Claire terjebak dalam pernikahan yang tak diinginkannya, hingga sebuah kecelakaan misterius membuatnya melarikan diri di tengah hujan dengan gaun pengantin yang compang-camping. Cedric, seorang pria asing dengan batu langit peninggalan kuno, menyelamatkan hidupnya. Cedric seorang pria dengan masa lalu penuh rahasia.
Siapakah Cedric di dalam kehidupan Claire, dan mengapa pria asing itu memilih menyelamatkannya?
Ini adalah sebuah cerita fantasi tentang kekuatan magis, dendam keluarga, dan cinta tak terduga. Akankah cinta itu akan bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RAHASIA PERTUKARAN JIWA
Dari kegelapan, suara perempuan yang dalam dan serak terdengar. Sosok itu perlahan muncul dari kegelapan, seorang vampir perempuan dengan rambut putih panjang dan mata yang bersinar seperti berlian merah. "Aku adalah Selene," katanya, menyeringai dengan taring yang tajam.
“Apa yang kau inginkan?” tanya Cedric tanpa basa basi.
“Tenanglah anak muda!” jawab Selene singkat namun tegas.
“Apa kau baik-baik saja?” tanya Selene menyelidik.
“K-kau…!” imbuh Cedric sedikit mengheran. “Bagaimana dia bisa tahu aku tidak baik-baik saja!” pikirnya.
Dengan tiba-tiba Selene mengambil salah satu tangan Cedric lalu mengamati dengan seksama. “Kau sedang apa?” tanya Cedric seraya menarik tangannya.
Selene memicingkan matanya seraya berkata dengan maksud tersamarkan. “Tidak ada tanda-tandanya!” imbuh pelannya.
“Apa kau ini penyihir?” sangka Cedric kepada Selene.
“Jika kau mau anggap aku begitu, silakan!” jawab wanita dengan rambut putih itu,
“Jika tidak ada hal lain, maka lebih baik aku pergi. Aku tidak memiliki waktu untuk menemanimu bermain!” imbuh Cedric seraya melangkah pergi.
Selene pun tertawa samar seraya berkata dengan suara pelan, “Andai saja kau tahu!”
Wanita itu adalah penjaga "Simpul Jiwa," sebuah kekuatan kuno yang mampu menukar jiwa antar manusia yang telah ditakdirkan bersama. Selama berabad-abad, Selene menjaga rahasia ini dengan ketat, hanya menggunakan kekuatan tersebut dalam keadaan yang benar-benar diperlukan. Namun, semuanya berubah ketika dia tidak bisa merasakan keberadaan Cedric di dalam beberapa hari kemarin. Karena itu, malam ini dia memutuskan untuk bertemu dengan Cedric.
Dalam ramalan para penyihir dikatakan bahwa akan lahir pasangan yang ditakdirkan menurut legenda kuno vampir. Jiwa mereka memiliki koneksi khusus yang, Jika tidak dipersatukan, dapat mengganggu keseimbangan energi di Simpul Jiwa.
Cedric menghentikan langkahnya sejenak. Dia merasakan sesuatu yang aneh. Entah kenapa, suara tawa samar Selene menggema di benaknya, seperti ada makna tersembunyi di balik kata-katanya. Dia berbalik perlahan, menatap Selene yang masih berdiri di tengah kegelapan, tubuhnya seperti memancarkan aura misterius.
“Apa maksudmu dengan ‘andai saja kau tahu’?” tanya Cedric tajam.
Selene menyeringai, matanya yang merah berkilauan menatap Cedric seolah mencoba menembus pikirannya. “Kau tak ingin tahu rahasia tentang dirimu sendiri?” katanya. “Atau mungkin tentang seseorang yang begitu penting dalam hidupmu, namun kini terpisah darimu?”
Cedric tertegun. Kata-kata Selene seperti anak panah yang menembus dinding pertahanannya. Dia mencoba menguasai diri, namun bayangan masa lalu mulai menghantuinya—bayangan wajah seorang wanita dengan senyuman lembut yang kini hanya menjadi kenangan.
