NovelToon NovelToon
KESEMPATAN KEDUA

KESEMPATAN KEDUA

Status: tamat
Genre:TimeTravel / Tamat / Cintapertama / Perjodohan / Balas Dendam / Time Travel / Selingkuh / Mengubah Takdir / Keluarga / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:11.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Maya Melinda Damayanty

Kaina Syarifah Agatha. Gadis cantik yang cerdas. Mengetahui dirinya dijodohkan dengan pria pujaannya. Sam.

Samhadi Duardja Pratama. Pria yang diidolai Kai, begitu nama panggilan gadis itu. Sejak ia masih berusia sepuluh tahun.
Sayang. Begitu menikah. Berkali-kali gadis itu mendapat penghinaan dari Sam. Tapi, tak membuat gadis itu gentar mengejar cintanya.

Sam mengaku telah menikahi Trisya secara sirri. Walau gadis itu tak percaya sama sekali. Karena Trisya adalah model papan atas. Tidak mungkin memiliki affair dengan laki-laki yang telah beristri.

Kai menangis sejadi-jadinya. Hingga ia terkejut dan mendapati kenyataan, bahwa ia mendapat kesempatan kedua.

Gadis itu kembali pada masa ia baru mengenal Sam selama dua minggu, sebagai pria yang dijodohkan dengannya.
Untuk tidak lagi mengalami hal yang menyakiti dirinya. Gadis itu mulai berubah.

Bagaimana kisahnya? Apakah Kai mampu merubah takdirnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MENGINGAT

Kaina duduk di ranjang queen size-nya. Gadis itu memandang plafon putih kamarnya. Kamar bercat dinding gradasi hijau dan biru, warna kesukaannya.

Berkali-kali ia meneteskan air mata ketika mengingat masa lalu yang membuat semua orang membencinya.

Kaina Agatha. Gadis berwajah oval. Hidung mancung dengan alis melengkung tebal dan rapi. Bulu mata lentik dengan iris hitam pekat. Bibir kecil bervolume.

Tinggi gadis itu hanya 160cm dengan berat badan 50kg. Tubuh berisi, dada dan bokong yang sesuai. Sangat sensual jika ia mengenakan baju seksi.

Belum lagi dengan otaknya yang di atas rata-rata. Gadis yang dari lahir makan dari sendok emas. Ia mewarisi kekayaan bernilai biliyunan rupiah. Gadis yang dari lahir langsung dicap sombong oleh orang-orang.

Umar yang sibuk dan Arin yang juga memiliki kegiatan amal. Ia tahu kedua orang tuanya bertemu di acara bakti sosial itu. Sang ayah langsung jatuh cinta dengan seorang wanita single parent.

Kaina mengingat pertama kali ia berulah. Waktu itu dia pulang dalam kondisi lelah, begitu sampai rumah ia tak mendapati para pekerja. Meja makan kosong, rumah sedikit kotor. Begitu ia melihat ke halaman belakang. Di sana para pekerja rumahnya tengah bersantai memakan rujak mangga yang mereka petik dari pohon belakang rumah.

"Hei ... enak-enakan banget ya kalian!" bentak Kai.

Semuanya terkejut. Mereka buru-buru merapikan semua sampah bekas mereka makan itu pun sekenanya.

"Mentang-mentang Ayah dan Ibu tidak ada, kalian santai-santai di rumah!" bentaknya lagi.

"Rumah berdebu, meja makan kosong. Ngapain aja kalian, Hah!' Kalian pikir hidup sendiri apa di rumah ini!" Kai terus memarahi para pekerja.

"Bereskan semua, rapikan! Jangan ada debu yang menempel sedikit pun!" titahnya angkuh.

"I-iya, Nona," jawab mereka sambil saling sikut.

"Cepat!" bentak Kai lagi.

Tiba-tiba Trisya datang. Ia pun menghampiri adiknya itu.

"Kenapa kamu marah-marah kayak gitu. Biar aja mereka santai," belanya.

"Loh, aku nggak ngelarang mereka santai kok. Sudah berapa lama mereka santai? Ini sudah jam berapa? Kalau ayah dan ibu pulang lihat rumah berantakan?" protes Kai membela diri.

"Ya, nggak usah pake bentak-bentak gitu. Mereka tahu kok tugas mereka. Kalau Ayah datang rumah masih kotor, mereka juga bakal ditegur Ayah kok," Trisya masih membela para pekerja.

"Trus mereka ngapain kalau masih ditegur. Katanya tau tugasnya. Ini sudah waktunya majikan mereka pulang loh. Bukannya langsung berbenah!" lagi-lagi Kai mematahkan pembelaan Trisya.

"Lagi pula, aku nggak sekali ini aja memergoki mereka duduk santai. Sudah empat kalinya ini. Kemarin aku nggak semarah ini kok negur mereka," lanjutnya.

