Clara seorang gadis cantik yang ingin menuntut balas atas kematian keluarga nya ,yang di lakukan oleh sahabat ayah nya sendiri dan untuk melancarkan aksi nya dia mendekati anak bungsu dari pembunuh itu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrioktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Sebenarnya Clara tidak ingin mencicipi hidangan di atas meja dia hanya mencari alasan saja kepada Miko supaya dia tidak curiga
Clara hanya mengambil jus dan disert saja lalu mata nya memperhatikan sekeliling rumah besar itu seperti memperhatikan sesuatu
".Aku tidak mungkin menghabisi Jimmy di rumah nya pengawal nya sangat banyak dan cctv ada di mana mana " ujar Clara dalam hati
" Clara kau suka dengan rumah ini ?" ujar Miko karena dia melihat Clara sangat takjub dengan rumah papa nya
Clara tidak mendengar perkataan Miko dia terus saja memperhatikan seluruh rumah Jimmy
" Clara " ujar Miko sambil menyentuh bahu Clara
" I -iya mas ada apa ? " ujar Clara terkejut karena di fokus dengan pertanyaan Miko
" Aku tanya apa kau suka dengan rumah ini ?" ujar Miko bertanya lagi
" iya mas aku sangat suka , rumah kamu sangat besar dan indah " ujar Clara menutupi kegugupannya
" Kamu bisa tinggal di rumah ini kalau kau jadi istri ku " ujar Miko dengan tersenyum
" Idih mau nya " ujar Clara sambil memukul lengan Miko dengan lembut
" Ha..ha..ha.." Miko tertawa lepas sambil melihat wajah Clara
" Mas kenapa acara nya hanya di hadiri oleh beberapa orang saja ,kalian kan dari keluarga terpandang kan tidak mungkin papa nya mas tidak mempunyai teman atau pun relasi " ujar Clara karena dia melihat hanya beberapa orang saja yang ada di sana
" Iya kau benar Clara ini permintaan dari bang Riko dia tidak ingin orang lain mengetahui pernikahan nya " ujar Miko berbohong
" Aneh padahal orang lain menginginkan kalau pernikahan itu mesti meriah dan di ketahui orang ramai " ujar Clara dengan lirih tapi masih bisa di dengar kan oleh Miko
***
Sedangkan di kamar rias Livia ,Livia berteriak dan memberontak tidak ingin di rias oleh perias pengantin yang sudah di bayar oleh Riko
" Nona Livia tolong jangan begini biarkan kami menyelesaikan pekerjaan kami " ujar perias pengantin itu kepada Livia yang tidak mau di rias untuk pernikahan nya
" Aku bilang aku tidak mau di rias kalian dengar tidak !!" teriak Livia sambil terus menghapus riasan di wajah nya
" Nona Livia tolong lah biarkan kami menyelesaikan pekerjaan kami ,kami tidak ingin terjadi masalah kepada diri kami " ujar perias pengantin itu memohon
Lalu Livia melempar kosmetik yang ada di meja rias ke bawah sehingga seluruh kosmetik yang mereka bawa hancur berantakan
" Nona Livia !! " teriak perias pengantin itu penuh kemarahan
" Iya ! kenapa kalian marah ,kalian hanya memikirkan pekerjaan kalian dan takut terjadi masalah kepada kalian ,apa kalian pernah berpikir masalah yang aku alami nanti !" ujar Livia dengan penuh amarah
Perias pengantin itu sangat kewalahan menghadapi Livia yang terus saja berteriak
Salah satu asisten perias pengantin itu sangat kebingungan untuk merias Livia karena kosmetik mereka sudah hancur dan tidak bisa terpakai lagi
" Mbak bagaimana ini kosmetik nya sudah hancur semua , bagaimana kita bisa merias nona Livia " ujar asisten perias itu
" Itu aku membawa kosmetik cadangan di dalam tas ku ,cepat kau ambil di dalam tas dan kita harus segera merias diri nya sebelum tuan Riko masuk dan kita mendapatkan masalah " ujar bos perias pengantin itu
Lalu asisten perias pengantin itu mengambil kosmetik di dalam tas nya bos mereka dan memberikan kepada bos nya itu
" Ini mbak " ujar asisten itu
" Awas saja kalau sampai kalian merias ku lagi ,aku akan menghancurkan lagi kosmetik kalian itu " ujar Livia memberi ancaman
Perias pengantin itu menjadi kebingungan dengan sikap nya Livia
Lalu asisten nya itu berbisik kepada bos nya ,dan bos nya tersenyum sambil mengangguk kan kepalanya
Livia heran ketika mereka mencari sesuatu di dalam ruangan itu
Kemudian asisten perias pengantin itu mengambil tali gorden yang ada di kamar tersebut sambil mendekati Livia
" Apa yang ingin kalian lakukan kepada ku ,aku tidak mau kalian jangan macam-macam kepada diri ku " teriak Livia sambil menghindari ketiga asisten perias pengantin itu
Lalu mereka menangkap Livia dan mengikat tangan dan kedua kaki nya ,kemudian tubuh Livia di baringkan di tempat tidur untuk memudahkan mereka merias gadis cantik itu
" Lepaskan aku !! aku tidak mau !" teriak Livia sambil terus berontak dengan tangan dan kaki terikat
Tapi perias itu tidak perduli mereka terus merias wajah Livia sampai cantik
Karena kelebihan berteriak akhirnya Livia terdiam dengan air mata yang terus mengalir di pipi nya
" Kalau begini kan enak jadi pekerjaan kita bisa lekas selesai " ujar salah satu asisten perias itu
Mendengar perkataan salah satu asisten perias pengantin itu Livia menatap wajah nya dengan geram
" Aku pastikan kalau aku tidak akan menikah dengan Riko " ujar Livia sambil menatap wajah asisten tersebut
"Tok..tok.."
