NovelToon NovelToon
Cintamu Menusuk Jantungku

Cintamu Menusuk Jantungku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cintamanis / Romansa Fantasi / Cinta Terlarang
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sindya

Pengorbanan Renata yang awalnya hanya menjadi seorang penyamar untuk menggantikan seorang wanita yang merupakan tunangan dari Bryan karena sedang koma berakhir menjadi sebuah malapetaka yang membuatnya kehilangan segalanya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3. Protes

Renata berusaha mencairkan suasana agar dirinya tidak dicurigai oleh Bryan. Dia ingin tampil menjadi dirinya sendiri tanpa berlebihan.

"Syukurlah kalau kamu tidak apa-apa Bryan. Aku yakin kamu bisa melihat lagi. Jangan terlalu percaya dengan ucapan dokter walaupun di teliti secara medis. Toh dia juga manusia dengan batas kemampuannya," ucap Renata tanpa sungkan pada Bryan.

"Alhamdulillah. Inilah yang aku suka darimu. Kamu selalu berprasangka baik pada Allah tanpa memikirkan bagaimana keadaan yang sebenarnya. Terimakasih Rania. Aku makin mencintaimu...!" ucap Bryan yang tetap menjaga sikap untuk tidak menyentuh tangan Renata.

"Ya Tuhan. Jadi, inilah gaya pacaran mereka yang terlihat sangat kaku. Tidak boleh berpegangan tangan karena belum menikah. Bagus sih...! Dengan begitu mereka tidak terhasut dengan bujuk rayunya setan," batin Renata memuji hubungan cinta antara Rania dan Bryan.

"Rania. Apakah kamu juga baik-baik saja? Bagaimana dengan hasil pemeriksaannya? Apakah ada hal yang serius yang kamu rasakan?" tanya Bryan.

"Entahlah. Kata dokter mungkin aku bisa lupa akan berapa hal tentang memoriku sebelumnya. Jadi, aku mohon kamu bisa mengerti jika aku lupa nanti akan hal-hal yang pernah kita lalui bersama," ucap Renata.

"Andai saja aku tidak memaksamu untuk melihat sendiri mas kawin itu, mungkin kita tidak akan mengalami kecelakaan Rania. Dan kita akan menikah secepatnya. Ah, aku sangat bodoh. Tapi, apakah kamu mau tetap menikah denganku dalam waktu dekat ini, Rania?" tanya Bryan membuat Renata syok.

"Ya Tuhan. Aku harus jawab apa? Uhhh...ini menyebalkan." Belum sempat Renata bicara, tuan Firza tiba-tiba masuk membuat ucapan Renata mengambang di udara.

"Kalian tidak boleh menikah selama Bryan belum bisa melihat," ucap tuan Firza membuat Renata menghembuskan nafas lega.

"Syukurlah. Setidaknya aku tidak dikatakan pelakor," batin Renata yang harus belajar menolak keinginannya agar tidak jatuh cinta pada Bryan.

"Kakek. Aku ingin Rania mengurusku. Aku tidak mau dibantu terus oleh Berlin," tolak Bryan.

"Tunggu sampai tiga bulan ini saja Bryan karena kamu harus menjalani perawatan agar matamu bisa lekas sembuh dan kamu bisa melihat," bujuk tuan Firza.

Tuan Firza hanya ingin menunggu Rania siuman dari komanya. Rania sudah dikirim ke Jerman untuk mendapatkan perawatan medis yang lebih canggih. Tuan Firza yang membiayai semuanya mengingat Rania berasal dari keluarga sederhana.

"Kakek, jika harus menunggu aku bisa melihat mau sampai kapan? Bukankah dokter menyatakan kalau aku sudah buta permanen? Lagi pula Rania menerima aku apa adanya kakek. Bukankah begitu Rania?" protes Bryan.

"Jangan putus asa pada Rahmat Allah, Bryan. Ini hanya masalah waktu. Tetap ikhtiar dan terus berdoa. Sisanya biar Allah yang menentukan takdirnya.

Beri kesempatan kakek untuk memutuskan hari pernikahan kalian dalam waktu tiga bulan ini. Jika kamu tidak bisa melihat juga, kalian boleh menikah," ucap tuan Firza penuh penekanan pada kalimatnya.

"Maafkan aku Rania. Mungkin kamu harus bersabar atas keadaanku ini," ucap Bryan sendu.

"Hei....! Apa yang kamu kuatirkan...! tetap semangat. Aku selalu ada untukmu. Aku yakin Allah tidak akan membebani hambaNya di luar dari batas kemampuannya," ucap Renata sok bijak.

"Rania. Sebaiknya kamu pulang dulu. Kamu harus banyak istirahat karena keadaanmu juga belum pulih benar, bukan? Biar Bryan akan diurus oleh asisten pribadinya," ucap tuan Firza dan Renata tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menjalani tugasnya.

"Ya kakek. Kami baru bertemu sebentar kenapa harus berpisah secepat itu," keluh Bryan yang masih kangen dengan Rania.

"Bukankah kamu tidak ingin Rania mendapatkan fitnah? Sebaiknya kalian harus tetap jaga jarak sampai waktu pernikahannya tiba. Rania, ayo pulang...! Ibumu sudah menunggumu di rumah," titah tuan Firza.

"Bryan, aku pulang dulu. Insya Allah besok aku ke sini lagi. Semoga kamu cepat sembuh ya...!" pamit Renata.

"Terimakasih Rania. Aku harap kamu tidak akan kecewa dengan keputusan kakek. Padahal aku ingin sekali menghalalkanmu dengan cepat sesuai rencana pernikahan kita yang sudah ditentukan bulan depan," ucap Bryan membuat Renata melongo.