Trisya pun tak bisa membela para pekerja. Gadis itu sebenarnya ingin membuat Kia merasa malu, karena berbuat kasar dengan para pekerja. Tetapi, Kia memiliki alasan kuat melakukannya.

Semenjak itu. Para pekerja mulai memusuhinya. Terutama Pak Udin. Gadis itu berkali-kali melarangnya merokok dalam mobil jika tengah menunggunya. Pak Udin langsung mengadu pada Trisya.

"Masa saya dilarang ngerokok, Non," begitu adunya.

Aduan sepenggal itu sampai di telinga Umar. Pria itu pun menegur putrinya. Tentu Kai membela diri.

"Iya, Kai melarang Pak Udin merokok. Karena pak Udin ngerokok di dalam mobil!" teriaknya berapi-api. "Kalau dia ngerokok di bawah pohon atau di warung nasi, aku marah. Baru itu jahat!"

Umar diam, perkataan putrinya tidak salah. Namun, Umar tidak menegur Udin sama sekali. Karena kesibukannya, ia pun lupa.

Kai menghela napas panjang. Selama ini ia kasar dengan para pekerja, karena ada alasannya. Ia tidak suka ketika pulang, rumah dalam keadaan kotor.

Dia adalah seorang nona. Apa salah jika menegur kasar setelah beberapa kali teguran tak diindahkan pekerjanya?

Dengan ayah dan ibunya. Kai hanya ingin mereka juga perhatian. Bukan hanya pada Trisya kakaknya saja. Umar lebih banyak memperhatikan Trisya dibanding putri kandungnya sendiri.

"Apa salahku, Yah?" tanya Kai. "Aku juga putrimu."

"Aku juga ingin perhatianmu saat itu. Aku mulai banyak berulah karena kau hanya melihat Kakak di matamu ... hiks .. hiks!" racau Kia.

"Bu, aku juga anakmu. Tetapi, nyaris semua perhatianmu kau alihkan ke Trisya. Kenapa?"

"Aku juga ingin dicium setiap pulang sekolah.Aku juga mau dibelikan es krim, mau dibelikan bando," ujarnya lagi dengan suara parau.

"Aku juga putrimu kan. Aku lahir dari benih pria yang mengangkat derajatmu dari seorang single parent. Maaf, bukan untuk menghinamu, Bu. Mestinya aku yang paling kau sayang dari pada putrimu yang lain dan selalu cari muka itu."

Kia menghapus jejak air matanya. Kini, ia mulai menghilangkan semua sikap egonya.

"Jika ini untuk kebaikan semuanya, biar aku mengalah. Aku akan pergi setelah kelulusan ini. Tinggal dua bulan lagi masa magang setelah itu sidang skripsi," lanjutnya bermonolog.

"Bang Sam. Selamat tinggal cinta pertamaku."

"Ayah ... aku pasti pulang dengan membanggakan mu. Maaf, aku akan menolak perjodohan ini," ujarnya lagi.

Kia sudah menyusun semua rencananya. Ia juga sudah mendaftar di salah satu universitas Kanada yang menawarkan beasiswa full.

Malam telah larut. Besok hari sabtu. Ia tak perlu pusing dengan pekerjaan karena besok libur. Universitas juga melarang para mahasiswa pekerja magang untuk mengambil lembur. Begitu juga larangan pada perusahaan. Karena Pemagang bukan pekerja tetap dan tidak terdaftar di serikat kerja.

Pagi menjelang. Kai berencana berolahraga di sekitar komplek perumahan. Ia sudah memakai training hitam panjang dibawah lutut. Kaos kaki dan sepatu sport. Membawa handuk kecil dalam saku.

Kai keluar kamar bersamaan dengan datangnya Trisya. Kai sedikit mengernyit dengan tanda merah di leher kakaknya itu.

"Kak, leher Kakak kenapa?" tanya Kai polos.

"Eh ... kenapa leher gue?"

Bau alkohol menguar. Kia langsung menjauhi wajahnya. Ia sangat terkejut kenapa kakaknya pulang dengan bau alkohol begitu kuat.

"Ah, sana Lo. Gue cape, tadi malam habis nemenin manager ambasador Gucci perwakilan Indonesia. Jadi maklum.lah gue rada teler!" jelasnya dengan mata sayu.

Gadis itu melewati Kai begitu saja dengan langkah sempoyongan. Umar keluar kamar bersaman dengan Arin. Mereka terkejut melihat kondisi Trisya yang kacau.

"Hai, Ayah ... hai juga Ibu ... aku masuk dulu ya," ujarnya lalu masuk kamar dan mengunci pintu.

Umar shock ketika tercium olehnya bau alkohol. Ia sangat marah, pria itu hendak mengetuk lagi pintu kamar Trisya, tetapi Arin langsung melarangnya.

"Udah, Yah. Biar aja dulu. Tunggu dia tenang. Baru kita tanya baik-baik. Jika langsung dimarahi. Ibu takut, dia buat ulah yang lebih gila lagi," ujarnya menenangkan sang suami.

