Tampan, Kaya, dingin, dan Cuek
Itulah yang bisa menggambarkan sosok Aston Max Matthew yang hampir sempurna. Siapa yang tidak mengenal sosok Aston yang begitu banyak di sukai kaum hawa siapapun yang melihatnya pasti akan langsung jatuh cinta kepadanya. Tapi yang mengenal Aston dia adalah pria yang pemarah, suka mengatur, cuek dan tidak suka jika ucapannya di tentang.
Cantik, Polos, dan Pendiam
Seperti itulah sosok wanita bernama Ayana Yovanka, Wanita yang sudah mandiri sejak kepergian ayahnya yang sudah lama meninggal. Di mana Ayana harus bekerja keras untuk pengobatan sang bunda yang sudah lama sakit. Namun takdir berkata lain ketika saat Ayana di pertemukan dengan pria yang bernama Aston yang mengubah semua takdirnya.
Tapi di suatu kejadian membuat mereka menjadi dekat, akankah kisah mereka seperti kisah novel yang berakhir happy ending atau malah menjadi sad ending?
Ikutin cerita Marriage With CEO.
Update sesuka hati❤️
Start 14 Desember 2024
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dwinabila04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Marriage With CEO | 25. Failed spy
Malam hari ini rumah Ayana begitu ramai karena kedua orangtua Aston berkunjung ke rumah mereka berdua setelah mendengar kabar jika Aston sakit. Walaupun tidak begitu parah sakitnya namun kedua orangtua Aston tetap datang sambil membawa beberapa makanan untuk mereka berdua.
Saat Aston sedang santai bersama papa nya, sedangkan Ayana bersama dengan mertuanya yang mengajari beberapa masakan yang begitu Aston sukai. Aston memang bukan tipe pria yang pilih-pilih makanan karena semenjak ia menikah hingga sekarang Aston tidak pernah protes prihal masakan yang Ayana buat terkecuali bubur yang tidak begitu Aston sukai. Akan tetapi Ayana akan terus berusaha agar Aston menyukai bubur buatan Ayana.
"Apa Aston selalu membuatmu kerepotan dengan tingkah kekanak-kanakannya?" tanya Nyonya Rosvelina.
"Kekanak-kanakan? Maksudnya bagaimana, Ma?" tanya Ayana yang kebingungan.
"Apakah Aston belum menunjukan sikap manjanya?"
Ayana menggelengkan kepalanya. Namun Ayana teringat kembali kejadian di saat mereka berada di kantor di mana Ayana membantu Aston untuk berjalan.
"Ada, Ma. Cuma dia memeluk Ayana dan mencium pipi Ayana itu saja,"
"Kalau begitu kamu masih mengetahui sifat aslinya lima persen karena Aston itu tipe pria yang begitu manja saat sedang sakit,"
"Benarkah itu, Ma." Ayana tertawa kecil saat mendengar penuturan sang Mama.
Tampang boleh dingin namun sifat tidak bisa menutupi itu semua. Satu persatu sifat Aston mulai Ayana ketahui di mana ia bisa menyeimbangnya.
Setelah masak telah usai saatnya mereka makan bersama-sama. Momen yang jarang mereka lakukan karena dua keluarga yang sama-sama memiliki kesibukan masing-masing hingga untuk makan malam saja begitu jarang. Saat awal menikah Aston sudah berpesan kepada Ayana jika ia membenci makan sendiri. Maka dari itu Ayana selalu menemani Aston makan entah itu Ayana sudah kenyang.
Makan malam hari ini begitu istimewa membuat Ayana begitu bahagia. Ayana begitu bersyukur dengan takdir yang mempertemukan antara ia dan juga Aston. Walaupun di awali dengan kesedihan namun sekarang kebahagiaan Ayana bertambah berkali-kali lipat. Tanpa sadar Ayana melamun sendiri hingga Aston menyadari istrinya sedang melamun.
"Kenapa sayang?" tanya Aston.
Ayana menatap Aston sambil memberikan senyuman kepadanya. "Aku tidak apa-apa, aku cuma mau bilang terima kasih sama kamu." Jawab Ayana sambil membelai lembut pipi As,ton.
Aston mencium kening Ayana hingga membuat Grizella melempar potongan buah anggur kepada Aston. Bukan marah Aston malah menggoda Grizella di mana Aston mencium Ayana bertubi-tubi.
...•••...
Sudah satu jam yang lalu Ayana terus mengomel karena ulah Aston di mana Aston ingin bekerja padahal ia belum seratus persen pulih dari demamnya. Namun Aston begitu memaksakan dirinya untuk tetap bekerja.
"Jika kamu demam lagi aku tidak akan peduli lagi," ucap Ayana yang merajuk.
Aston melihat istrinya sedang menahan emosinya itu pun menghampirinya. Aston berlutut di hadapan Ayana dan mengelus pipi Ayana.
"Aku punya tanggung jawab yang begitu besar sayang, jadi jika aku berdiam diri di rumah selama tiga hari maka aku tidak tau apa yang akan terjadi di perusahaan," jelas Aston yang memberi pengertian kepada Ayana.
