NovelToon NovelToon
Mencintaimu Adalah Luka

Mencintaimu Adalah Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kisah cinta masa kecil / Bad Boy / Enemy to Lovers / Idola sekolah
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Jaena19

Kania gadis remaja yang tergila-gila pada sosok Karel, sosok laki-laki dingin tak tersentuh yang ternyata membawa ke neraka dunia. Tetapi siapa sangka laki-laki itu berbalik sepenuhnya. Yang dulu tidak menginginkannya justru sekarang malah mengejar dan mengemis cintanya. Mungkinkah yang dilakukan Karel karena sadar jika laki-laki itu mencintainya? Ataukah itu hanya sekedar bentuk penyesalan dari apa yang terjadi malam itu?

"Harusnya gue sadar kalau mencintai Lo itu hanya akan menambah luka."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jaena19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

dua puluh lima

Wajah masam dengan kedua mata yang terlihat sedikit membengkak itu berhasil membuat helaan napas keluar dari bibir Laras. Jam di kamarnya baru menunjuk pada pukul lima subuh dns hebatnya Kania sudah siap dengan seragamnya. Sedangkan dirimu masih duduk diam di atas kasur sembari memperhatikan Kania dari tempatnya.

Semalam, Kania pulang ke rumahnya dengan keadaan basah kuyup. Ia, semalam. Karena kenyataannya, Kania baru memasuki pintu utama rumah di saat jam sudah menunjukkan pukul sepuluh.

Kebiasaan malamnya yang biasa berpesta pun terpaksa ia liburkan hanya untuk melihat keadaan Kania yang mengenaskan itu. Meski sudah menampilkan diri dengan semenyedihkan itu, Kania tetap masih bersikeras sampai saat ini bahwa gadis itu tidak kenapa-napa. Bagaimana Laras tidak semakin merasa kasihan?

"Lo mau ngapain sih jam segini siap-siap?" suara Laras menggantung di udara dengan nada keheranan.

"Ambil barang di rumah sebentar," jawab Kania dengan nada datar yang menyembunyikan gejolak di dalam dada.

"Serius?" Laras menatap tajam, mencari kebenaran di balik mata

Kania yang terus menunduk. Kania hanya mengangguk singkat, seakan tiap gerakan adalah upaya besar. Ia mengikat tali dasinya dengan gerakan mekanis, merapikan setiap lipatan dengan penuh konsentrasi seolah itu adalah ritual penenangan pikirannya.

"Kalau Papa dan Mama tiri aku nanya, bilang aja anak tirinya lagi ada urusan penting," candanya yang terdengar lebih seperti usaha memecah ketegangan, tapi yang disambut hanya dengan desisan jengkel dari Laras.

"Gak mau gue punya saudara tiri kayak lo!" Laras membalas dengan nada yang seolah bermain-main.

"Yaudah, gue cabut duluan ya!" suara Kania lirih, seraya langkah kakinya mantap menuju pintu, meninggalkan ruangan pribadi milik Laras dan segala beban yang tak terucapkan.

Namun, dalam hati yang paling dalam, Kania berbohong. Tidak ada urusan apa pun yang menantinya di rumah. Semua itu hanya alasan belaka, sebuah pelarian dari kenyataan yang lebih menyakitkan untuk dihadapi; kehadiran yang kini hanya menjadi mimpi buruk yang ingin dijauhinya. Jika saja ada jalan lain, dia akan menghindari kembali ke tempat yang pernah dianggapnya sebagai rumah.

Alasan kali ini hanya satu, yaitu malu. Ia sudah mengasihani dirinya sendiri sesaat kemarin mematut diri di depan kaca dan ditambah subuh ini. Ia tidak ingin mempermalukan diri di hadapan Jaya dan juga Fani dengan keadaannya saat ini. Apalagi jika Dewa tau, ia akan semakin merasa malu.

Lalu Jika ditanya kemana kakinya akan melangkah, jawabannya tidak tahu. Mungkin ke sekolah? Kania tidak masalah jika diharuskan memanjat pagar hanya untuk berdiam diri di taman belakang sekolah pagi ini. Yang penting, ia tidak bisa menunjukkan penampilannya saat ini. Bisa-bisa semua orang mengasihaninya.

Suara notifikasi baru saja terdengar dari ponsel pinjaman Laras, hal itu membuat langkah terhenti.

Bang Dewa

Kania kalau kamu kerja di tempat kak Angga gimana?

Dia kebetulan lagi butuh banget orang.

Tempatnya masih punya aku kok.

Sepagi ini? Dewa sudah meminta persetujuannya? Apakah laki-laki itu tidak tidur?

Anda

Boleh bang.

Mulai kapan?

Bang Dewa

Mulai malam ini?

Bisa?

Wah, Kania terkejut. Sepertinya Dewa bener-bener tidak mengenal kata tidur walau laki-laki itu akan tidur di pagi hari? Mengingat kehidupan Dewa yang selalu dimulai pada sore hari menuju malam.

Tapi setidaknya Deaa dapat sedikit mengembalikan suasana hatinya. Setidaknya, ia tidak lagi merasa begitu membebani teman-temannya. Hutangnya pada Laras dan Fabian sudah menumpuk, Untung saja kedua temannya itu bukan rentenir yang suka memberi bunga hutang, kalau tidak, mungkin ia sudah memilih untuk bunuh diri dari awal.

