Bian, seorang pria berusia 30-an yang pernah terpuruk karena PHK dan kesulitan hidup, bangkit dari keterpurukan dengan menjadi konten kreator kuliner. kerja kerasnya berbuah kesuksesan dan jadi terkenal. namun, bian kehilangan orang-orang yang di cintainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D.harris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan kecil
Bian berjalan memasuki sebuah butik yang elegan di pusat perbelanjaan mewah. Interiornya yang mewah dengan lampu kristal dan rak-rak berisi koleksi tas terbaru membuat Bian sedikit canggung. Namun, ia sudah mantap dengan tujuannya: membeli tas untuk Rissa sebagai bentuk apresiasi atas segala perjuangan dan dedikasinya.
Seorang pramuniaga menyambutnya dengan ramah, "Selamat siang, Pak. Ada yang bisa saya bantu?"
Bian tersenyum kikuk. "Iya, saya ingin mencari tas untuk istri saya. Dia suka koleksi tas, tapi saya kurang paham soal modelnya."
Pramuniaga itu dengan cekatan menunjukkan beberapa koleksi terbaru. "Kami punya beberapa model yang sedang populer, Pak. Kalau boleh tahu, biasanya istri Bapak suka model seperti apa?"
Bian memikirkan kebiasaan Rissa dan gaya berpakaiannya. "Dia suka tas yang elegan tapi tidak terlalu mencolok. Sesuatu yang bisa dia pakai untuk acara formal atau sehari-hari."
Pramuniaga itu mengangguk dan mengambil sebuah tas Dior ukuran medium berwarna beige dengan aksen emas. "Model ini sangat versatile dan elegan. Banyak pelanggan kami memilih ini karena cocok untuk berbagai kesempatan."
Bian memperhatikan tas itu dengan seksama. "Ini kelihatannya cantik sekali. Saya rasa ini cocok untuk Rissa. Bisa saya lihat lebih dekat?"
Setelah memeriksa tas tersebut dan memastikan kualitasnya, Bian akhirnya memutuskan untuk membelinya. Sembari menunggu tas dibungkus, ia membayangkan wajah Rissa saat menerima kejutan ini. Ia tahu betapa istrinya menghargai hal-hal kecil yang dilakukan dengan penuh cinta, dan ini adalah caranya menunjukkan betapa ia bangga dan mencintainya.
Setelah selesai, Bian membawa tas itu pulang dengan hati-hati. Di perjalanan, ia menyusun rencana bagaimana memberikan kejutan itu. Ia ingin momen ini menjadi kenangan manis bagi Rissa, sesuatu yang bisa mengingatkannya bahwa semua usahanya dihargai dan bahwa ia dicintai tanpa syarat.
......................
Malam itu suasana rumah terasa tenang. Anjani sudah tertidur di kamarnya, sementara Sabda sibuk dengan buku-buku pelajarannya. Rissa sedang merapikan dapur setelah makan malam, sementara Bian sibuk di meja kerjanya, menyelesaikan beberapa dokumen yang tertunda.
Bian melirik ke arah kamar mereka, memastikan kotak berisi tas Dior yang telah ia siapkan di atas meja rias tetap terlihat mencolok. Ia menahan senyum, merasa puas dengan rencana kecilnya.
"Sayang," panggil Bian tiba-tiba, sambil memandang ke arah Rissa yang masih di dapur.
"Iya, Mas? Ada apa?" Rissa menjawab sambil mengelap tangannya.
"Bisa tolong ambilkan handphone Mas di kamar? Kayaknya ketinggalan di meja rias," ujar Bian dengan nada santai, meski dalam hatinya sedikit gugup menunggu reaksi Rissa.
Rissa mengangguk. "Oke, sebentar ya," katanya sambil berjalan ke kamar mereka.
Begitu memasuki kamar, pandangan Rissa langsung tertuju pada kotak mewah berwarna hitam dengan logo Dior yang elegan di atas meja rias. Ia berhenti sejenak, bingung.
"Eh, ini apa?" gumam Rissa pada dirinya sendiri. Ia melangkah mendekat dan memeriksa kotak itu. Di atasnya terdapat kartu kecil dengan tulisan tangan Bian:
"Untuk Rissa, wanita hebat yang selalu jadi inspirasiku. Terima kasih telah menjadi bagian terbaik dalam hidupku. I love you."
Rissa menutup mulutnya, terkejut dan haru. Perlahan ia membuka kotak itu, dan matanya membelalak melihat tas Dior yang elegan di dalamnya.
"Mas Bian...!" serunya sambil membawa kotak itu keluar kamar.
Bian yang pura-pura sibuk di meja kerja menoleh dan tersenyum. "Kenapa, Sayang?" tanyanya dengan nada polos.
"Ini... buat aku?" Rissa bertanya dengan mata yang berbinar, meski masih tak percaya.
Bian bangkit dari kursinya, mendekati Rissa. "Ya, ini buat kamu. Aku tahu kamu sudah bekerja keras dan melewati banyak hal. Aku ingin kamu tahu kalau aku selalu menghargai apa yang kamu lakukan untuk keluarga kita."
Rissa memeluk Bian erat, air matanya menetes pelan. "Mas, ini terlalu mewah... Aku nggak pernah minta apa-apa."
"Tapi kamu pantas mendapatkannya," jawab Bian sambil tersenyum hangat. "Kamu adalah segalanya buat aku."
Rissa memandang tas itu sekali lagi, lalu kembali menatap Bian. "Terima kasih, Mas. Aku benar-benar bersyukur punya suami seperti kamu."
Malam itu menjadi momen penuh cinta dan penghargaan di antara mereka, mengingatkan keduanya bahwa meski hidup kadang sulit, mereka selalu punya satu sama lain untuk berbagi kebahagiaan.