My Psycho Man

Deg deg deg~ !

Suara detak jantung keduanya terdengar saling bersahutan di tengah kesunyian malam. Entah mengapa setelah melihat wajah tampan dengan tatapan yang seakan ingin menerkamnya itu membuat hati Erina tergugah.

Begitupun dengan Yerkhan, melihat rona wajah dengan bibir ranum merah muda milik Erina, sangat membuatnya tergoda, hingga sampai timbul hasrat untuk menciumnya. Tak hanya itu, keinginan untuk melakukan lebih dari sekedar berciuman pun sampai terpikirkan olehnya.

' Ah, apa yang terjadi padaku? m*sum sekali' batin Yerkhan menyadarkan diri

" Hh.. maaf, lebih baik kau beristirahat, aku akan pulang" ujar Yerkhan memberikan sekotak garam pada wanita cantik di hadapannya

Tangan mereka yang saling bersentuhan, membuat Erina sadar akan sesuatu. Secara reflek, jemari tangannya mulai memeriksa suhu tubuh dengan menempelkan salah satu tangan pada dahi nya dan satu tangan lagi pada dahi pria tampan dihadapannya.

" Kau demam tinggi, tinggallah lebih lama, lagi pula cuaca diluar sedang turun salju, kau juga harus menyetir mobil, aku tidak ingin mengambil resiko jika terjadi sesuatu nantinya" jelas Erina dengan ekspresi khawatir.

Erina yang memang mulai semakin tertarik pada pria tampan itu, merasa tak tega jika membiarkannya berkendara dengan keadaan demam begitu.

Merasa tubuhnya yang sedang tidak baik-baik saja, Yerkhan yang memang enggan untuk kembali pun menyetujui permintaan wanita cantik dihadapannya.

Hingga setelah itu, Erina pun kembali melanjutkan kegiatan memasak yang sempat tertunda. Namun bukan untuk menu yang sebelumnya mereka sepakati, melainkan ia akan memasak bubur untuk pasien dadakannya, agar lebih mudah untuk dicerna.

" Maaf jika rasanya tidak sesuai dengan selera mu, makanlah selagi hangat, lalu segera minum obat" ujar Erina meletakkan semangkuk bubur dengan toping irisan daging sapi dan sayuran di atasnya

" Kelihatan enak, terimakasih" sahut Yerkhan tersenyum tipis dengan wajah yang semakin memerah akibat efek demam yang dideritanya, membuat Erina kembali tersipu.

Setelah menghabiskan makanannya, serta meminum obat pereda demam milik Erina, pria tampan yang mulai merasakan efek obat pun mulai terlelap di atas sofa ruang tamu rumah tersebut.

Berbeda dengan Erina yang terus memandangi wajah serta tubuh proporsional milik pria tampan yang tengah terlelap itu. Sembari menempelkan handuk kecil pada dahi Yerkhan, berharap demamnya cepat turun.

' Waktu kami berdiri, perbedaan tinggi tidak terlalu jauh, yah walaupun dia lebih tinggi, apa susahnya jika menunduk sedikit untuk sampai berciuman!' batin Erina mengomentari pria tampan di hadapannya

"Astaga! hal gila apa yang kupikirkan!" gumamnya setengah berbisik sembari memukul pelan kepalanya sendiri.

Malam pun berganti menjadi dini hari, netra coklat pria tampan itu mulai terbuka setelah beberapa jam terlelap. Ia pun mulai beranjak dari posisi baringnya sembari meregangkan otot tubuh yang sedikit kaku, karena tertidur cukup lama di atas sofa.Kini kondisi tubuhnya berangsur membaik, kepalanya pun terasa lebih ringan.

Pluk !

Namun aktifitas peregangan nya terhenti, setelah menemukan sebuah handuk kecil yang jatuh tepat di atas pangkuannya. Tak hanya itu, terdapat sebuah bejana berukuran sedang berisi air yang sudah dingin di samping sofa tempat baring nya.

Hingga netra nya mengunci sosok wanita cantik yang sedang terlelap dengan tumpuan tangan di atas meja. Tak hanya itu, posisi tidurnya yang seperti sedang duduk itu, membuat Yerkhan segera beranjak dari posisinya, menghampiri wanita cantik yang tengah pulas itu.

' Apa kau menemaniku sedari tadi? sampai tertidur seperti ini?' batin Yerkhan penuh tanya

Dengan perlahan pria tampan tersebut membopong wanita cantik di hadapannya dengan gaya bridal style menuju kamar tidur. Kemudian meletakkan tubuh molek dengan pakaian tertutup itu ke atas ranjang.

