🥉Juara 3 lomba Wanita Kuat.
IG= Erna Less22
FB= Erna Liasman
EKLUSIF HANYA DI NOVELTOON, JIKA ADA DI TEMPAT LAIN ATAU DENGAN AKUN BERBEDA BERARTI PLAGIAT! LAPORKAN!!
Dewi Maha Putri adalah nama seorang wanita yang jago bela diri, kuat, tangguh dan dingin, ia punya pengikut yang banyak. Ia sudah terkenal di penjuru dunia. Siapa yang tidak mengenalnya?
Ia sering mengikuti kompetisi-kompetisi bergengsi Internasional, bahkan tuan rumah di setiap Negara memanggilnya master. Baik itu preman jalanan, geng kecil maupun besar menjulukinya sebagai Dewi pembunuh, karena ia sangat kejam. Ia bahkan pernah mengusir teroris dari suatu negara di pukul mundur di buatnya dan ia juga pernah membantai bos mafia besar hanya dengan dirinya sendiri.
Sayangnya, ia mati di jebak oleh musuhnya yang tidak ia kenali. Akan tetapi di dalam mobil itu ternyata terpasang bom alarm, di situlah ia mati dengan tragis.
Dewi di beri kesempatan kehidupan kedua dan ia pun berpindah ke tubuh seorang gadis malan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
"Baiklah, malam ini aku biarkan," ucap Zeiro mengalah. Ia pindah ke kamar tamu.
"Tuan mau ke mana?" tanya pelayanan rumahnya.
"Oh, aku mau tidur," jawab Zeiro.
"Tidur di mana? Bukan kah kamar Tuan ada di sana," ucap pelayan itu menunjuk arah barat, karena kamar Zeiro ada di sana, sedangkan Zeiro menuju arah timur.
"Iya, malam ini aku tidur di kamar tamu, biarlah saja gadis itu di kamar ku," ucap Zeiro yang langsung masuk ke kamar tamu dan tidur di sana.
Pelayan itu melongo, tak biasanya Tuan yang terhormat itu seperti ini, membiarkan orang asing tidur di kamarnya, mungkin kah Tuannya sudah membuka pintu hatinya untuk wanita?
***
Ke esokkan paginya.
Zeiro membuka pintu kamarnya dengan menggunakan remot kontrol dan otomatis pintu itu terbuka.
Zeiro masuk ke dalam kamar melihat Dewi yang tidurnya di luar kebiasaan anak gadis tidur lainnya.
"Orang jago bela diri tidurnya beda ya," ucap Zeiro menyengir, Karena tidurnya kaki di atas sandaran tempat tidur udah begitu terkangkang lagi.
"Sungguh wanita yang berbeda dari yang lain, tapi dia cukup manis saat sedang tidur," ucap Zeiro mendekati Dewi. Ia mendekati wajah Dewi yang masih tertidur lelap, Zeiro tersenyum dan mencolek hidung Dewi.
Secepatnya Dewi menangkap tangan Zeiro, ia menarik tangan Zeiro dengan kuat membuat wajah Zeiro 1 cm dari jarak wajahnya, Dewi mencium bau Zeiro dengan keadaan mata terpejam
"Sangat wangi, bau lollipop, he-he-he aku ingin mengigitnya," ucap Dewi membuka mulutnya besar-besaran dan bersiap ingin mengigit pipi Zeiro.
"Hey! Apa yang ingin kau lakukan!" teriak Zeiro menarik tangannya berusaha melepaskan diri.
"He-he-he lollipop ku yang manis, jangan pergi, sini-sini datang sama kakak lollipop ku yang manis," ucap Dewi mengapai-gapai tangannya.
"He-he-he kau sangat ingin mencicipi ku ya," ucap Zeiro menyengir, ia mencium pipi Dewi seketika Dewi terbangun.
"Astaga!" teriak Dewi terbangun.
"Kenapa?" tanya Zeiro melipat tangannya tersenyum.
"Bisa-bisanya aku mimpi buruk," ucap Dewi membuka selimutnya dan turun dari ranjang.
