Satria Barra Kukuh atau lebih dikenal dengan Barra adalah seorang mantan mafia kejam pada masanya. Sejak kecil dia hidup dengan bergelimang harta namun haus akan kasih sayang orangtuanya sehingga membuat Barra mencari jati diri di dunia baru yang sangat bebas. Barra adalah pria yang tidak tersentuh wanita dan tidak pernah merasakan jatuh cinta sejak muda. Namun ketika usia nya telah matang dan dewasa dia bertemu dengan seorang gadis kecil yang tengil dan bar bar.
Alina, gadis kecil berusia dua belas tahun lebih muda dari Barra yang mampu membuatnya jatuh cinta layaknya seorang abege yang baru saja masuk masa puber.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chococino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gadis yang malang
Pak Badhot memicingkan matanya kala melihat seorang gadis yang sangat ia kenali tengah berjalan dengan seorang pria dewasa.
Sang gadis nampak menunduk dengan sebelah tangan yang di genggam paksa oleh seorang pria yang lebih dewasa, ah bukan ... Lebih tua tepatnya.
"Loh itu kan Anisa? Sedang apa dia sama bapak bapak itu?" gumam Pak Badhot sambil terus memperhatikan gerak gerik gadis yang sudah ia anggap sebagai anak sendiri.
Anisa berjalan dengan menunduk dan langkah yang sedikit diseret. Pakaian yang dikenakan nya pun lebih mirip dengan seorang wanita malam.
Pak Badhot tak bisa tinggal diam. Dia pun memutuskan mengikuti Anisa sampai ke dalam sebuah restoran mewah.
Pak Badhot segera menghubungi Agung agar menyusul dirinya dan ia pun lekas mengirim share lokasi.
Sesampainya di dalam Pak Badhot mendapati Anisa dan pria itu masuk ke dalam ruangan VIP. Pak Badhot pun memutuskan menunggu sampai Anisa keluar bersama dengan Agung yang muncul sesaat setelah Pak Badhot menghubungi nya
" Bapak yakin itu Anisa?" tanya Agung dengan rasa penasaran yang tinggi
"Yakin lah Gung. Saya kenal Anisa sejak dia masih es de Gung."
"Iya iya Pak. Saya mengerti. Lalu bapak mau ngapain dia?"
"Saya harus tau apa yang terjadi padanya,"ucap Pak Badhot sambil terus mengawasi ruang VIP tempat Anisa berada
"Apa bapak tidak terlalu mencampuri urusan nya?" tanya Agung sedikit takut takut
"Selama ini dia tidak masalah. Saya hanya tidak ingin sesuatu hal buruk terjadi padanya," jawab pak Badhot makin membuat Agung manggut manggut
Setelah tiga puluh menit menunggu, pria yang sudah memutih sebagian rambutnya itu pun muncul dengan wajah memerah menahan marah, di belakang nya Anisa berjalan mengikuti dengan penampilan yang sedikit berantakan. Gadis itu menunduk dengan air mata yang telah membasahi pipinya yang terlihat sedikit memar.
"Anisa!!!" panggil Pak Badhot dengan keras menghentikan langkah kaki gadis itu dengan pria tua yang membersamainya.
Anisa langsung menghambur ke arah Pak Badhot dan langsung bersembunyi di belakang tubuhnya.
"Siapa anda?" tanya pria tua dengan pakaian serba mahal yang melekat di tubuhnya.
"Bukan urusan anda." jawab Pak Badhot. Ia pun menelisik penampilan Anisa yang tampak sedikit berantakan. Kemudian membawa serta gadis itu, menutupi tubuh Anisa dengan jaket yang dikenakan oleh Agung. Karena pak Badhot sendiri tidaklah memakai jaket.
"Berani sekali anda mengusik saya!!" teriak pria tua itu dengan suara menggelegar. Pak Badhot tak ambil pusing, dan dengan sigap Agung segera pasang badan untuk melindungi bosnya itu.
Beberapa pengunjung nampak merekam potongan potongan kejadian itu sehingga membuat pria hidung belang itu pun mau tak mau meninggalkan restoran itu dengan tangan mengepal erat.
Pak Badhot hendak membawa Anisa pulang ke rumahnya namun gadis cantik itu menolak nya dengan halus. Dengan alasan ia tak mau Alina bersedih dengan apa yang telah menimpanya.
"Pulang lah ke rumah saya Nis. Alina pasti senang ketemu kamu." ucap pak Badhot
"Maaf pak, saya mau pulang saja ke kos saya. Jangan sampai Alina tahu hal ini pak. Saya ngga mau dia sedih dan cemas." pinta Anisa dan mau tak mau Pak Badhot pun tak bisa memaksa
"Gimana ceritanya kamu bisa sama garangan itu Nis? Tak apa, ceritakan lah." tanya Pak Badhot dan Agung pun rupanya tak kalah penasaran
"Bapak saya... " ucap Anisa tergagap.
"Kenapa bapak kamu?"