“Kau berbicara omong kosong,” katanya dengan nada dingin, mencoba menyembunyikan kegelisahannya.
Selene tertawa kecil, mendekat dengan langkah anggun. “Oh, Cedric,” katanya, menyebut namanya dengan nada lembut namun menusuk, “kau tahu bahwa apa yang kukatakan bukan sekadar omong kosong. Aku tahu kau kehilangan seseorang yang sangat berharga. Dan aku tahu... dia adalah bagian dari rahasia besar yang kau coba hindari.”
Cedric terdiam. Pikirannya dipenuhi pertanyaan. Bagaimana Selene tahu tentang Bibi Liora? Bagaimana mungkin wanita asing ini mengetahui apa yang bahkan dia sendiri enggan akui?
“Apa yang kau ketahui?” desak Cedric, kali ini dengan nada yang lebih rendah, hampir seperti bisikan.
Selene tersenyum, lalu mengangkat satu tangan. Sebuah cahaya lembut keluar dari telapak tangannya, membentuk simbol kuno yang berputar perlahan di udara. “Simbol ini adalah alasan mengapa kau selalu merasa... kehilangan.”
Cedric melangkah mundur, wajahnya penuh keterkejutan. “Apa maksudmu? Apa hubungannya Bibi Liora dengan semua ini?”
Selene mendekat, kini berdiri hanya beberapa langkah darinya. “Belum saatnya!”
Cedric menatap Selene dengan sorot mata penuh amarah dan kebingungan. “Apa yang kau maksud?!” teriaknya, suaranya bergema di ruangan gelap itu.
Selene menghela napas, lalu berbisik, “Orang yang paling kau percaya. Orang yang selama ini berdiri di sisimu. Dia juga yang memutuskan ikatan yang bahkan belum kau mulai”
“Sungguh kasihan sekali!” imbuh Selene seraya menghilang dibalik kegelapan hutan lebat. Meninggalkan Cedric yang masih berdiri di tempat, pikirannya penuh dengan pertanyaan tanpa jawaban
Cedric tertegun. Kata-kata itu seperti petir yang menyambar. Siapa yang dimaksud Selene? Dan mengapa orang itu ingin memutuskan ikatan yang bahkan belum dia mulai?
Cedric berdiri di tengah hutan, merasakan keheningan yang mencekam setelah Selene menghilang. Pikirannya berputar-putar, mencoba mencerna setiap kata yang diucapkan wanita misterius itu. Siapa orang yang dimaksud? Dan apa maksud dari “ikatan” yang belum dia mulai?
Langit malam semakin gelap, hanya diterangi oleh kilau bintang yang redup di sela-sela dahan pohon. Angin dingin menusuk kulitnya, namun Cedric hampir tidak menyadarinya. Pikirannya terfokus pada satu hal—rahasia yang baru saja diungkapkan Selene.
Dia menoleh ke arah jalan setapak yang gelap, namun tidak melangkah. Sebuah suara dalam hatinya memintanya untuk tidak kembali begitu saja. Ada sesuatu di sini, di hutan ini, yang harus dia temukan. Tapi apa?
Cedric menarik napas panjang, lalu memejamkan matanya. “Tenang,” gumamnya pada dirinya sendiri. “Pikirkan kembali apa yang dia katakan.”
Namun, saat dia mencoba mengatur pikirannya, bayangan Bibi Liora muncul lagi di benaknya. Wanita itu telah merawatnya sejak dia kecil, setelah kedua orang tuanya terbunuh. Dia selalu mempercayai Bibi Liora, lebih dari siapa pun. Tapi... apakah mungkin Selene berbicara tentang dia?
Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar dari kejauhan. Cedric membuka matanya, waspada. Dia mengarahkan pandangannya ke arah suara itu. Dalam remang-remang cahaya bulan, muncul sesosok bayangan.
“Cedric?” Sebuah suara lembut memanggil namanya.