"Tidak apa. Masih banyak waktu yang perlu kita persiapkan terutama mental kita. Jaga dirimu. Oh iya kalau kamu ingin menghubungi aku, aku sudah mengganti nomor ponselku karena ponsel aku sebelumnya hancur tidak bisa diselamatkan karena kecelakaan naas itu," bohong Renata.

"Terimakasih. Biar Berlin yang akan menghubungi kamu nanti. Hati-hati di jalan. Jaga kesehatan ya...!" ucap Bryan dengan berat hati.

"Hmm..!" Renata mengikuti langkah tuan Firza. Entah apa yang dirasakannya saat ini. Ia seakan sedang kejatuhan durian runtuh. Terlihat terlalu manis namun sakit durinya tak terbantahkan jika ingin mencicipi buahnya.

...----------------...

"Kamu tinggal di salah satu pondok di mana Rania dulu mengenyam ilmu agama di situ. Dengan begitu kamu terbiasa dengan para santri dan mulai belajar Al-Qur'an, sholat dan lain-lainnya agar lebih mendekatkan dirimu pada Allah," ucap tuan Firza setelah mereka sudah berada di jalan raya.

"Tapi, aku tidak membawa apapun untuk tinggal di tempat itu," sahut Renata.

"Koper yang berisi semua kebutuhanmu sudah disiapkan. Kamu akan aku kenalkan sebagai kerabatku yang jauh. Jangan bicara apapun tentang pekerjaanmu dengan ku. Lakukan saja tugasmu seperti yang aku minta," ucap tuan Firza yang tidak ingin mendapat protes dari Renata.

"Astaga...! Mimpi apa aku selama ini? Apakah ada amal baikku di masalalu yang membuat aku langsung tajir seperti ini?" batin Renata yang tidak tahu bagaimana dirinya saat ini berekspresi dalam kegembiraannya.

Tidak lama kemudian mobil mewah itu berhenti di halaman pondok pesantren Nurul Aini. Renata turun dari mobil sambil mengedarkan pandangannya ke setiap arah pesantren tersebut. Saat ini sudah pukul 8 malam. Ustazah Dilla dan ustadz Syafiq memang sudah menunggu kedatangan tuan Firza dan Renata.

"Assalamualaikum tuan Firza...!" ustadz Syafiq bersalaman dengan tuan Firza lalu bertukar kabar diantara mereka.

Beberapa menit kemudian tuan Firza memperkenalkan Renata pada pemilik pondok pesantren tersebut.

"Ustadz Syafiq, kenalkan ini putri dari kerabat ku. Orangtuanya menitipkan dia untuk belajar agama di sini. Mohon bimbingannya ustadzah karena Renata belum mengenal ilmu agama. Hanya saja aku langsung memintanya untuk berpakaian syar'i terlebih dahulu dan kebetulan anaknya sudah siap," ucap tuan Firza.

"Masya Allah, tabarakallah nak. Semoga hijrahmu benar-benar mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. Jangan sungkan bertanya kepada para pendidik di sini jika kamu menemukan kesulitan," ucap ustadzah Dilla.

"Terimakasih ibu."

"Panggil saja saya umi Dilla, nak..! Sama seperti santri lainnya," pinta ustadzah Dilla.

"Baik ummi..!"

"Mari ikut ummi untuk melihat kamarmu," ucap ummi Dilla menuju ke tempat peristirahatan para santri.

Kamar Renata sengaja dipisahkan dengan para santri lainnya karena usia Renata yang sudah dewasa. Perbedaan usia Renata dan Rania terpaut lima tahun. Renata yang baru berusia 20 tahun sementara Renia sudah berusia 25 tahun.

"Nah, ini kamarmu. Dulu ini adalah kamarnya Rania. Oh iya, mengapa suara kalian bisa sama persis ya. Kalau tidak dibilang tuan Firza kalau kamu ini kerabatnya, mungkin ummi mengira kalau kamu adalah Rania. Apalagi postur dan kelopak mata kalian sama persis," ucap ummi Dilla membuat Renata menjadi penasaran seperti apa sosok Rania.

"Terimakasih atas pujiannya ummi. Apakah ummi juga tahu bagaimana kisah cinta Bryan dan Rania di mulai?" tanya Renata membuat ummi tersenyum.

1
suti markonah
akhirnua brian ketemu istri tercinta
suti markonah
sedih renata ke tangkep😭😭😭
Wicih Rasmita
seru deg degan 😳
next Thor
tina
lanjut kak
tina
lanjut
ngatun Lestari
tidak sabar menunggu pembalasan yang dilakukan Renata terhadap Glen...
ngatun Lestari
perasaan baru baca..saking asyiknya ee udah habis part...
ditunggu selanjutnya...
ngatun Lestari
ayo semangat..pasti ada jalan keluarnya
Rosdiana Diana
insya Allah bagus ceritanya... aamiin
suti markonah
semangat renata pantang menyerah, semoga usahanya membuahkan hasil dan cepet bs keluar
Wicih Rasmita
bagus ceritanya 👍
tina
lanjut
ngatun Lestari
aku cari" lama gak ketemu... akhirnya ketemu juga ini novel...
Rosdiana Diana: Alhamdulillah makasih juga kak
total 1 replies
ngatun Lestari
keren ... aku suka...makasih kak
tina
lanjut kak
tina
lanjut
tina
lanjut kak
tina
lanjut
tina
lanjut kak
suti markonah
masih banyak teka teki, siapa pula dokter yg sudah tau renata...sykr lan klo rania mau ngalah..semoga dapat jodoh baik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!