Figo derlangga tidak pernah tertarik dengan wanita manapun, laki laki itu hanya tertarik dengan James, asisten laki laki pribadinya.
Keadaan seketika berubah drastis ketika Figo bertemu dengan maid baru dirumah miliknya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xxkntng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Shearen Figo
"Kenapa kau bisa datang bersama Axel?" tanya Figo, suaranya terdengar datar namun penuh pertanyaan
"Kau tau kan jika Axel adalah adikku. "
"Kau tidak punya hubungan apa-apa dengan Axel?" lanjutnya, tatapannya tajam.
"Bagaimana dia bisa bertemu denganmu?"
Shearen menatap Figo sambil tersenyum tipis. "Kalau memang aku dan Axel memiliki hubungan spesial, kau mau apa?" tantangnya.
"No. Tidak seorang pun boleh mendekatimu. You’re mine." Figo menegaskan ucapannya.
"Tapi jika aku berpacaran dengan Axel, kita tetap bisa jadi saudara, kan? Kamu akan menjadi kakak iparku." Shearen tersenyum jahil, membuat Figo mengernyitkan dahi.
"Aku tidak segan segan menghajar adikku sendiri jika dia berani merebutmu!" seru Figo, kali ini terdengar tegas.
"Bagaimana kau bisa bertemu Axel?" Figo bertanya lagi, nada suaranya berubah lebih lembut.
"Aku dan Axel tinggal di apartemen yang sama," jawab Shearen santai.
Figo terdiam sesaat, lalu tatapannya menjadi lebih dalam. "Kalian tinggal di apartemen yang sama? Kalian tidak melakukan hal-hal yang tidak pantas, kan?" tanyanya pelan, tapi jelas terdengar rasa khawatir.
"Kalau pun kita berdua melakukan sesuatu, itu urusan kita. Bukan urusanmu kan tuan figo," balas Shearen, sengaja menggoda Figo.
"Tidak! itu tetap urusanku!" balas Figo.
"Kau sendiri sering melakukan hal-hal tidak pantas denganku di sini," Shearen membalas sambil menaikkan alisnya.
"Kalau denganku, itu berbeda," ucap Figo singkat.
Figo menatapnya dalam. "Aku ingin menikah denganmu." ucap Figo to the point.
Shearen menatapnya terkejut. "Kenapa tiba tiba ingin menikah denganku? untuk memuaskan dirimu?" tanyanya serius.
"Tidak. Aku benar-benar mencintaimu. Having you in my life is the best thing that’s ever happened to me, and I want you to be my wife." jawab Figo, suaranya penuh ketulusan.
"Tapi, tipe laki-laki idamanku seperti Axel. Kalau begitu bagaimana?" goda Shearen.
"Aku tidak peduli, rhea," bisiknya, mencoba menahan emosinya.
Shearen menghela napas panjang. "Aku tidak bisa menerimanya. Kau bahkan sudah menikah dengan valerie," katanya dengan nada serius.
Figo menggeleng. "Aku bisa menceraikannya."
Shearen menatapnya bingung.
"Tidurlah. Kamu butuh istirahat." ucap shearen .
"Dua hari ini kamu nggak tidur, kan? Kenapa?" tanya Shearen.
"Aku akan menemanimu tidur," ucapnya sambil membaringkan diri di samping Figo.
Figo tersenyum kecil, kemudian memeluknya erat.
"Jangan terlalu erat, aku hampir tidak bisa bernapas," protes Shearen sambil mendorong bahu Figo pelan.
Figo tertawa kecil, lalu melonggarkan pelukannya. "Berjanjilah. Jika aku bangun nanti, kau masih ada di sini," katanya lembut.
Shearen mengangguk pelan. "promise."
-
Ruang makan
"Ada salad di rumah ini?" Axel bertanya pada Elena sambil mengangkat alisnya.
"Apa Tuan Axel ingin saya buatkan salad?" jawab Elena sopan.
"Ya, tolong buatkan. Tanpa keju" jawab Axel singkat.
Elena langsung beranjak ke dapur.
"Apa kau melihat Valerie dan Mona?" tanya Axel pada John.
"Mereka pergi, kurasa," jawab John.
"Mengapa mereka selalu pergi saat aku ada di rumah? Mereka seharusnya tidak tinggal di sini," ucap Axel kesal.
John hanya menggeleng. "Saya hanya ajudan, Tuan. Saya tidak punya hak untuk mengusir mereka."
Axel mendengus. "Mereka cuma menumpang. Tidak pantas tinggal di rumah ini."
"Tuan Axel, apa Anda juga tertarik pada Shearen?" tanya John sambil menaikkan alisnya.
Axel tertawa kecil. "Kalau iya, aku bisa mati di tangan kakak ku."