menceritakan tentang pernikahan paksa antara Latifa siswi kelas 2 sma dengan Sandi seseorang yang sangat populer di kalangan kaum hawa. Sandi adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di unkversitasnya.
akankah kehidupan rumah tangga mereka baik-baik saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rill Ridho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sah....
Malam itu dilangsung kan sebuah pernikahan yang bisa di katakan sangat sederhana. Dalam waktu 2 jam Santi bisa menyiapkan segalanya dan setelah Fatan pulang, mereka langsung melaksanakan momen sakral itu.
Sandi mengucapkan ijab kabul dengan suara yang lantang dan tepat.
Pernikahan yang hanya dihadiri oleh keluarga kedua pihak itu berlangsung haru, Mita dan Fatan tidak bisa menahan tangisnya.
Mereka memang ingin menikahkan putri mereka dengan Sandi, tapi tidak seperti ini. Tapi mau gimana lagi, dari pada anak - anak mereka melakukan hal yang bukan - bukan makanya mereka sepakat untuk mempercepat pernikahan itu, yang seharusnya akan di lakukan 3 bulan lagi.
"Puas lo!!! " seru Latifa pada Sandi yang saat ini sedang duduk di sebelahnya.
Sandi hanya diam tidak membalas ucapan gadis yang sekarang sudah resmi jadi istrinya itu.
Setelah selesai akad, kedua mempelai pun berdiri dan menghampiri kedua orang tua masing - masing.
Latifa tidak mengucapkan sepatah kata pun pada kedua orang tuanya, ia hanya diam dan mencium kedua tangan orang tuanya.
"Mas, sepertinya Tifa marah banget sama kita. " bisik Mita.
"Bukan kita tapi kamu aja... Siapa suruh mempercepatnya dan lagi pula, bagaimana bisa kamu tidak mempercayai putri kamu sendiri. " ujar Fatan. Dia tadi sangat kaget saat mengetahui kalau pernikahan putri keduanya itu di lakukan malam itu juga dan yang lebih mengejutkannya adalah saat mendengar alasannya. Fatan tidak habis pikir dengan jalan pikir sang istri.
"Mah... Apa aku sudah boleh ke kamar? Capek banget dan gerah juga. " kata Latifa.
"Sayang... Tunggu dulu, mulai malam ini kamu tidak tinggal dengan orang tua kamu lagi... "
"Terus Tifa tinggal dimana? " potong Tifa kaget.
"kamu akan tinggal di rumah tante bersama Sandi. " jelas Santi.
"Tidak bisakah kita tinggal di rumah masing - masing aja? " tanya Tifa.
"Tidak bisa nak, sekarang kamu bukan lagi tanggung jawab papa, tapi sudah tanggung jawab Sandi selaku suami kamu. " jelas Fatan.
"Tapi pah... Baiklah" putus Latifa, menurutnya membantah pun tidak ada gunanya.
Sandi hanya diam memperhatikan gadis yang saat ini sudah menjadi istrinya itu.
"Kalau gitu, Tifa keatas dulu mau beresin barang."lanjut Latifa.
Dengan langkah lunglai, Latifa pergi ke kamarnya. Setibanya di kamar ia menghempaskan tubuhnya di atas kasur.
"Menyebalkan!!!"teriak nya.
"Kenapa mereka tidak ada yang mau mendengarkan ku"ucapnya, air matanya pun menetes.
"Ehemmm... Katanya beberes, tahunya malah malas-malasan " ujar Sandi di ambang pintu.
"Tc, ngapain Lo kesini?!" tanya Tifa ketus.
"Gak sopan banget jadi istri" Sandi melangkah masuk ke dalam kamar, dan berdiri tepat di depan Latifa.
"Kamar Lo bagus juga.... "ucap Sandi melihat ke sekeliling kamar Latifa.
Latifa duduk di atas ranjangnya dan menatap Sandi tajam.
"Apa Lo budeg, ngapain Lo ke kamar gue? Keluar sana! Gak sopan banget sembarang masuk kamar orang!" ujarnya tak suka.
"Kamar orang?... Mungkin Lo lupa kali ya, gue ini bukan orang lain... Gue adalah suami Lo dan suka -suka gue lah mau masuk atau nggak " balas Sandi.
"Suami?... Apes banget gue jadi istri orang kayak Lo" cercah Latifa.
Sandi yang kesal mendengar ucap Tifa pun melangkah mendekati Tifa dan memegang dagu gadis itu. Ia menatap intens wajah cantik istrinya itu.
