🏆NOVEL PLATINUM🏆
Xiao Shuxiang, seorang remaja yang tinggal di sebuah Desa terpencil dekat pegunungan Lima Jari. Saat ia dan beberapa temannya pulang berburu, Desa tempat tinggalnya habis terbakar dan kedua orang tuanya ikut meninggal dalam peristiwa tersebut.
Semenjak kedua orang tuanya meninggal, ia diasuh oleh seorang Tetua dari Sekte Naga Hitam. Ia juga dianggap sebagai anak angkatnya dan menjadi bagian dari Sekte Naga Hitam. Hanya saja sangat disayangkan ternyata Xiao Shuxiang tidak memiliki bakat yang bagus untuk menjadi kultivator.
Namun lewat sebuah peristiwa naas, ia berhasil menemukan rahasia kalung giok pemberian ayahnya. Dari sana pula, ia mendapatkan teknik kultivasi yang mengguncang dunia. Anehnya, giok tersebut ternyata memiliki hubungan yang erat dengan Naga pelindung Sekte tempat dimana Xiao Shuxiang berada.
Lalu siapakah jati diri Xiao Shuxiang yang sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menempa Kekuatan Fisik
Sesaat setelahnya, Xiao Shuxiang pun langsung melompat ke dasar air terjun. Suara gemuruh serta tekanan air yang begitu besar, sedikit membuatnya gemetar.
"Aku harus terbiasa.." gumam Xiao Shuxiang sambil memperhatikan sekelilingnya.
Xiao Shuxiang pun melepas bajunya, tubuh remajanya masih terlihat polos meski ada beberapa otot yang mulai terbentuk. Ia berjalan dan menemukan batu yang cukup besar untuk ia jadikan pijakan. Xiao Shuxiang pun merasakan hantaman dari derasnya air yang jatuh dari ketinggian ratusan meter itu, ditambah dengan keberadaan di dunia jiwa maka kekuatannya pun semakin bertambah. Xiao Shuxiang merasakan jika tubuhnya seperti dihantam ribuan kilogram dan datang secara bersamaan dalam jumlah yang besar.
"Aahhhh.."
Berdiri di bawah kuatnya hantaman air terjun tidak membuatnya gentar, ia berteriak keras sambil mengepalkan tangannya disertai tekad yang tidak tergoyahkan.
Xiao Shuxiang harus belajar menderita dan bertahan dari hal yang sulit jika ingin menjadi kuat. Ia harus terbiasa menahan lelah dan sakit yang menderanya, menanggungnya sendiri tanpa meminta bantuan dari siapapun.
"Gemuruh"
Suara air terjun terus bergemuruh dan mendera sekujur tubuh Xiao Shuxiang, seperti ditabrak oleh batu-batu ribuan kilogram lambat laun tubuh Xiao Shuxiang merasakan sakit hingga ke tulang-tulangnya. Hingga beberapa jam kemudian kekuatan air terjun itu menghempaskan tubuhnya hingga terjatuh ke dasar kolam yang cukup dingin itu. Tubuh Xiao Shuxiang bergetar dan tampak menggertakkan gigi, ia ingin menangis merasakan penderitaan dari latihan fisik yang ia jalani kali ini.
Xiao Shuxiang berusaha bangkit sambil menghirup udara dingin, tubuhnya menggigil dan tulang-tulangnya terasa remuk. Namun segera ia menemukan posisi berdirinya kembali dan merasakan gemuruh air terjun dengan kemampuan fisiknya.
Air terjun yang seperti jatuh dari langit itu membuat tubuh Xiao Shuxiang tertimpa ribuan batu besar. Hingga beberapa menit kemudian tubuh Xiao Shuxiang pun kembali terhempas oleh kekuatan air terjun yang jatuh secara intens tanpa mengurangi tekanannya.
Xiao Shuxiang menggertakkan giginya, di dalam tubuhnya energi vitalitas mulai bekerja memperbaiki rasa nyeri yang terdapat di sekujur tubuhnya. Ia tidak buru-buru kembali ke posisi awalnya, melainkan merasakan sensasi percikan gemuruh air yang jatuh menerpa bebatuan.
Setelah merasakan tubuhnya membaik, Xiao Shuxiang pun kembali menuju batu besar dimana tempat ia berdiri sebelumnya. Perlahan-lahan ia memasuki gulungan air yang mirip naga air dengan semburan airnya yang kuat.
Kali ini Xiao Shuxiang berdiri perlahan, namun tidak lama setelahnya hantaman air yang begitu kuat tersebut seperti tidak mengizinkan dirinya untuk berdiri tegak. Perlahan-lahan Xiao Shuxiang pun membungkukkan badannya merasakan terpaan air yang mirip dengan telapak bertekanan tinggi yang kembali menyapunya hingga terhempas.
"Aarrgghh.."
Tidak hanya punggung dan bagian dadanya yang memerah seperti baru saja dipecut cambuk, wajah Xiao Shuxiang pun tampak pucat seputih kertas.