"Bapak punya hutang besar sama pria itu. Lalu pria itu berjanji akan menganggap hutang bapak lunas kalau saya mau menemani dia untuk semalam," ucap Anisa mengaku dan gadis itu terisak. Tangisannya terdengar sangat pilu.
" ya Allah Nisa ... Itu sama saja bapak kamu menjual kamu!!!" pekik Pak Badhot dengan suara meninggi.
"Terus apa yang terjadi di dalam ruangan tadi?" tanya Agung membuat Anisa makin menangis histeris. Gadis itu meraung raung sambil duduk meringkuk di kursi penumpang mobil pak Badhot
"Apa dia sudah melecehkan kamu?" tanya Agung lagi dan Anisa pun mengangguk
"Astaghfirullah hal adzim... ini ngga bisa di biarkan Gung!! Pengen tak sleding tuh bapaknya Anisa!!" ucap Pak Badhot dengan kesalnya.
"Apa dia sudah merenggut kesucian kamu?" tanya Pak Agung lagi menatap tajam wajah Anisa.
Gadis itu tampak menggeleng lemah.
"Sa saya menolak ketika dia menyentuh saya. Hiks hiks.... La lalu.... Dia me menampar sa saya... Hiks hiks...di dia mendorong tubuh sa saya ke din ding, sa saya mencoba me melawan hiks hiks ta tapi saya tidak bi bisa melawan. hiks hiks..." ujar Anisa dengan diiringi isak tangis yang mulai mereda.
*Gung, selidiki pria tua tadi. Kalau perlu cari info sedetail mungkin tentang orang itu."
"Baik Pak." jawab Agung kemudian pria itu pun mengemudikan mobilnya menuju kos kosan yang telah Anisa sebutkan lokasinya.
"Sejak kapan kamu tinggal disini Nis?" tanya Pak Badhot merasa heran
"Tidak lama Pak, baru tiga hari. Maafkan saya karena tidak masuk kerja selama tiga hari tanpa kabar Pak. Saya sedang mencari tempat tinggal untuk menghindari ayah saya selama ini. Namun malang, pagi hari ketika saya pulang hendak mengambil seragam dan beberapa pakaian, ayah melihat saya dan mengurung saya di kamar."
"Astaghfirullah hal adzim... benar benar ya bapak kamu ituu!!!" rutuk pak Badhot semakin menahan emosinya.
"Lalu sore tadi saya diancam akan dijual jika saya tidak menurut. Dan pria tua tadi sudah berjanji tidak akan menyentuh saya. Dia bilang hanya menemani nya makan malam."
"Bullshit!!! Pria gila mana yang akan diam saja ngeliat tubuh kamu yang molek begitu Nis Nis???!" cibir Agung dan dibalas pukulan dilengan kiri pria berambut cepak itu.
"Pikiran kamu yang ngeres Gung!!! Cuci muka gih sono!" semprot Pak Badhot pada asistennya itu.
"Tapi serius kamu ngga di apa apain kan sama tua bangka itu?" Tanya Pak Badhot sambil menatap prihatin pada sahabat putrinya itu.
Anisa pun menggeleng dan memaksakan tersenyum.
"Makasih yah Pak Badhot, Om Agung.. kalau ngga ada kalian entahlah akan jadi apa saya malam ini. Saya ngga berani membayangkan,"
"Ya sudah lain kali lebih ber hati hati ya Nis. Oh ya, sebaiknya kamu tak usah pulang lagi kerumah. Atau jika kamu mau pulang ambil sesuatu, jangan sendirian. Mengerti?" ucap Pak Badhot
"Iya Pak. sekali lagi terima kasih."ucap Anisa dan gadis itu segera berlalu menuju kosnya. Pak Badhot dan Agung menunggui hingga gadis malang itu benar benar menghilang ditelan pintu.
Sementara tak jauh dari tempat kedua pria itu berada, sepasang kekasih tengah makan malam dengan romantis di temani cahaya lilin dan kedua tangan yang saling menggenggam. Kafe itu terletak beberapa puluh meter dari tempat kos Anisa. Kos Anisa memanglah berada di tempat yang strategis.
Rupanya Sapto dan Anisa telah memperhitungkan dari berbagai aspek sehingga mereka memilih kos di pusat kota seperti ini.
Pak Badhot dan Agung pun memutuskan kembali ke rumah masing masing. Mereka kembali melanjutkan perjalanan
"Pak pak... kayaknya ada satu pria hidung belang yang harus dihajar lagi deh Pak!"ujar Agung sambil matanya menatap lurus ke dalam Kafe bernuansa outdoor itu.
"Mana Gung??? Mana???" tanya Pak Badhot tampak antusias. Dirinya kini berasa sedang menjalani peran sebagai Captain America. Sementara kepalanya celingak celinguk mencari cari arah yang dimaksud Agung itu
"Itu!" tunjuk Agung pada sepasang kekasih yang tengah saling menyuapi makanan. Seketika pandangan Pak Agung membola menatap tak percaya pada apa yang di lihat nya.
"Astaghfirullah hal adzim... Alina....!!!" ucapnya memekik tertahan
****
itumah nglunjak pk olh" mita mobil