Cedric mengenali suara itu. “Aria?” Dia berbalik dengan cepat. Sesosok perempuan muda dengan rambut hitam panjang dan mata biru cerah muncul dari balik pepohonan. Aria adalah sahabat masa kecilnya—dan satu-satunya orang yang tetap berada di sisinya setelah semua tragedi yang menimpa keluarganya.
“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Cedric, suaranya terdengar bingung.
“Aku yang seharusnya bertanya,” jawab Aria, mendekat. “Kau tidak kembali ke Kastil. Semua orang mencarimu.”
Cedric menggeleng pelan. “Aku butuh waktu sendiri,” katanya, namun dia tahu itu bukan jawaban yang sebenarnya. Ada sesuatu yang dia cari, bahkan jika dia tidak tahu apa itu.
Aria menatap Cedric dengan ekspresi cemas. “Kau terlihat berbeda. Ada apa?”
Cedric terdiam. Haruskah dia menceritakan pertemuannya dengan Selene? Haruskah dia mengungkapkan semua kebingungannya? Namun, sebelum dia sempat menjawab, mata Aria membesar, seperti melihat sesuatu di belakang Cedric.
“Cedric… awas!” teriak Aria.
Cedric berbalik dengan cepat. Dari kegelapan, sepasang mata merah menyala muncul. Seekor makhluk menyerupai serigala raksasa, dengan bulu hitam dan taring tajam, muncul dari balik pepohonan. Makhluk itu menggeram, memperlihatkan gigi-giginya yang meneteskan cairan berwarna hitam.
“Lari, Aria!” teriak Cedric, menarik pedang yang selalu dia bawa.
Namun, sebelum dia sempat bergerak, makhluk itu melompat ke arahnya dengan kecepatan yang mengerikan. Cedric mengangkat pedangnya untuk menangkis, keduanya saling berbenturan dan pada akhirnya pun terlempar ke tanah. Pedangnya terlepas dari genggaman.
“Cedric!” Aria berlari mendekat, mencoba membantu, tapi makhluk itu mengalihkan perhatiannya padanya.
“Tidak!” teriak Cedric, berusaha bangkit. Tapi saat itu, sesuatu yang aneh terjadi. Simbol kuno yang ditunjukkan Selene sebelumnya muncul di udara, bersinar dengan cahaya keemasan.
Makhluk itu berhenti sejenak, menggeram, lalu mundur, seolah takut pada cahaya tersebut. Aria juga tertegun, menatap simbol itu dengan ekspresi bingung.
Cedric menatap cahaya itu dengan tatapan tak percaya. “Apa ini…?”
Namun, sebelum ada yang bisa menjawab, simbol itu menghilang, dan makhluk itu melarikan diri ke dalam kegelapan. Aria berlari ke sisi Cedric, membantunya berdiri.
“Apa yang baru saja terjadi?” tanya Aria dengan napas terengah-engah.
Cedric menatapnya, masih bingung. “Aku juga tidak tahu,” jawabnya pelan. Tapi dalam hatinya, dia tahu. Semua ini ada hubungannya dengan Selene... dan rahasia tentang dirinya yang belum terungkap.
Lanjut thor
sangat mengagumkan aku membayangkan nya..
bagaimana bisaa imajinasimu melampaui batas seperti ini thoorr..😱🤩😘😍😍
semakin penasaran aja ni
" Aku tidak akan gagal "... benar Archie harus yakin kamu. bisa 👍👍
" Hutan Jiwa "..seperti makhluk yang tak bisa kasar mata....aq gk mau melihatnya jauh"in..
Apalagi Cedric bertemu dengan Ahli sejarah...pendapat" mereka yang berbeda" dan mengerikan seperti " Kafhar " yang haus darah..dua ahli d jadikan satu menjadi " Darah Tengah " seperti mediasi Darah Vampir dan Darah Manusia.
Cedric selalu care and attention k Claire..
Anastasia yang selalu menjaga dan memberi info k Cedric..👍👍💖💖
aku juga penasaran sama liontinnya...kayaknya claire liontin cahaya😆😆😆😆