Kai memilih untuk tidak ikut campur. Ini bukan ranahnya. Ia membiarkan ayah dan ibunya mengambil sikap atas kelakuan kakaknya itu.

Kaina melakukan pemanasan. Ia pun keluar gerbang rumahnya dengan berlari kecil. Hari masih pagi, baru saja pukul 08.15. sinar matahari sangat baik ketika di jam segini. Makanya ia sangat heran melihat orang berlari ketika subuh.

Kai berlari hingga taman. Di sana sudah banyak orang lalu lalang. Ada yang berolah raga, ada juga yang mencari peruntungan dengan menggelar dagangannya.

"Kai!" gadis itu menoleh.

"Eh,.Raihan!" sapa gadis itu pada manager restorannya.

"Tumben olah raga?" sindir pria tampan itu.

Raihan berkulit sawo matang. Dengan lesung pipit, postur tubuh tegap, hidung mancung. Raihan cukup tampan. Walau tinggi tubuhnya sama dengan Kai.

"Maksud Lo?" Kai memutar mata malas.

Raihan terkekeh. Ia pun mensejajarkan larinya dengan gadis itu. Hingga tiga putaran. Kai sudah merasa lelah. Ia pun langsung melakukan pendinginan, kemudian duduk.

Hela demi hela napas terdengar. Kai mengatur degup jantung karena habis berlari. Tiba-tiba sebuah botol air mineral tersuguh di depan matanya. Raihan memberikannya.

"Thanks. Nggak Lo kasih racun atau obat bius kan?" tuduhnya bercanda.

"Jiah, tega amat Lo. Emang gue seberani itu??" sangkal Raihan tak terima.

Kai hanya terkekeh pelan. Ia pun mulai mengingat apa yang mestinya terjadi hari ini. Seharusnya ia mengganggu seharian Sam. Menelepon atau mengirim spam pesan singkat. Baik melalui aplikasi wa atau SMS.

Namun sudah satu bulan lebih, ia tak lagi mengganggu pria cinta pertama, cinta sebenarnya cinta. Ia yang dulu begitu memuja Sam dan tidak pernah mendapat balasan yang sama. Malah kesakitan dan pengkhianatan di depan mata.

"Hei!" panggil Raihan membuyarkan lamunan Kai. "Ngelamun Lo ... kesambet setan bunderan ntar!"

"Iya, Lo setannya!" balas Kai meledek.

"Gue balik. Thanks ya!" ujar Kai sambil menggoyangkan botol minum yang dibelikan pria itu.

"Anytime!" sahut Raihan.

Sepergian gadis itu. Raihan menekan dadanya yang dari tadi tak berhenti berdebar. Ia yakin debaran itu bukan debaran biasa. Menatap kecantikan pemilik restoran tempatnya bekerja.

"Lo cantik banget. Sumpah!" puji Raihan bermonolog.

"Tapi, Gue sadar diri. Siapa Gue," lanjutnya.

Sedang di sebuah mobil. Sepasang mata menatap marah dari keakraban dua insan tadi. Ia sangat tahu pandangan pria terhadap gadis yang baru saja pergi itu.

"Kai itu milikku. Tidak akan ada yang bisa mengambilnya dariku!" ujarnya geram.

bersambung.

helow ... siapakah dirimu?

next?

1
💮me!_jun🌸
Kecewa
💮me!_jun🌸
Buruk
Rosanti
Luar biasa
Dwi Susilowati
menarik, bikin penasaran /Drool//Drool//Drool/
Dwi Susilowati
Buruk
Nabila Al Adibah
Luar biasa
Huri Jr
wes pecat wae pak,
Nursanti Ani
buat ap d kasih kesempatan kedua,,tp masih bego,planga plongo/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Amia
ah bodah si kai,,, kenapa harus sama sam,,,ini yg nulis gimana sih ,,,kecewa baca ni novel. ,,,,,
Nurhayati
si arin g ada taubat na y masa ank sendiri dbgtu😩😩😩kl w jd ank na masa bodo ma si arin biar cepet mati aza sxan
𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟
terima kasih telah membuat semua merasakan bahagia
Nurhayati
siapa loe enk aza udh ngeklaim kai🤦🤦🤦
𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟
betul itu lebih baik dimadu daripada diracun
Nurhayati
waaah SuE bgT tuch paRa pembanTu🤦🤦
Hardiana Rahim
mmgnya wanita dinilai dr kemampuannya mmbagkitkan hasrat pria gt???
𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟
sudah kena kangker stadium 4, mata sudah buta tidak juga insaf arin.......arin
𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟
aamiin
Sri Lestari
ini manusia gak waras...sakit jiwa
Nurharni Nurharni
kok ada ya ibu kandung seperti itu
Nurharni Nurharni
baru tau kamu sam selama ini kemana aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!