Sela sudah jadi janda di usia nya yang baru enam belas tahun karena masalah tentang pesugihan sang Ibu, setelah berusia dua puluh tiga tahun dia malah jatuh cinta pada seorang pria bernama Bara.
Tak lama mereka menikah, namun ada yang aneh saat menikah dan menjalani rumah tangga, sebab Bara selalu pulang menjelang maghrib dan pergi nya shubuh. apa lagi bila malam purnama, maka Bara tak akan pernah ada di rumah.
siapa kah Bara sebenar nya?
apa kah Sela akan mencari tau siapa sosok Bara ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24. Rosana datang
Walau agak pincang dan memang butuh waktu yang lama agar tulang bisa pulih kembali, namun sudah satu minggu ini Sela berusaha berjalan menggunakan tongkat agar kaki nya terbiasa dan bantuan Bara juga selalu menyokong dia agar menjadi kuat dan bisa menggunakan tongkat dengan benar supaya bisa berjalan nanti nya dengan luwes.
Padahal baru seminggu tapi Sela sudah bisa turun dari ranjang dan selalu jalan jalan menghirup udara segar di teras rumah, tepat hari ini pula Rosana dan Reza akan datang untuk melihat anak nya seperti biasa. namun kali ini agak berbeda, karena mereka mau sekalian bertemu dengan calon mantu yang sudah di ceritakan oleh Sela.
Maka nya mereka jadi semangat berangkat dan Bara di rumah Sela juga sibuk menyiapkan segala sesuatu nya agar calon mertua terpesona melihat dia nanti, tak lupa juga memasak dengan gaya nya yang seolah sangat ahli sekali, Sela saja kian terpana melihat Bara yang bisa melakukan apa saja.
Masak pintar, membersihkan rumah pun dia tidak enggan melakukan nya. tentu saja Sel kian mabuk kepayang di buat nya, rasa juga ingin segera memiliki agar bisa merasakan hidup bahagia. kini Sela sudah sangat yakin bahwa dengan Bara ia bisa melupakan mimpi buruk, sebab kemarin ia tidak bersama Bara dan mimpi buruk itu datang lagi.
Mau tidak mau pokok nya harus menikah dengan Bara agar bisa menghilang kan mimpi buruk, yang paling penting lagi itu adalah cinta nya. Sela memang mencintai Bara sepenuh hati, entah kapan cinta ini tumbuh di hati nya, namun yang pasti Sela memang sudah mencintai Bara, seorang pria yang ia temui tanpa sengaja.
Bara tau Sela sedang menperhatikan nya yang memanggang daging di depan rumah, dia tersenyum sekilas sembari melambaikan tangan membuat Sela kian mengembang saja perasaan nya untuk pria ini. kalau tidak malu dan juga kaki sehat, Sela akan berlari memeluk nya erat sampai tidak bisa mau lepas.
"Kenapa lihat aku terus?" Bara datang mendekati Sela.
"Tidak kok." Sela menggeleng malu di buat nya.
"Ngaku, aku tau kalau kamu melihat ku dari sini." Bara tersenyum dan mengusap pipi Sela.
"Kamu tampan sekali di lihat dari sini." ujar Sela mengakui dan membenarkan rambut Bara yang berantakan.
"Calon suami kamu memang harus tampan, malu dong sama calon mertua kalau tidak tampan." Bara tersenyum lebar.
"Sebentar lagi Ibu pasti akan datang, dia pertama kali akan mengomel soal kaki ku." Sela melirik kaki nya.
"Kamu sih tidak memberitahu Ibu, wajar lah dia marah padamu." Bara menjawab sambil memeriksa kaki Sela.
"Coba lihat lebih dekat." Bara meneliti lagi bagian yang sudah kendor perban nya.
Dengan teliti di perbaiki agar tidak berantakan dan Sela memeperhatikan wajah tampan pria ini dari samping, hidung nya yang mancung dan ada sedikit jambang di pipi nya membuat Bara kalau di lihat seperti aktor india yang begitu tampan.
"Terima kasih ya, Bar!" Sela meraih dagu Bara hingga mereka bertatapan.
"Apa memang nya yang sudah ku lakukan untuk mu sehingga kamu mengucapkan terima kasih?" tanya Bara menatap intens.
"Hadir mu sudah anugrah yang paling besar, kau hadiah untuk ku yang tidak terkira!" jawab Sela lembut membuat Bara terkesiap.