Pintu ruangan itu di ketuk dari luar oleh seseorang
" Masuk " teriak perias pengantin itu
Lalu pintu kamar itu pun di buka dari luar dan terlihat seorang lelaki bertubuh besar sedang berdiri di depan nya
" Nyonya apa nona Livia sudah siap ,dia sudah di tunggu di bawah oleh tuan Riko " ujar anak buah Jimmy
" Sebentar lagi karena nona Livia terus saja berbuat ulah jadi kami sangat kewalahan menghadapi diri nya " ujar perias pengantin tersebut
Anak buah Jimmy melihat ke dalam kamar dan geleng geleng kepala ketika di lihatnya Livia sedang di ikat tangan dan kaki nya oleh perias pengantin itu
" Cepat lah jangan terlalu lama " ujar anak buah Jimmy sambil meninggalkan tempat itu
***
Merias wajah Livia pun selesai tanpa perlawanan dari Livia lagi ,dia seperti nya sudah pasrah dengan apa pun yang terjadi kepada diri nya
Dia hanya diam saja ketika perias itu mengoles wajah nya dengan kosmetik yang harga nya cukup lumayan mahal
Pikiran melalang entah kemana yang ada di dalam pikirannya hanya ingin terlepas dari tempat itu ,tapi dia rasa itu tidak mungkin terjadi
Maka nya dia hanya diam saja ketika perias itu membuka ikatan di tangan dan kakinya untuk Menganti pakaiannya dengan pakaian pengantin
Livia sudah selesai memakai pakaian pengantin yang sudah di sediakan Riko di dalam kamar ,tiada senyum kebahagiaan di wajah Livia hanya air mata yang terus saja mengalir di pipi nya
" Cantik ,kau sangat cantik Nona Livia pasti tuan Riko sangat senang melihat diri mu " ujar perias pengantin itu sangat kagum dengan kecantikan Livia
Tapi Livia tidak memperdulikan pujian dari perias pengantin tersebut dia hanya diam saja pandangan nya kosong ke depan dan seperti tidak ada gairah hidup di dirinya
" Nona Livia ayo kita turun sekarang " ujar perias pengantin itu mencoba mengandeng tangan Livia
Tapi Livia menepis tangan perias pengantin itu ,dia tidak ingin di pegang oleh siapa pun
" Anda tidak perlu memegangi tangan saya ,saya bisa jalan sendiri " ujar Livia sambil menatap wajah perias pengantin itu dengan marah
" Oh maaf "
Lalu mereka pun berjalan beriringan menuju ke pintu kamar tapi entah kenapa Livia berhenti berjalan dan membuat para tim perias pengantin pun berhenti juga berjalan
" Ada apa ?" tanya salah satu asisten
Teman nya hanya mengangkat bahu nya saja bertanda dia pun tidak mengetahui nya
Nafas Livia turun naik menahan gemuruh di hatinya lalu dia pun berlari masuk ke dalam kamar dan menuju ke meja rias
" Nona Livia anda mau kemana lagi !" teriak perias pengantin itu sambil mengejar Livia
Tapi Livia tidak perduli dia terus berlari dan menghampiri meja rias dan mengambil sebuah gunting di sana
Livia memandang gunting itu dengan tatapan yang berbeda dan dia mengarah kan gunting itu ke perut nya
" Nona jangan !! " teriak perias pengantin itu terkejut ketika melihat ke nekatan Livia