"Tapikan kamu masih demam, jika kamu memaksakan diri kamu bisa tambah demam," ucap Ayana.
"Aku baik-baik saja sayang. Aku akan ke kantor sebentar saja setelah itu aku akan pulang," ucap Aston.
"Benarkah itu?" Tanya Ayana memastikan.
"Iya sayang, aku janji." Jawab Aston.
"Oke kalau begitu kamu boleh pergi bekerja namun jika kamu merasa pusing kamu harus segera pulang,"
"Iya sayang."
Setelah perdebatan singkat itu akhirnya Ayana mengijinkan Aston untuk pergi bekerja. Setelah menyiapkan kebutuhan Aston seperti biasanya Ayana mengantar Aston ke depan untuk rutinitas seperti biasanya.
Saat mobil Aston meninggalkan rumah Ayana menghentikan langkahnya saat melihat pelayan wanita yang sedang menatap Ayana sekilas. Entah semenjak kedatangannya Ayana tidak menyukainya. Walaupun ia bekerja hanya di pagi hari hingga sore hari namun Ayana tetap tidak menyukainya.
...•••...
"Jadi benar dia anak buah yang di kirim Jesper ke rumahku?" tanya Aston kepada Hadwin.
"Benar Tuan, dia adalah anak buah Jesper. Setelah di selidiki dia bekerja dengan Jesper sekitar tiga tahun,"
Aston sudah menduga jika akan ada balasan yang Jesper lakukan kepadanya. Namun yang Aston herankan kenapa anak buah Jesper bisa lolos masuk ke dalam rumahnya. Karena rumah Aston begitu ketat penjagaannya.
Inilah alasan kenapa Aston memaksakan untuk bekerja karena ia menyelidiki wanita yang ada di rumah mereka yang muncul secara tiba-tiba. Tak berpikir panjang lagi Aston kembali ke rumah untuk memecat wanita itu. Karena Aston tidak ingin hal yang tidak ia inginkan terjadi kepada keluarganya.
Setelah memutuskan untuk pulang hal pertama yang Aston cari adalah sang istri.
"Ayana!"
"Ayana!" Panggil Aston.
Aston mencari istrinya di perkebunan Ayana namun tidak Aston temukan. Rasa khawatir sudah mulai merasuki Aston karena ia tidak berhasil menemukan Ayana.
Namun ketika Aston ingin keluar rumah untuk mencari Ayana sebuah panggilan menghentikan langkah Aston.
"Aston, ada apa?" tanya Ayana.
Alih-alih menjawab Aston berlari memeluk tubuh Ayana begitu erat.
"Aston, ada apa? Apa demam mau makin tinggi?" tanya Ayana lagi.
"Tidak, demam ku sudah mulai turun," jawab Aston.
"Apa kamu melihat pelayan muda itu?" Sambung Aston.
"Kenapa kamu mencarinya? Ada urusan apa kamu dengannya?" Ayana menatap sinis kearah Aston.
Bukan malah marah kembali Aston malah tertawa melihat tingkah Ayana.
"Kamu akan mengetahuinya setelah ini." Aston mengandeng tangan Ayana untuk mengikutinya.
Aston menyuruh pelayan lamanya untuk memanggil pelayan muda itu untuk menemui Aston. Tak lama setelah itu pelayan muda itu datang dengan wajah yang ketakutan.
"Tuan memanggil saya?" Tanyanya.
"Duduklah dulu," perintah Aston.
Seperti instruksi yang Aston katakan pelayan itu pun duduk di kursi yang tak jauh dari mereka. Aston memberikan amplop coklat kepada pelayan itu.
"Bukalah." Ayana yang tidak mengerti apa yang sedang terjadi namun ia hanya melihat saja.
Pelayan muda itu membuka amplop berwarna coklat itu. Di mana itu ada sebuah berkas-berkas yang menunjukan identitasnya, yang itu artinya ia sudah ketahuan oleh Aston.
"Berapa Jesper membayar mu untuk datang kemari?" tanya Aston.
Setelah mendengar nama Jesper di sebuah oleh Aston sekarang Ayana mengetahui jika pelayan ini di perintah oleh Jesper untuk memata-matai Aston.
Tidak ada jawaban yang keluar dari mulutnya membuat Aston habis kesabaran namun karena ia bersama dengan Ayana urung Aston keluarkan amarahnya.
"Jika kamu tidak berbicara maka aku akan memasukkan mu ke penjara karena sudah berani menyusup rumahku," ancam Aston.
"Saya adalah kekasih Jesper yang di perintahkan olehnya untuk memata-matai anda agar saya bisa menyusup ke ruangan kerja anda untuk mengambil beberapa berkas penting perusahaan anda," jawabnya.
Aston juga Ayana sama-sama terkejut ketika wanita itu berkata jika ia adalah kekasih Jesper. Karena yang mereka tau jika Xaquila adalah kekasih Jesper namun kenapa Jesper memiliki kekasih lagi. Apa dia adalah selingkuh Jesper. Entahlah mereka berdua tidak akan memikirkan hal itu.
