghela napas, ia keluarkan sebungkus rokok yang selalu dia bawa ke mana-mana dari dalam jas, mengambil satu batang lalu ia nyalakan dengan korek.

Pria itu memberikan rokok yang sudah menyala pada tangan Gustav yang terbuka, langsung saja Gustav menghirup nikotin tersebut dalam-dalam hingga sesaat kemudian ia hembuskan asap dari hidungnya.

Nick menyimpan kembali sisa rokok ke dalam jasnya. "Saya tidak mengerti, Pak. Mengapa Anda selalu melarang Nona datang ke acara pesta yang ada Anda di sana," cetus Nick.

"Karena dia tidak pantas berada di sana," ucap Gustav menghembuskan asap ke udara.

"Tapi bukankah malam ini Nona bisa hadir sebagai anak magang biasa? Lantas mengapa Anda tetap melarangnya?"

Gustav diam, sesaat menatap langit malam yang tertutup oleh awan polusi, membuat tidak ada celah sama sekali untuk melihat bintang.

"Brica mulai mengincarnya," ucap Gustav setelah sekian lama diam. Wajah kecewa Gladys kembali terbayang di mata Gustav.

"Dunia luar berbahaya dan dia itu naif, Nick. Gladys bisa saja dijadikan sasaran empuk oleh musuh-musuhku. Aku tidak mau mereka membuat Gladys menjadi kelemahan yang bisa menghancurkan ku kapan saja," jelas Gustav menghela napas panjang.

Dunia bisnis itu tak luput dari hal-hal kotor, sebagai orang terpandang Gustav juga memiliki banyak musuh yang siap mengincarnya dari segala sisi.

"Lagipula Gladys itu gatal, dia bisa saja merayu pengusaha muda atau orang kaya lain dan berpindah Tuan jika dibiarkan bertemu dengan banyak orang!" desis pria itu lagi.

Membayangkan Gladys menggoda pria lain dan bergelayut di atas pangkuan mereka seketika membuat kepala Gustav pening dan dadanya memanas.

"Ck! Dasar jalang!" umpatnya melempar puntung rokok ke atas lantai, kemudian ia injak dengan keras.

Nick tersenyum miring, sekarang ia mulai paham alasan Gustav sebenarnya, yang Nick tangkap adalah Gladys itu cantik, salah satu pengusaha muda atau orang kaya lainnya bisa saja kecantol dengan kecantikan dan kelembutan Gladys dan Gustav tidak bisa terima itu.

"Nona Gladys bukan orang seperti itu, Pak," sanggah Nick.

"Dia gadis yang tahu batasan, buktinya dia menolak semua bantuan para teman lelakinya saat sebelum mengenal Anda," tutur pria itu membela Gladys.

Bukan mau berpihak tetapi Nick memang benar, dia menyelidiki latar belakang Gladys dan tahu sendiri jika Gladys anak yah baik dan polos sebelum Gustav menyeretnya ke ranjangnya.

"Sifat manusia bisa berubah kapan aja, Nick," desis Gustav membalikkan tubuhnya menghadap sang asisten.

Pria itu melipat tangan di dada ia sandarkan punggung pada pembatas balkon.

Nick mengangguk setuju, manusia bisa berubah. Tidak ada hal yang pasti pada diri manusia termasuk sifat, sifat bisa saja berubah tergantung situasi dan waktu.

"Anda benar, Pak. Sifat manusia bisa saja berubah. Seperti Nona Gladys, sekarang mungkin dia patuh pada Anda tapi suatu hari bisa saja dia muak dengan sifat Anda dan memilih pergi," sindir pria itu terang-terangan.

Gustav menatapnya tajam, ia tarik kerah kemeja Nick kasar.

"Apa maksud ucapanmu barusan Nicky Nugraha!" sergah Gustav. Mata pria itu menajam dan berkilat marah.

"Anda terlalu kasar Pak sedangkan Nona Gladys itu lembut, Anda mengurungnya seperti binatang membatasi segala aktivitasnya, menghamili lalu menyuruhnya untuk menggugurkan anak, guci cantik yang Anda pakai untuk menampung ego dan nafsu Anda itu sudah lama retak dan sebentar lagi akan pecah."

Bugh!

Gustav meninju wajah Nick keras hingga ia tersungkur ke lantai.

"Berani-beraninya kau melawanku!" hardik Gustav menarik kembali kerah kemeja Nick menyeretnya berdiri.

"Kau lupa siapa yang memungut mu dari jalanan hah?! Jika saja aku tidak berbaik hati memungut kau yang sedang mengemis waktu kecil kau tidak akan bernasib sebaik ini dan bertemu kembali dengan keluargamu!"

Bugh!

Ia layangkan kembali tinjuan keras pada rahang Nick dan ia tersungkur untuk kedua kali, darah segar menyembur dari hidungnya.

"Kau orang tidak tahu diuntung!"

Nick terbatuk-batuk memegang wajahnya yang lebam bukannya takut ia malah terkekeh sinis dengan bibirnya yang pecah berdarah.

"Saya sedang berusaha menyadarkan Anda karena saya peduli pada Anda jadi sadarlah sebelum semuanya terlambat Pak atau Anda akan menyesal seumur hidup!"

"Tutup mulutmu, Nicky!" hardik Gustav dengan mata nyalang.

"Aku sama sekali tidak peduli padanya, kalau dia pecah maka aku akan menggantinya dengan yang baru dan membuang yang sudah rusak itu."

"Pak Gustav!" teriak Nick sudah kehabisan akal menghentikan kegilaan atasannya itu.

"Saya mohon berhenti menyakitinya atau Anda akan menyesal seumur hidup Anda, atau semua hal yang Anda punya bahkan tidak akan mampu membayar secuil rasa sakitnya!"

"Kau salah, Nick. Sedikit pun aku tidak menyesal dan tidak akan pernah!" tekan Gustav melenggang pergi dari sana.

"Anda akan menjilat sendiri ludah Anda, Pak," geram Nick mendesis memegang rahangnya yang ngilu.

Demi Tuhan, Nick bersumpah jika Gustav terkena karma dialah orang pertama yang akan tertawa.

1
Chung Chung
Up
Ramlah Usman
Buruk
Myra Myra
kasihan hidup gladis
Myra Myra
lupakan gustac dah sesuai Ngan mu
Chung Chung
Up
Tình nhạt phai
Gokil abis!
Amanda
Seru banget deh!
Mina
Mantap jiwa banget, bikin nagih baca terus!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!