NovelToon NovelToon
Batas Kesabaran Seorang Istri

Batas Kesabaran Seorang Istri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Balas Dendam / Konflik etika / Suami Tak Berguna / Ibu Mertua Kejam / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: echa wartuti

Aluna Aurelia Pradipta memimpikan keindahan dalam rumah tangga ketika menikah dengan Hariz Devandra, laki-laki yang amat ia cintai dan mencintainya. Nyatanya keindahan itu hanyalah sebuah asa saat keluarga Hariz campur tangan dengan kehidupan rumah tangganya.

Mampukan Aluna bertahan atau memilih untuk pergi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tuan Dan Nyonya Bramantyo

Aluna dan Rania masih menertawakan Sandra. Ada untungnya juga Sandra datang ke tempat itu meskipun sempat membuat keributan. Beruntungnya keributan itu tidak menimbukan masalah pada pengunjung lain. Pegawai yang terluka karena ulah Sandra pun sudah Aluna berikan kompensasi.

"Oh iya, kapan orang yang kamu cerita itu datang?" tanya Aluna.

"Aku rasa sebentar lagi." Rania menoleh ke arah pintu masuk. Ia melihat pasangan berjalan masuk ke tempat itu. Dari penampilan jelas mereka dari kalangan atas. "Nah, itu dia mereka," tunjuk Rania.

"Ayo ke sana," ajak Rania.

"Tunggu!" tahan Aluna. "Aku seperti tidak asing dengan mereka?" Aluna berpikir di mana ia pernah melihat kedua orang itu.

"Jelaslah. Mereka itu bukan orang sembarang," jelas Rania." Ayo kita sambut mereka. Akan aku kenalkan pada mereka." Rania mengajar Aluna untuk menyambut kedatangan tamu itu.

"Selamat datang Nyonya dan Tuan Bramantyo," sambut Rania.

"Halo, Rania," sapa wanita itu.

"Oh iya ini teman yang saya ceritakan." Pandangan Rania mengarah pada Aluna. "Aluna mereka orang yang aku ceritakan Tuan dan Nyonya Bramantyo."

"Oh, halo. Selamat datang di butik saya Tuan dan Nyonya Bramantyo, saya Aluna," salam Aluna sembari mengulurkan tangannya.

"Salam, Aluna," sapa balik Arleta, istri dari Adrian Bramantyo. "Saya Arleta dan ini suami saya, Adrian." Arleta dan Adrian membalas uluran tangan Aluna secara bergantian.

"Mari silahkan Tuan, Nyonya kita ngobrol diruangan saya saja," ajak Aluna.

"Baiklah." Pasangan suami dan istri iru berjalan mengikuti Aluna dan Rania.

Sampai di ruangan kerjanya, Aluna mempersilahkan Arleta dan Adrian duduk di sofa panjang yang ada di sana.

"Silahkan duduk," ucap Aluna.

"Terima kasih, Aluna," balas Arleta.

Rania sendiri duduk di sofa single yang berhadapan langsung dengan Rania.

"Mau minum apa?" tanya Aluna.

"Apa saja. Tidak perlu repot-repot," ucap Adrian.

"Tunggu sebentar." Aluna beranjak dari tempat duduknya lantas membuka lemari pendingin. Di dalamnya ada jus mangga kemasan. Aluna menuang jus tersebut ke dalam dua gelas lantas menyajikan ke tamunya.

"Maaf, hanya ada ini." Aluna menghidangkan minuman itu ke hadapan Arleta dan Adrian.

"Tidak masalah. Saya saya sudah mengatakan sebelumnya, kamu tidak perlu repot-repot," ucap Adrian.

"Iya, Aluna," imbuh Arleta.

Aluna tersenyum, melihat keduanya membuat Aluna teringat akan mendiang kedua orang tuanya.

"Baiklah, ada yang bisa saya bantu?" tanya Aluna.

"Kata Rania kamu bisa membuatkan desain perhiasan, kami ingin melihatnya," jawab Arleta.

"Sebentar saya perlihatkan beberapa desain yang saya buat." Aluna kembali beranjak dari tempat duduknya, menunu meja kerjanya. Ia mengambil buku-buku desainnya, membawanya dan memperlihatkan kepada Arleta.

