apa yang terjadi dimasa lalu, sangat berdampak dengan perjalanan yang dilalui dimasa kini dan masa depan.
perlakuan terus menerus akan ketidakseimbangan dan pilih kasih , membentuk seseorang mempunyai karakter yang egois dan mempunyai dendam yang tidak ia sadari.
pilihan hidupnya antara mengambil segala hal yang terjadi merupakan pengalaman dan pembelajaran terbaik, ataukah justru membuat keras nya hati dalam bersikap dan menghadapi lingkungan sekitarnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danti Romlah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
keseharianku episode 18
"Aamiin Yah....semoga Allah selalu melindungi dan memberikan rejeki yang lancar buat ayah" balasku sembari memeluk ayah erat. Mbak Diaz hingga saat ini pun juga masih belum mahir mengendarai motor, jadi sampai saat inipun mbak Diaz masih selalu diantar ayah saat berangkat kerja dan pulangnya kalau ga naik angkot ya numpang ke temennya atau minta mas Levi menjemput kalau mas Levi pas ada dirumah. Jadi sampai sekarangpun dirumah hanya ada 2 motor, yang 1 dipakai ayah kerja dan yang 1 buat mas Levi kuliah. Ada 1 sepeda kayuh yang biasa dipakai ibu saat menggantikan jaga toko pakde di jam-jam waktunya sholat.
Sudah hampir 5 hari aku merubah keceriaanku menjadi lebih pendiam. Dan ternyata seisi rumah tidak memperhatikan dan menyadari akan perubahan sikapku. Ya begitulah, siapa sih aku ini, mau cari perhatian lebih dengan cara apapun ya ga bakal menarik perhatian dari anggota keluarga dirumah.
Kecuali kalau aku melalaikan tugas tugasku, baru mereka akan mencariku dan kemudian memarahi ku.
Kalau ayah, aku tidak menyalahkannya jika beliau juga tidak menyadari perubahan ku. Karena ayah dirumah hanya beberapa jam saja. Jadi untuk peka dengan perubahan disekitar rumah akan sangat kecil kemungkinannya. Ya sudahlah, mau bagiamana lagi, toh yaa memang beginilah situasi kondisi yang harus aku syukuri. Entah sampai kapan aku bisa bertahan dan merasa masa bodoh.
Suatu pagi, aku berencana untuk kembali belajar mengendarai motor secara diam-diam. Saat aku sudah berhasil mengeluarkan motor dari garasi rumah, aku mencoba menyalakan motor secara otomatis, ternyata tidak bisa. Akhirnya aku mengingat bagaimana cara ayah menyalakan motor secara manual. Saat aku mencoba ternyata masih tetap tidak bisa, mungkin karena aku belum tahu caranya, jadi setelah beberapa kali mencobapun aku tetap tidak berhasil. Saat sudah putus asa, aku memutuskan kembali kerumah dengan menuntun motor, saat memasuki garasi, aku kaget banget, ternyata ayah sudah duduk dikursi teras yang ada didekat garasi sembari mengawasiku. Karena kaget bercampur takut, takut kalau ayah marah, aku sampai tidak kuat untuk memasukkan motor ke garasi. Mungkin karena gugup hingga menghilangkan kekuatanku secara spontan. Hampir saja motornya terguling karena aku tak kuat menahannya, ayah sedikit berlari untuk membantuku menuntun motor ke tempat biasa terparkir, setelah motor terparkir dengan rapi, ayah menyuruhku untuk duduk dikursi samping tempat ayah juga sudah duduk kembali. "Ayah, sudah dari kapan ayah disini? Ibu mana? Maaf ya Yah, maaf kalau aku lancang" serbuku dengan suara bergetar dan hampir menangis. Ayah tersenyum, "ibu masih tidur, ayah tadi haus, keluar kamar untuk minum, kok mendengar pintu pagar dibuka. Ayah kuatir ada maling atau orang yang berniat jahat, saat ayah mengintip dari jendela, ternyata kamu yang lagi mengeluarkan motor secara diam-diam. Jadi ayah melanjutkan minum dulu, baru ayah menunggumu disini" jawab ayah. "Maaf yaa Yah, sekali lagi maaf, aku ga minta ijin dulu" tangisku sudah tidak bisa ku tahan lagi. "Sejak kapan kamu diam-diam belajar mengendarai motor sendiri gini nak?" tanya ayah, "sudah dari lama Yah, mungkin sebulan lalu, tapi tidak tiap hari kok aku belajar mengendarai motor nya, ini baru yang ke empat kalinya Yah, beneran aku ga bohong" jawabku berusaha menyakinkan ayah. Ayah tersenyum sembari mengelus rambutku, "sudah bisa? Sudah lancar? Kenapa ga bilang ke Aya" tanya ayah lagi. "Ibuk kan sudah melarang ayah buat mengajari aku mengendarai motor Yah, jadi yaa aku nekad belajar sendiri" ucapku disela-sela tangisku.
semoga kedepannya saya bisa makin berkembang dan memperbaiki segala kekurangan yang terjadi