Dengan perlahan Xiao Shuxiang kembali bangkit, ia setengah berenang menuju batu besar sebelumnya. Kini ia tidak lagi berdiri menantang, melainkan duduk bersila dengan posisi berkultivasi. Ia tidak menggunakan energi internalnya untuk melapisi sekujur tubuhnya, namun dengan posisinya sekarang ia cenderung menyerap kekuatan alam dan mengabaikan rasa sakit yang terus-menerus menghujaninya.
Rasa sakit yang terus ia rasakan tidak membuatnya menyerah, sambil menggertakkan giginya dan bersuara lirih Xiao Shuxiang terus mengoptimalkan kemampuan dirinya untuk tetap bertahan. Tidak terasa hari pun berangsur gelap, namun tubuh Xiao Shuxiang masih duduk bersila dan mulai mati rasa atas apa yang ia rasakan, bahkan dari udara yang keluar masuk dari mulutnya menandakan jika Xiao Shuxiang mulai memasuki kondisi terbiasa.
Dari kejauhan, Heilong tampak tersenyum senang saat memperhatikan Xiao Shuxiang yang tengah berjuang memperkuat tubuhnya. Meski secara tenaga dalam kekuatan Xiao Shuxiang bisa mengatasinya, namun di masa depan saat ia bertarung dengan kultivator kuat maka ia harus mengandalkan kekuatan fisiknya untuk bertahan hidup.
Selama seharian ia memperhatikan sikap keras kepala yang dilakukan oleh remaja yang ia sebut sebagai Tuan muda itu, ada senyum kekaguman dari bibirnya.
"Aku baru tahu jika di antara orang-orang lemah masih ada orang yang memiliki tekad yang kuat untuk meraih pencapaiannya" gumam Heilong di dalam hatinya.
Sebagai Raja Naga yang dikurung di dalam liontin giok, ia jelas merasakan kemauan yang keras dari orang yang telah memberikannya tempat di Dunia Jiwa. Meski Heilong belum bisa keluar dari Dunia Jiwa, ia tetap merasa bersyukur karena masih bisa merasakan hidup setelah ribuan tahun terkurung dengan jiwa yang membeku.
***
Sementara itu di Sekte Naga Hitam, tampak Xie Yuwei yang mondar-mandir dengan rasa kekhawatiran. Setelah terdengar kabar jika Xiao Shuxiang yang melukai Lin Fan dan seorang murid luar lainnya dari paviliun Tetua ketiga, hati Xie Yuwei menjadi cemas dan tidak habis pikir bagaimana Xiao Shuxiang bisa bertindak seperti itu.
Tidak pernah terpikirkan olehnya jika Xiao Shuxiang yang ia kenal sebagai remaja yang lemah akan memiliki kemampuan yang mengerikan, jika dipikirkan secara seksama maka Xie Yuwei menilai kekuatan Xiao Shuxiang berada pada ranah Inti Qi tingkat akhir.
"Pantas saja waktu itu ia tidak mau menerima pemberian batu spiritual pemberianku" gumam Xie Yuwei dalam hatinya.
Xie Yuwei merasa senang atas perubahan kekuatan sahabat terbaiknya itu, tetapi di sisi lain ia semakin khawatir jika Xiao Shuxiang telah menyinggung kekuatan keluarga Lin yang menurutnya terdengar tidak sederhana di Ibukota Awan Selatan. Apalagi di Sekte Naga Hitam sendiri terdapat tingkatan yang berjenjang untuk menentukan status seseorang.
Di Sekte Naga Hitam memiliki tingkatan status sebagai berikut :
Murid luar, tahap kultivasi berada di ranah Pemurnian Qi hingga Inti Qi tingkat akhir.
Murid dalam, ranah kultivasinya mulai dari Inti Emas hingga ranah Pendekar Kaisar tingkat akhir.
Murid senior atau disebut juga murid lanjutan yang berada di ranah Pendekar Bumi, mereka adalah murid yang sedang memahami suatu pemahaman beladiri mendalam, selama proses tersebut mereka hanya berfokus pada kultivasi dan sesekali menjalankan misi Sekte untuk mendapatkan poin kontribusi.
Diaken, merupakan murid senior yang berada di ranah Pendekar Langit. Disebut juga murid yang tengah mengabdi pada Sekte dengan cara membantu para Tetua dalam melatih dan mengawasi para murid dalam maupun murid luar. Bagi murid senior yang tidak ingin menjadi Diaken umumnya memilih kembali pulang ke Klan masing-masing ataupun menjadi bagian dari penguasa wilayah.
Tetua pelataran murid luar, merupakan Diaken senior yang berada di ranah Alam Suci tingkat awal, serta memiliki poin kontribusi yang cukup dari berbagai misi yang ditugaskan Sekte kepadanya.
Tetua murid dalam, memiliki ranah di tahap Alam Suci tingkat akhir hingga memasuki alam setengah Dewa.
Ketua Sekte, berada di ranah Pendekar tingkat Dewa.
MUNGKIN MEREKA AKAN DIPERTEMUKAN DALAM MEMBASMI PENJAHAT
di sini menanti di sana menunggu
makasih up-nya Kak Author, tetap semangat n semoga sehat selalu yaaa