"Silahkan, Nyonya," ucap Aluna.

Arleta membuka buku tersebut dan senang melihat hasil karya Aluna.

"Apa semua yang ada di toko ini hasil dari karyamu?" tanya Arleta.

"Tidak semua Nyonya. Aa sebagian dari tempat lain yang mempercayakan pada saya untuk menjual produk mereka," jelas Aluna. "Silahkan jika Anda ingin melihat yang lainnya." Aluna memberikan buku desain pakaian dan juga tas.

"Saya suka tas ini dan juga desain perhiasan ini. Saya ambil keduanya," ucap Arleta.

"Keduanya?" tanya Aluna memastikan.

"Iya," jawab Arleta. "Eh tunggu, gaun ini …." Arleta menunjukkan gambar gaun pesta kepada sang suami. "Bagimana pendapatmu?" tanyanya.

"Ya ini bagus. Untukmu?" tanya Adrian disambut anggukkan oleh Arleta.

"Ya ini bagus dan sepertinya cocok untukmu," ucap Adrian.

"Baiklah, Aluna saya juga ingin gaun ini." Arleta menunjukkan gambar gaun yang diinginkannya.

"Baiklah, Nyonya. Mari kita lakukan pengukuran." Aluna mengambil alat ukur.

Aluna mulai mengukur bagian-bagian tubuh Arleta lantas menulisnya. Tidak butuh waktu lama Aluna untuk melakukan hal itu. "Sudah selesai, Nyonya."

"Okey." Arleta kembali ke tempat semula ia duduk. "Kapan bisa saya bisa mengambil pesanan saya?" tanya Arleta.

"Saya akan usahakan secepatnya," jawab Aluna.

"Baiklah saya percayakan kepada kamu. Ulang tahun anak saya satu bulan lagi," ucap Arleta.

"Baik, Nyonya," sahut Aluna.

Aluna mencatat semua pesanan Arleta dan memberikan desain perhiasan yang Arleta pilih.

"Aluna," panggil Arleta.

"Ya, Nyonya." Aluna mendongak lantas melihat nke arah Arleta.

"Kamu sudah punya pasangan?" tanya Arleta.

Aluna tidak langsung menjawab, ia butuh proses untuk mencerna pertanyaan yang Arleta lontarkan.

"Maksud, Nyonya?" tanya Aluna.

"Kamu sudah memiliki pasangan atau belum?" ulang Arleta.

"Saya sudah menikah, Nyonya," jawab Aluna kikuk.

"Ck, sayang sekali. Jika kamu belum memiliki pasangan saya berencana akan menjodohkan kamu dengan anak saya," aku Arleta.

UHUK UHUK

Semua orang terkejut lantaran tiba-tiba Rania tersedak.

"Rania, kamu tidak apa-apa?" Aluna mengambil mineral di lemari pendingin kemudian berpindah ke tempat Rania duduk. "Minumlah!" Aluna menyodorkan air mineral kepada Aluna setelah lebih dulu membuka tutupnya.

Rania menerima air mineral itu lantas meminumnya.

"Rania, kamu benar tidak apa-apa?" tanya Aluna khawatir.

"Tidak, Aluna. Aku hanya terkejut Nyonya Arleta akan menjodohkan kamu dengan anaknya. Padahal kalian baru pertama kali bertemu," jelas Rania.

"Maaf, Nyonya." Rania tersenyum dengan menunjukkan deretan giginya.

"Karena saya suka dengan dia," jawab Arleta. Wajannya sama sekali tidak menunjukkan rasa bersalah sedikitpun sush membuat Rania terkejut.

"Mama ini ada-ada saja," kekeh Adrian. "Aluna jangan dengarkan istri saya. Dia sudah frustrasi melihat anaknya yang susah diatur."

"Tidak apa-apa, Tuan. Saya doakan anak Anda mendapatkan jodoh yang baik," ucap Aluna.

"Amin."

"Panggil kami om dan tante saja ya sama seperti rania. Tapi anak ini selalu merasa tidak enakkan." Arleta menyentuh dagu Aluna.