"Mau ngapain Lo? Lepasin!!" Latifa mencoba melepaskan tangan Sandi dari dagunya.
Sandi tidak menggubris nya dia malah tambah mendekatkan wajahnya dan...
Ceklek...
"Oh... Maaf... Maaf... Maaf" kata seseorang yang baru saja membuka pintu secara tiba-tiba.
Dengan reflek Tifa mendong dada Sandi kuat hingga laki-laki itu terhuyung ke belakang .
"Shitt...." umpat Sandi.
"Gu..gue kekamar mandi dulu." ucap Latifa dan berlari masuk ke dalam kamar mandi.
Sandi mengusap tengkuknya dan berjalan keluar kamar Tifa.
Sementara didalam kamar mandi, Latifa memegang dadanya. " Gila ya tu cowok, mesum banget" ucapnya.
****
"Latifa sayang, sekarang kamu istirahat ya dan bilang sama mami ya" kata Santi saat mereka baru sampai di rumah.
" Iya Tan.... Eh Mi" ucap Latifa.
"Sandi, bawa istri kamu kekamar dan jangan ganggu dia." kata Santi.
"Ganggu nggak sih mi, cuma.... Ya mami pasti ngertilah."ucap Sandi dan itu berhasil mendapatkan sebuah jitakan dari Bram.
"Jangan terlalu dipaksa ya, ingat istri kamu masih kecil dan sekolah." nasihat Bram.
Sandi mengacungkan jempolnya kepada sang papi.
Latifa hanya menggeleng mendengar ucapan suami dan mertua nya itu .
"Yaudah Mi, kita kekamar dulu" pamit Latifa.
"Iya, selamat istirahat mantu mami"balas Santi.
Sandi dan Latifa pun pergi ke kamar mereka yang ada di lantai antas.
"Kamar Lo yang mana?"tanya Latifa saat tiba di atas ia menemukan ada dua pintu kamar, Sandi tidak menjawab ia malah duduk di sofa yang ada depan kamar tersebut.
"Eh malah duduk di sana," Latifa menghela nafas jengah. Sangat susah jika berurusan dengan manusia yang satu itu. Awal bertemu Latifa kira sandi orangnya dingin dan kalem gitu ternyata dibalik itu semua,... Sifatnya sungguh sangat menyebalkan.
"Ayolah, gue udah capek banget ini"rengek Tifa.
"masuk aja, gak ada yang larang juga"balas Sandi santai.
"Emang rese ya lu jadi manusia " kesal Tifa, ia pun hendak menuruni anak tangga, namun di cegah cepat oleh Sandi.
"Mau kemana lu?"tanya nya cepat.
"Kemana lagi kalau bukan kamar nyokap Lo"
"ngapain kesana?"
"Ya nanya kamar gue lah, mau apa lagi coba" ketus Tifa.
"Bodoh!" Sandi menjitak kepala Tifa.
Sandi melepaskan tangan Tifa dan berjalan menuju ke sebuah ruangan yang sudah bisa di pastikan kalau itu adalah kamarnya Sandi.
"Masuk!"seru Sandi.
Mereka masuk ke dalam kamar, Tifa melihat ke sekeliling kamar dan menurutnya kamar Sandi terbilang sangat rapi untuk ukuran kamar seorang pria.
"Lo tidur di sofa, gue di kasur" kata Tifa sembari membaringkan tubuhnya di atas ranjang.
"Jangan kebanyakkan drama, Lo kira ini pernikahan yang ada di Drakor-drakor atau novel itu. Tidak sayang, tidak!"balas Sandi sambil melempar sebuah bantal sofa kemuka Tifa.
"Apa? Trus kita seranjang gitu?"kaget Tifa.
"Ya apa lagi, lo kira gimana?"tanya Sandi.
"Gue nggak mau!"tolak Tifa.
"Yaudah Lo yang tidur di sofa, gue sih ogah"
"lah kok gue?"
Sandi tidak membalas ucapan Tifa, ia memilih masuk kedalam kamar mandi untuk mandi.
"Gawat, gimana jadinya kalau tidur seranjang?" panik Tifa.
"Gue belum siap " Latifa benar-benar frustasi dibuatnya.
Bagaimana tidak, belum nikah aja Sandi sudah berani menciumnya. Terus bagaimana saat ini dengan mereka yang sudah berstatus suami istri.
-------------------------------+TBC+------------------------------