' Sedang tidur pun terlihat cantik, aku jadi ingin.. tidak! tidak boleh, belum saatnya' batin Yerkhan berusaha menahan hasrat liarnya.

...----------------...

"Mmmhh~"

Pagi pun tiba, Erina yang belum menyadari jika ia sedang berada di atas ranjang itu, mulai beranjak dari posisinya. Kemudian berjalan dengan setengah sadar ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri.

Hingga beberapa saat setelahnya, wanita cantik itu mulai bersiap untuk berangkat bekerja. Seperti biasanya, ia harus sarapan terlebih dahulu, kemudian mencuci piring setelahnya. Namun hal tersebut tidak perlu dilakukannya, karena tepat di atas meja dapur, sudah tersedia roti panggang telur serta segelas susu yang masih hangat.

Tak hanya itu, piring beserta perlengkapan memasak semalam pun sudah rapi pada tempatnya.

" Enak~" gumam wanita cantik tersebut mulai menyantap sarapan paginya

' Kling!'

Terdengar suara notifikasi chat pada ponselnya, membuat wanita cantik itu segera membaca isi pesan di dalamnya.

' Terimakasih sudah merawat dan menemaniku semalam, maaf karena tidak berpamitan. Jika kau sudah bangun, jangan lupa habiskan sarapannya, semoga harimu menyenangkan, Erina '.

Setelah membaca isi pesan, serta melihat nama pengirimnya, seketika wanita cantik itu tersedak, karena terlalu besar menelan potongan roti telur dalam tenggorokannya.Dengan cepat wanita cantik tersebut meraih segelas susu, kemudian meneguknya secara perlahan.

Pikirannya mulai kembali pada kejadian semalam ketika ia membawa masuk seorang pria tampan, lalu mengobrol dengannya, kemudian memasak untuknya, hingga merawat nya ketika terserang demam.

"Setelah itu aku tertidur di ruang tamu" gumam nya mengingat kembali kejadian semalam

"Tunggu sebentar, seharusnya aku tidur diruang tamu, tapi mengapa bisa terbangun di kamar?!"

Erina kembali bergumam, disertai dengan wajah yang merah padam karena malu

' Apa dia menggendongku? atau menyeret ku?, apa dia melihat rupa ku saat tidur? Astaga ini gila!!' batin Erina berteriak, dengan kedua tangan menutupi wajah merah padamnya.

...----------------...

Sementara itu di resto dalam hotel, tepatnya di sebuah meja makan, tampak Yerkhan yang tersenyum sendiri mengingat segala perhatian Erina ketika ia terserang demam akibat menunggunya semalam.

Ya benar, setelah mengetahui Kafe tempat janjiannya dengan Erina telah tutup, dengan tanpa berpikir panjang lagi, pria tampan itu segera menuju ke tempat tinggal wanita cantik tersebut.

Bahkan, dengan bodohnya, ia sampai menunggu di luar mobil karena ragu untuk mengetuk pintu rumah wanita cantik tersebut. Hingga sampai beberapa menit ia menunggu, rintik salju mulai turun, dan pada saat itu pula Erina yang memang ingin ditemuinya muncul dari dalam taxi.

Entah mengapa, perasaannya begitu lega setelah melihat wajah wanita cantik yang akhir-akhir ini selalu muncul dalam benaknya. Jujur saja, pria tampan itu memang tertarik sejak awal pertemuan mereka di danau Kaindy waktu itu.

Wajah cantik berparas asia, dengan mata indah berhiaskan bulu mata lentik, hidung mancung namun mungil, serta bibir ranum yang pas dengan wajah oval nya, terlihat cantik dan manis di penglihatan pria tampan asal kazakstan itu.

Tak hanya wajahnya yang cantik, tubuh erina yang sedikit berisi itu, menjadi salah satu alasannya. Mengingat ia telah membopongnya semalam, berat tubuh wanita cantik itu begitu pas dalam dekapannya.

' Mengapa kau begitu cantik? bagaimana jika aku menginginkanmu? Kau tidak akan menolaknya kan?. Tunggu, bagaimana jika dia menolak, apa aku harus memaksanya?' batin Yerkhan dengan pikiran yang berkecamuk.

' Astaga, mengapa seperti ini lagi?! akan lebih baik jika memastikannya sendiri' batinnya kembali tersadar.

Dengan perasaan yang penasaran, pria tampan itu segera mengambil ponselnya, lalu mengetikkan pesan ke salah satu nomor dengan poto profil seorang wanita cantik yang semakin menarik hatinya.