"Hah." Ekspresi wajah Aluna berubah menjadi cengo. Setelah itu melihat ke arah Rania seolah meminta pendapatnya. Sang sahabat memberi isyarat dengan kedipan mata. "Ba-baiklah, Om Tante jika kalian tidak keberatan."

"Tentu tidak. Tadinya kami berharap kamu bisa memanggil kamu Mami sama Papi, tapi harapan kami sudah pupus," ucap Arleta.

"Mami …," tegur Adrian.

Aluna tertawa kecil melihat itu dan mengangap keduanya adalah pasangan serasi.

"Baikah, Aluna." Arleta berdiri diikuti semua orang. "Kami permisi dulu. Kabari kami secepatnya, ya."

"Siap, Nyo … maksud saya, Tante," balas Aluna.

Aluna dan Rania mengantar Arleta dan Adrian ke pintu keluar. Sepanjang perjalanan Alena dan Arleta mengobrol. Arleta terus mengutarakan kekaguman pada Aluna, membuat Aluna sedikit salah tingkah.

"Sampai jumpa, Aluna," salam Adrian.

"Sampai jumpa, Om," salam balik Aluna.

"Ayo, Sayang. Kita pulang," ajak Adrian pada Arleta.

"Ayo." Arleta menerima uluran tangan sang suami. "Sampai jumpa, Aluna."

"Sampai jumpa, Tante," salam Aluna.

Aluna kembali ke ruangan kerjanya bersama Rania lantas membereskan buku-buku desain dan menaruhnya di mejanya.

"Ya Tuhan aku tidak pernah berpikir jika mereka memiliki pikiran akan menjodohkanmu dengan anak mereka," celoteh Rania sembari mendudukkan diri di sofa.

"Sepertinya kamu sangat akrab dengan mereka?" tanya Aluna seraya membereskan tempat kerjanya.

"Ya, karena …." Rania menggantung ucapannya membuat Aluna menoleh ke arahnya.

"Karena apa?" tanya Aluna penasaran dengan ucapan Rania selanjutnya.

"Maaf Aluna. Sebenarnya … aku berbohong padamu," cicit Rania.

1
Nenti Malau
uda kuduka elgar anak bramantiyo
Sunaryati
Maaf tulisan amboradol
Maricha: 😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁
total 1 replies
Sunaryati
Benarkan Elgar bukan orang sembarangan, dia ingin menyelamatkan Aluna dari pengkhotbanan suaminya
Sunaryati
Nah gitu jangan ada perzinahan Aluna dan Elgar, sudah banyak bukti segera gugat ccersi, Elgar pasti bukan orang sembarangan, kau akan terlindungi Aluna
Maricha: thank you kakak udah mampir🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Sunaryati
Lho kok Aluna sama rendahnya dengan Camelia, kalau Camelia dan Hariz, malah sudah suami istri sedangkan Aluna dan Elgar tak ada ikatan apa- apa. Elgar kau yang masih waras hentikan keinginan, Aluna. Aluna jangan jadi wanita murahan, jika tidak kau lakukan Elgar, aku berhenti membaca ceritamu
Maricha: Terima kasih udah mampir, Kakak 🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Sunaryati
Baru mampir lanjuut baca maraton, dan suka . Masa Hariz menjijikkan menikahdiam- dami dengan tante- tante.
Pasti Elgar pemilik hotel itu, dan dia menyukai Aluna. Syukurlah Luna belum punya anak dengan Hariz. Saya yakin setelah terbongkar kebusukan Hariz, perusahaannya akan hancur.
Thoor jika perceraian Aluna dan Hariz, cepet, atas bantuan Elgar, tak kasih nilai 5 bintang
Maricha: terima kasih kakak 🥰🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Nenti Malau
smngat rhor nulisnya
Maricha: Terima kasih kakak sudah mampir 🥰🥰🥰🥰💪💪💪💪
total 1 replies
Lili Inggrid
lanjut
Maricha: siap kakak. Terima kasih sudah mampir
total 1 replies
maya puspitasa
ceritanya seru ka hayo semangat dilanjutin ka novelnya
Maricha: ty Kaka sudah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!