NovelToon NovelToon
THE TREE OF KALPATARU (Mrityu Dhumenavrtah)

THE TREE OF KALPATARU (Mrityu Dhumenavrtah)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kelahiran kembali menjadi kuat / Perperangan / Ilmu Kanuragan / Penyelamat
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Feburizu

Sebuah ramalan kuno mengguncang keseimbangan antara para Akasha dan para Moksa, mereka tinggal di pusat alam semesta bernama Samavetham. Ramalan itu meramalkan kelahiran seorang Akasha terkuat di sebuah planet kecil, yang akan membawa perubahan besar bagi semua makhluk hidup. Ketika para Moksa berusaha menggunakan pohon Kalpataru untuk mencapai ramalan tersebut, para Akasha berupaya mencegah kehancuran yang akan dibawanya.

Di Bumi, Maya Aksarawati, seorang gadis yatim piatu, terbangun dengan ingatan akan mimpi yang mencekam. Tanpa dia sadari, mimpinya mengisyaratkan takdirnya sebagai salah satu dari 12 Mishmar, penjaga dunia yang terpilih.

Ketika ancaman dari organisasi misterius semakin dekat, Maya harus berhadapan dengan kekuatan baru yang bangkit di dalam dirinya. Dibantu oleh reinkarnasi Mishmar yang lain, Maya harus menemukan keberanian untuk melawan atau menghadapi konsekuensi yang dapat mengubah nasib seluruh alam semesta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Feburizu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PENCARIAN JAWABAN

Berdua, mereka duduk di meja yang sama dan menikmati sarapan bersama. Di sela-sela waktu makannya, Maya berceletuk, "Kejadian yang menimpa kita sepertinya masih menjadi topik hangat, sehangat sayur bayam ini... Sluuurrrppp!" Ia menikmati kuah sayur bayamnya dengan ceria.

Rendi, yang sibuk dengan ayam goreng kesukaannya, hanya menjawab sambil mengunyah makanannya, "Hawis hini hikut haku hya... nyum... nyum?!"

"Ke mana?" tanya Maya sambil mengernyitkan alisnya, merasa penasaran dengan jawaban temannya.

"Jangan banyak nanya, mau jadi monyet?" Rendi mencandai Maya, membuatnya tertawa.

"Ih! Depanku ini monyetnya," balas Maya dengan senyuman nakal.

Akhirnya, keduanya kembali menikmati sarapan mereka dengan santai, tawa dan canda mengisi suasana.

Suster Evlin, yang saat itu bertugas sebagai penyedia minuman, mendekati mereka sambil membawa dua buah jeruk mandarin yang menggiurkan. Anak-anak lain melihat mereka berdua dan berbisik-bisik, sepertinya masih mengingat kejadian yang dialami Maya dan Rendi.

"Ini untuk kalian berdua. Ada acara apa hari libur ini?" Suster Evlin tersenyum sambil menaruh dua butir jeruk mandarin di depan mereka.

"Terima kasih, Suster. Aku mungkin hanya melanjutkan PR dari sekolah," jawab Maya seraya mengupas kulit jeruk mandarin, rasa syukur mengalir dalam hatinya.

"Kalian sudah benar-benar merasa baik, kan?" Suster Andira tiba-tiba ikut bergabung, menatap kedua anak itu dengan penuh perhatian.

"Kita semua sangat mengkhawatirkan kalian dengan kejadian yang telah berlalu. Aku tak sanggup membayangkan jika itu sampai menimpa kalian," ucap Suster Andira, suaranya lembut namun penuh keprihatinan.

"Jangan khawatir, Suster. Kami sudah tak merasa takut lagi," tukas Rendi sambil melahap jeruknya, berusaha menunjukkan bahwa mereka baik-baik saja.

"Ini juga untuk pelajaran bagi semuanya, ya anak-anakku sayang," Suster Evlin menambahkan dengan nada lembut namun tegas, memandang semua anak-anak yang lain.

Suster Evlin memberi nasihat kepada semua anak asuhnya untuk selalu berhati-hati jika sedang berjalan sepulang sekolah. Semua anak-anak yang ada di bangsal ruang makan itu mengangguk dengan cepat, menanggapi nasihat itu dengan serius.

Setelah sarapan, Rendi mengajak Maya menyelinap ke sebuah tempat di belakang asrama panti. Melewati rimbunan semak belukar dan gerbang pagar yang telah terbengkalai, mereka menemukan bangunan yang sudah ditinggalkan pemiliknya. Rendi melangkah hati-hati, menghindari sisa-sisa paku dan berbagai jenis material bangunan yang berserakan.

Setelah memastikan tidak ada bahaya, Rendi bersikap serius dan membuka percakapan. "Maya, sebenarnya aku menyadari kejadian mobil yang hampir mengenai kita itu karena kamu, kan?"

Maya terdiam, merasakan kembali kenangan aneh yang menimpanya. Ia memang merekam kejadian itu dalam ingatan.

"Hey, tenang saja, Maya. Kita sudah seperti saudara, dan aku orang yang pandai menjaga rahasia," Rendi meyakinkan Maya, menyadari betapa pentingnya kepercayaan di antara mereka.

"Rasanya lucu, kalau aku tidak mengenalmu lebih baik," lanjut Rendi, melihat sikap diam Maya.