'Bisa-bisanya ciuman ku itu dia bilang mimpi buruk, tapi tidak apa-apa dari pada pipi ku yang di gigit olehnya,' batin Zeiro.
"Ya sudah, sana mandi, barang-barang mu yang waktu itu sudah di siapkan ada di kamar tamu, setelah bersiap-siap kita langsung naik jet pribadi ku, kita sarapan di sana," ucap Zeiro mengambil handuknya dan masuk ke dalam kamar mandi.
Dewi menuju ruang tamu yang di tunjuk Zeiro dan masuk ke dalam kamar untuk segera bersiap-siap.
Di saat sedang mandi, Zeiro tersenyum. "Bisa-bisanya aku menciumnya," ucap Zeiro mematikan Shower dan kembali masuk ke dalam kamar.
"Astaga! Baru ku sadar, ternyata di dalam koper ini berisi dress, apa dia ingin menjadikan ku wanita feminim kali ya," ucap Dewi yang terpaksa harus memakai pakaian di dalam koper lalu mengikat rambutnya kuncir kuda, seolah-olah kembali dengan wajah cupunya.
Dewi keluar dengan membawa kopernya dan melihat Zeiro memakai stelan jas dengan rambut di sisir kebelakang membuat ia sangat keren.
Zeiro terkejut dengan penampilan Dewi yang pernah ia lihat di foto saat para asistennya memeriksa data pribadinya.
"Kau yakin pergi dengan penampilan seperti ini?" tanya Zeiro menekuk alisnya.
"Kenapa? Apa tidak boleh?" ucap Dewi mengangkat bahunya.
"He-he-he benar juga, kecantikan kamu hanya boleh aku sendiri yang melihatnya," ucap Zeiro meletakkan tangannya di dagu.
"Hilangkan pikiran mu itu, ayo cepat pergi aku sudah lapar," ucap Dewi berjalan terlebih dahulu.
"Ternyata perutmu lebih penting ya," ucap Zeiro mengikuti Dewi dari belakang, mereka masuk ke dalam mobil, koper Dewi di angkat asisten Zeiro masuk ke dalam bagasi mobil.
Perlahan-lahan mobil pun melaju meninggalkan rumah itu. Jantung Dewi dag-dig-dug dengan kencang, karena hari ini di mana ia akan pulang ke negeranya.
Bagaimana perasaannya saat ia melihat kembali pacar dan adik sepupunya, ia sangat tidak sabar untuk memeluk mereka, ia sadar dengan keadaan dia saat ini, yang penting ia ingin melihat mereka berdua.
Sesampainya di bandara, mereka pun naik jet milik Zeiro dan Perlahan-lahan jet pun lepas landas, pramugari datang menghampiri mereka dengan membawakan sarapan.
"Silakan Tuan Nona," ucap pramugari cantik itu tersenyum ramah.
Dewi langsung melahap makanannya karena perutnya keroncongan.
"Pelan-pelan Makannya, tidak ada yang ingin berebut dengan mu," ucap Zeiro.
"Tidak bisa, aku harus makan dengan cepat agar makanannya cepat turun ke dalam ?perut," jawab Dewi.
"Terserah kamu saja, yang penting jangan sampai tersedak saja," ucap Zeiro mengunyah makanannya dengan pelan.
Perjalanan beberapa jam itu akhirnya mereka pun sampai di Negera Q, mereka turun dari jet dan menghirup udara segar di bandara. Tak terasa air mata Dewi mengalir.
'Aku pulang,' batin Dewi terharu.
"Hey, kenapa kau menangis?" tanya Zeiro melihat bulir bening itu mengalir di pipinya.
"Eh bukan apa-apa, anginnya terlalu kuat membuat mataku berair," ucap Dewi menyeka air matanya.
"Ayo masuk mobil, kita akan pergi ke tempat pertandingan di sana ada penginapan khusus untuk peserta, di sana juga sudah ada peserta dari kelompok kita yang sudah menunggu," ucap Zeiro.
"Iya," angguk Dewi tersenyum.