____

Pagi ini, aura Karel terlihat lebih menyenangkan dibanding biasanya. Praja dan juga Miska  sempat dibuat heran akan aura yang jarang terlihat itu. Sebenarnya, tanpa ditanya pun, kedua orang itu sudah tahu alasan kenapa putranya itu bahagia. Kabar berita mengenai Karel yang mengajak Sania pacaran di sekolah jelas sudah tersebar luas.

Biasanya, jika masalah gosip-menggosip tentang Karel, Fabian akan langsung menjadi peran utama. Tapi entah mengapa, kejadian hari ini, Fabian diam-diam saja, Praja dan Miska mengetahui berita ini dari Sania langsung.

" Jangan macam-macam ya, Rel, pacarannya." Praja membuka topik. Kedua tangannya sibuk menyatukan kumpulan nasi goreng di piring putih di hadapannya, sedangkan matanya memperhatikan Karel yang masih terlihat santai.

"Di jagain, jangan di rusak," lanjut Praja.

" Iya," sahut Karel cepat.

"Besok ajak Laras makan malam keluarga aja sekalian, Rel." Miska menambahkan." Udah lama juga dia gak gabung sama kita."

Karel kembali mengangguk." Nanti Karel tanya dulu, dia sibuk atau enggak," balasnya.

....

"Gimana rasanya jadi pacar pertama Karel Pradipta?" tanya teman sekelasnya dengan antusias.

"Harusnya ganti name tag jadi 'Pacar Karel' sekarang juga!" lanjut yang lain, tertawa terbahak-bahak.

"Benarkah, San? Gue kira lo gak akan pernah dapat status kayak ini sampai lulus!" Ujar yang lain, membuat suasana semakin gaduh.

"Beruntung strategi lo berhasil, gue nyaris yakin lo akan ditinggalkan Karel!" sambung yang lain, nyaris dengan nada serius.

Hati Laras terasa tertusuk mendengar semua cibiran itu. Sejak kehadiran Laras di kelas ini, jujur saja telinganya sudah terasa panas. Pembicaraan yang seakan tidak menunjukkan akan berhenti itu membuat emosinya kembali memuncak di pagi hari yang cerah ini.

Memang tidak ada Laras di sampingnya. Jauh di sudut hati, Laras berharap Kania—sahabatnya yang selalu memamerkan kekuatan palsu itu—tak pernah berada di sisinya saat itu. Dia tahu dirinya takkan tahan menyaksikan Kania menyembunyikan air mata di balik senyum sok tegarnya itu.

" Eh, Kania!"

Suara ceria yang berasal dari bagian depan itu berhasil mengalihkan perhatian Laras. Ah, harapannya tidak terkabul.

"Udah kasih selamat belum ke Sania? Dia jadian sama Karel tau!"

Itu mulut minta gue bekap, desis Laras dalam batinnya. Ia yakin sekali, kenyataan bahwa Kania menyukai Karel adalah sesuatu yang sudah diketahui oleh seluruh penduduk sekolah. Tapi bagaimana bisa, teman-teman sekelasnya itu malah menguji iman Kania?

"Oh iya?"

Kali ini, desisan Laras berubah sinis ketika melihat senyuman muncul di wajah Kania. Bahkan siapapun yang melihat gadis itu sudah pasti tahu Kania menangis seharian. Kedua mata Kania sama sekali tidak bisa berbohong.

"Selamat ya, Sania! Semoga gak langgeng!" Kania berucap antusias.

"Doa macam apa itu?"

"Mata Lo kenapa bengkak, Kan?" Gadis dengan rambut terkunci itu bertanya dengan senyuman sinis.

"Oh ini?" Kania menunjuk pelupuk matanya yang meninggalkan jejak hasil menangisinya seharian kemarin." Digigit serangga kayaknya," alibinya.

"Emang bisa sampai segitunya?" Sania bersuara naif.

Kania mengangguk." Coba cari aja di internet," balasnya dengan senyuman lebar.

"Gue pikir lo habis nangis seharian!" Cibir gadis lain yang memakai bando merah.

"Nangis kenapa?" Kania bersuara lagi.

" Lo kan suka sama Karel! Tau dia jadian sama Sania, Lo pasti nangis kan?!"

Mendengar jawabannya sebetulnya benar itu membuat tawarnya terdengar di bagian depan kelas. Kamu tersenyum lebar dan mengangkat bahunya acuh.

"Nangis itu kalau tahu Sania nikah sama Karel!" Kania membalas."kan ada pepatah yang bilang, sebelum janur kuning melengkung, hajar aja terus meski harus nikung!" Ia semakin melebarkan senyumnya.

"Lo mau nikung Sania?" April, perempuan dengan rambut dikuncir itu kembali berkata sinis." Lo emang udah lebih cantik dari Sania-"

"Yang cantik akan kalah sama yang udah pasti jodoh!" Kania terkekeh pelan. Ia kemudian beralih pada Sania dan tersenyum tipis." Emangnya lo udah yakin kalau jodohnya Karel?" Sinisnya dengan sebuah senyuman.

"Udah ah! Pagi-pagi udah julid aja Lo semua!" Laras menyahut sinis sebelum menarik paksa Kania dari tempatnya. Ia pikir Ka ia akan berubah baik saat sakit hati. Ternyata,, Kania jauh berubah dari dugaannya.

1
Suryani Tohir
nice
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!