Bibir mereka saling mendekat dan memang Sela yang memulai duluan, hingga kemudian benda kenyal itu menempel dan lidah mereka bertemu. Bara menekan tengkuk Sela agar mereka bisa lebih rekat lagi, lidah saling membelit dengan gelombang cinta yang sangat dahsyat sekali. Bara memeluk erat tubuh kekasih nya, menciptakan getaran panas luar biasa.
BRUUUUMM.
Sontak sepasang kekasih ini melepaskan pangutan nya karena kaget mendengar suara mesin mobil yang datang mendekat, Sela juga kaget dan juga malu karena sudah pasti orang tua nya bisa melihat apa yang sudah mereka lakukan barusan. merah padam wajah Sela, karena tidak tau mau basa basi bagai mana akibat rasa malu ini.
"Tolong sambut mereka, aku malu." pinta Sela yang mau berdiri pun sudah tidak sanggup.
"Ayo aku bantu, enggak enak kalau aku cuma sendiri." Bara juga sungkan.
"Berdirikan aku, jangan sampai mereka melihat aku sangat kesakitan." bisik Sela segera di bantu Bara berdiri tegak untuk menyambut orang tua nya.
Mata Rosana di dalam mobil membulat karena dia kaget melihat kaki anak nya yang sedang di perban, mana tadi dia juga melihat sang anak sedang ciuman hangat. dalam hati sudah bertanya tanya kenapa Sela sudah seberani itu, atau mungkin saja selama ini hubungan mereka sudah sangat sangat dekat dan dia saja yang tidak tau.
"Ini kaki kamu kenapa, Sela?!" pekik Rosana melihat keadaan Sela.
"Astaga, kamu juga pakai tongkat begini!" Reza juga ikut kaget melihat nya.
"Ya ampun salim dulu dong, Bu." Sela ingin mengalihkan pembicaraan dan menyalami Ayah serta Ibu nya, sama hal dengan Bara yang ikutan Sela.
"Kamu jujur sekarang, ini kaki kena apa dan kenapa Ibu tidak di kasih tau!" Rosana mau marah rasa nya.
"Cuma luka kecil aja dan udah mau sembuh kok ini, Bu." Sela agak tersenyum agar tidak canggung.
"Berarti udah lama lama dong luka nya, ini patah tulang kan?!" Reza jongkok melihat kaki Sela yang di perban.
"Cuma patah tulang dikit kok, Yah." lirih Sela takut kena marah orang tua nya.
"Mana ada patah sedikit, Sela! yang nama nya patah tulang tu ya patah, enggak ada sedikit atau banyak." Rosana sudah mengoceh panjang lebar melihat keadaan anak nya sekarang.
Bara sedang diam saja karena masalah ocehan itu dia sama sekali tidak boleh ikut campur, sebab dia pun tau bagai mana rasa nya saat di ocehi oleh Ibu nya itu. jadi lebih baik diam saja dari pada di bilang sok ikut campur, bahaya kalau kesan pertama saja sudah tidak bagus.
"Ayo lah duduk dulu, baru aku akan cerita ya." ajak Sela.
"Ya sudah ayo duduk, biar sama sama tenang dan cerita nya juga lebih nyaman." Reza menengahi mereka.
"Ibu tu tau kamu ingin mandiri dan tidak membuat beban, tapi ya enggak gini juga lah." Rosana menyerahkan Rea pada Reza yang sudah diam.
"Kemarin tuh hujan lalu aku kurang fokus jadi malah nabrak pohon di sana." jelas Sela.
"Pohon nya sampai mau tumbang itu!" pekik Reza yang tadi sempat melihat.
Sela mengangguk sambil tersenyum karena tambah takut pula dengan tatapan Rosana yang seakan mau menelan diri nya. memang salah Sela juga karena saat tabrakan malah tidak memberi tau orang tua nya, karena Sela tau Rosana akan panik sekali.
Bara versi manusia normal ya.
kukira di edisi ini akan aman sentosa🤭, ternyata ada nyawa2 yang terancam dan berujung pada kasus yang menggemparkan.
#menungguTokohUtama
#kembalinyaKakakAdik
#Beraksi
kasih bintang 🌟 🌟 dua aja... kerjanya kurang bagus... perlu latihan lagi...🤣🤣🤣🤣