Umurnya baru saja sembilan belas tahun, tinggal satu semester lagi akan lulus dari kuliahnya, Stefanie di seret paksa dari asrama kampusnya.
Karena kakaknya melarikan diri, di hari pernikahannya, Stefanie terpaksa jadi pengantin pengganti, menggantikan kakaknya.
Stefanie mencoba berontak, tidak ingin menggantikan kakaknya, menikah dengan pria calon kakak ipar yang belum ia kenal.
Tapi, karena Ibunya mengatakan, hanya sebagai pengganti sementara saja, sebelum kakaknya kembali, Stefanie terpaksa setuju menikah dengan calon kakak Iparnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 31.
Mata Stefanie kembali berkedip, menatap Christopher, yang sedang menatapnya dengan tatapan hangat.
Stefanie tidak tahu harus berkata apa, karena ia merasa, masih belum memiliki perasaan dekat dengan Christopher, walau ada perasaan senang, setelah mengetahui lelaki remaja di dalam foto ternyata Christopher.
Stefanie menelan ludahnya, merasa gugup sendiri, dan juga canggung. Tapi Christopher terlihat begitu bahagia.
Senyuman Christopher, tatapan matanya, suara lembut dan ramah pria itu, terlihat menunjukkan, kalau Christopher sudah mengenal dirinya bertahun-tahun.
Dengan pelan Stefanie mencoba mendorong dada Christopher, karena ingatan akan masa kecilnya, yang tidak ia ingat sama sekali.
"Kak... sepertinya kita..!"
Christopher dengan cepat memegang tangan Stefanie, yang mencoba menjauh darinya.
"Mau kemana? jangan menjauh.. katakan saja di sini, apa yang ingin kau katakan, aku siap mendengarkan!" Christopher mengeratkan pelukannya pada pinggang Stefanie.
Stefanie merasakan pipinya merona, karena tubuh mereka yang terasa begitu rapat satu sama lain.
"Kak... "
"Hem... " jawab Christopher menatap Stefanie dengan lekat.
Christopher juga merasakan tubuh Stefanie yang menempel padanya, membuat dadanya berdebar, dan wajah merona Stefanie, membuat ia ingin mengecup bibir gadis mungil itu.
"A.. aku rasa.. kita terlalu rapat, bagaimana kalau kita duduk di sofa untuk bicara!" akhirnya suara Stefanie keluar juga, mengusulkan untuk tidak saling berpelukan seperti itu.
"Oh... baiklah!"
Dengan ringannya Christopher mengangkat tubuh Stefanie, yang sontak membuat gadis itu menjerit kaget, dan reflek mengalungkan tangannya ke leher Christopher.
Senyuman senang tersungging di sudut bibir Christopher, karena Stefanie berinisiatif memeluk lehernya, dan sampai wajah mereka bersentuhan.
"Kak... kenapa mesti di bopong sih.. aku kan bisa jalan sendiri!" protes Stefanie.
Christopher tidak mendengarkan nada kesal Stefanie, ia dengan pelan meletakkan Stefanie di sofa.
"Nah, tadi mau mengatakan apa? katakanlah!" ujar Christopher menatap Stefanie.
"A.. aku merasa belum terbiasa, kalau kita saling berdekatan, bagaimana kalau kita saling mengenal dulu.. sampai aku dapat mengingat masa kecilku yang hilang" ucap Stefanie dengan nada setengah ragu, dan hati-hati.
Christopher tersenyum mendengar apa yang di katakan Stefanie, ia dapat merasakan nada yang tidak yakin, dengan apa yang di ucapkan gadis itu sendiri.
"Baiklah, mari kita saling mengenal seperti pasangan umumnya, aku akan mengejar mu seperti pria pada umumnya, untuk mendapatkan gadis yang di sukainya!" kata Christopher dengan penuh semangat.
Stefanie terdiam mendengar perkataan Christopher, ini pertama kali baginya seorang pria, dengan terang-terangan menyatakan akan mengejarnya.
Di kampusnya, mahasiswa lelaki banyak yang tidak tertarik dengannya, walau ia terlihat cantik dan pintar, tapi latar belakang Stefanie, membuat para mahasiswa itu tidak menyukai Stefanie.
Latar belakang seseorang, memang akan menjadi prioritas utama bagi seorang pria maupun wanita, untuk mencari pasangan hidup.
Kelas sosial sangat penting bagi siapa saja, untuk panjat sosial, agar dapat memuaskan ego dan jaminan ekonomi mereka di masa depan.
Bagi lelaki manapun, Stefanie tidak dapat masuk dalam kandidat calon pasangan hidup.
Latar belakang Stefanie, seorang gadis yang lahir di luar pernikahan, dan hasil dari sebuah kesalahan, di luar kesadaran seorang pria yang sudah menikah.
Itu sungguh aib, yang membuat Ibu dari seorang pria manapun, tidak akan dapat menerima Stefanie sebagai menantunya.
Dan, saat ini seorang pria kaya, bukan kaya! tapi... lebih tepatnya pria super kaya, yang Stefanie lihat dari tempat tinggal Christopher, Mansion yang mewah.
Christopher seorang pria yang super tajir, karena masalah kemanusiaan, yang pernah ia lakukan pada pria itu, seperti yang di katakan Christopher padanya, karena ia lupa apa yang ia lakukan pada Christopher saat mereka masih kecil dulu.
Dan, karena pertolongannya itu, membuat Christopher jatuh cinta padanya.
Setelah memikirkan itu semua, Stefanie perlahan menganggukkan kepalanya, tanda setuju, kalau Christopher mengejar dirinya.
Senyuman Christopher terlihat begitu lebar, dan nyaris tertawa karena senangnya.
Ia pun spontan memeluk tubuh Stefanie, karena begitu senangnya, dan bahkan membawa tubuh mungil Stefanie duduk di pangkuannya.
"Jangan tarik lagi kembali apa yang telah kau katakan, ya?" ujar Christopher memeluk tubuh Stefanie dengan eratnya.
Stefanie menganggukkan kepalanya, ia berharap dengan lebih mengenal Christopher, masa kecilnya akan dapat ia ingat kembali.
Bersambung......