"Kamu boleh pergi sekarang." Ucap Aston menyuruh pelayan muda itu pergi dari rumahnya.
Aston dan juga Ayana tidak habis pikir kenapa Jesper melakukannya. Mungkin karena ia dendam kepada Aston maka dari itu Jesper menyuruh wanita itu untuk memata-matainya.
"Apa Jepser dan Xaquila sudah putus?" tanya Ayana kepada Aston.
Aston menatap Ayana. "Aku tidak tau itu sayang jadi jangan tanyakan itu kepadaku." Jawab Aston.
Bener juga apa yang di katakan oleh Aston karena Aston sudah tidak memperdulikan Xaquila lagi semenjak Xaquila berkhianat.
...•••...
Plak
Satu tamparan mengenai wajah kekasih Jesper yang lima menit lalu berada di rumah Jesper. Memang sejak dulu Jesper suka main tangan tidak terkecuali dengan Xaquila pun Jesper melakukannya.
"Apakah kau tidak dapat menjalankan tugas semudah itu?"
"Kenapa kamu bisa ketahuan? Apa kau melakukan pergerakan yang mencurigakan sehingga Aston mengetahui dirimu,"
"Aku tidak melakukan apapun, namun ia curiga karena hanya aku pelayan muda yang berada di rumahnya. Istri Aston pun sudah curiga awal aku berada di sana," jawabnya.
"Pergi dari sini!!! Dan aku tidak ingin melihat mu lagi!!!" Usir Jesper.
Setelah kekasih Jesper pergi sebuah ketukan pintu terdengar. Jesper melangkahkan kakinya untuk membukakan pintu untuk melihat siapa yang datang ke perusahaannya yang hampir bangkrut. Karena setelah Aston berhasil mengalahkannya Jesper kehilangan sahamnya yang membuatnya kehilangan beberapa pegawainya.
Pintu terbuka menampilkan Aston juga dua pria yang berbaju polisi.
"Benar ini tuan Jesper?" tanya polisi itu.
"Benar. Ada apa anda mencari saya?"
"Anda kami tangkap atas penyusupan di kediaman keluarga Matthew." Polisi itu memborgol tangan Jesper untuk di bawa ke kantor polisi.
"Pak, saya ingin berbicara sebentar," ucap Aston.
Polisi itu membiarkan Aston berbicara empat mata dengan Jesper.
"Bukankah sudah ku katakan untuk tidak menganggu keluarga ku? Lalu kenapa kau memasukkan orang ke rumahku? Apa kau ingin mencuri informasi tentang perusahaan ku? Dan kau akan membuat perusahaan ku hancur seperti milikmu? Itu tidak akan terjadi Jesper. Jadi silahkan menikmati rumah barumu." Ucap Aston.
"Aku akan membalas mu Aston!!!" Teriak Jesper ketika ia di bawa oleh polisi.
Hati Aston cukup lega saat berhasil memenjarakan Jesper karena dengan begitu keluarganya akan aman.
Aston akan bersiap-siap untuk menjawab satu persatu pertanyaan yang akan di ajukan Ayana maupun keluarga prihal penangkapan Jesper. Di luar gedung Aston melihat Xaquila yang menatap kepergian mobil polisi yang membawa Jesper.
Xaquila yang melihat Aston baru saja keluar dari perusahaan Jesper membuat Xaquila menghampirinya.
"Apa yang kau lakukan terhadap Jesper?" Walaupun status mereka sudah putus namun Xaquila masih ada rasa sedikit kasihan kepada Jesper.
"Seperti yang kau lihat ia telah mendapatkan karmanya." Jawab Aston.
Xaquila tidak habis pikir dengan ucapan Aston yang berkata dengan entengnya seperti itu. Saat Xaquila hendak menampar Aston sebuah tangan menahan lengan Xaquila membuat keduanya melihatnya.
"Apa kau ingin menampar pipi suamiku? Maka aku yang lebih dulu menamparmu."
Plak
Satu tamparan mendarat di pipi Xaquila membuat Aston menatap tidak percaya kearah Ayana yang berubah seratus derajat.
"Berani-beraninya kau menamparku!!" Ketika Xaquila hendak membalas tamparan Ayana tangan Aston lebih dulu menahan Xaquila.
"Cukup Xaquila!! Kau terima saja apa yang sudah menjadi takdirmu!!" Ucap Aston langsung membawa Ayana pergi.
"Aku akan membalas kalian berdua. Akan aku buat hidup kalian menjadi seperti yang aku alami sekarang."
Di dalam mobil Ayana memeluk tubuh Aston sejak tadi membuat Aston kebingungan.
"Kenapa kamu bisa tau jika aku berada di sana?" tanya Aston.
"Aku tadi datang ke kantor mu namun tidak aku temukan dirimu. Namun saat bertemu dengan Fany ia berkata jika kamu berada di perusahaan Jesper maka dari itu aku datang kemari dan menemukan mu sedang berduaan dengan mantan kekasih mu itu." Ucap Ayana dengan nada marah di akhir kalimat.
Aston mencium kening Ayana sekilas.