Maya mengangguk pelan dan mulai menceritakan pengalaman sebelumnya. Ia menjelaskan bagaimana ia merasakan energi hangat mengalir dalam tubuhnya, hingga mobil sedan yang mendekat bisa ia tepis dengan kedua tangan kecilnya.

Rendi terdiam sejenak, alisnya mengerut. Seketika, bola matanya berbinar. Sepertinya ia mendapatkan ide.

"Maya, kau tahu kenapa aku sering terlihat mengantuk?" tanyanya, penuh semangat.

"Kenapa?" tanya Maya penasaran.

"Ini!" Rendi mengeluarkan sebuah buku dari balik punggungnya, menunjukkan sampulnya yang berwarna cerah.

"Buku apa itu?" tanya Maya, tertarik.

"Ini buku tentang anak-anak indigo, anak-anak dengan kemampuan istimewa. Sepertinya kau juga memiliki kemampuan itu," Rendi membuka buku tersebut dan mulai menjelaskan isinya dengan antusias.

Maya begitu kagum dengan pengetahuan Rendi yang luas. "Lalu, apa yang harus kulakukan?"

"Tentu saja, mencoba mengendalikannya. Apa kau bisa mencobanya?" Rendi memohon, wajahnya penuh harapan.

"T-tapi, aku tidak mengerti caranya," Maya mengaku, merasakan aliran energi yang meluap-luap dalam dirinya, tetapi tidak tahu bagaimana cara menggunakannya.

"Sebentar," Rendi membolak-balikkan halaman buku yang dipegangnya dan berhenti ketika menemukan halaman yang dicari. "Nah! Ini dia! Telekinesis! Sebentar, aku bacakan untukmu..." ucap Rendi dengan bersemangat.

"Telekinesis pada dasarnya adalah kemampuan untuk memengaruhi pergerakan sebuah objek dari jarak jauh hanya dengan kekuatan pikiran. Kemampuan tersebut meliputi mengangkat, menggetarkan, membengkokkan, mematahkan, atau menggerakkan benda hingga mengangkat diri sendiri melayang di udara," Rendi mulai membaca penjelasan mengenai kemampuan tersebut.

"Di sini kuncinya adalah pikiran! Maya, mau kah kau mencobanya? Sebentar saja," bujuk Rendi, matanya berbinar penuh harapan.

"Mmm... Mmm... Bagaimana ya?!" Maya berpikir sejenak, lalu berjalan menuju kursi kayu yang sedikit berdebu dan mendudukinya. Rendi ikut duduk di kursi sebelahnya, memberikan dukungan.

"Ayo, Maya. Cobalah sebentar saja. Tidak ada salahnya kau dikaruniai kekuatan super. Dan itu bisa dipakai untuk hal-hal yang baik," Rendi berusaha meyakinkan.

"Emmm... Emm... Baiklah..." Maya pun membangun keberaniannya.

"Lalu, kau ingin aku menggerakkan apa?" tanya Maya, ragu namun bersemangat.

"Baiklah, coba kau lihat batu bata yang ada di dekat pintu sana..." Rendi menunjuk sebuah bata tak jauh dari tempat mereka duduk.

"Ya? Lalu..?" Maya menunggu instruksi Rendi selanjutnya dengan rasa ingin tahu.

"Baik, pandangi dan fokuskan pikiranmu pada batu bata itu," ucap Rendi lirih agar Maya benar-benar bisa berkonsentrasi.

"Coba Kau tunjuk batu itu sembari membayangkan energi yang kau rasakan menyelimuti bata itu..." Rendi kembali memberi arahan, dan Maya pun menurutinya dengan penuh harapan.

Maya lalu menunjuk bata yang dilihatnya dan membayangkan bata itu terangkat. Namun, hal itu ternyata begitu sulit. Batu bata itu tidak terangkat, tetapi bergerak sedikit ke depan.

"K-kau berhasil, Maya!!" sorak Rendi dalam hati, semakin bersemangat.

1
Lily
nice
Didinekadewiastutik
lestari mukanya kek kenal /Chuckle/
Feburizu: /Doge/
total 1 replies
Lily
/Scare/
Lily
yuanyun anak orang kaya ya?
Lily
emma matre sih /Facepalm/
AdiRuz3
😯
AdiRuz3
/Beer/
Didinekadewiastutik
ilustrasinya bener2 👍
Didinekadewiastutik
kukira villain si emma
Didinekadewiastutik
oknum/Grin/
Samsul Ono
jgn segan mengidentifikasi daerah? sekitaran. Mojopahit ( Mojokerto ), misal Pasuruan, alas pertapaan Indrokilo-Arjuno, Gunung Welirang, Cangar, Gresik, Tuban, Jombang, Malang, Bondowoso, Alas Purwo, Banyuwangi dll yg dlm sejarah kerap jadi ajang pertempuran prajurit Mjphit
Lily
apa ini Maya versi bule? /Facepalm/
Lily
weh ganti POV lagi
Lily
Rendi protektif bgt /Proud/
Lily
akhirnya balik ke maya/Whimper/
Lily
kerem yuanyun/Smile/
Didinekadewiastutik
/Blackmoon/
Didinekadewiastutik
nila kek seneng bet/Joyful/
Didinekadewiastutik
anak sekecil itu berkelahi dengan...
Lily
sadis bet sadis maya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!