[Support, Like, dan Komen ya untuk karya baruku gengs] Bulan Desember seharusnya terasa menyenangkan. Bonus tahunan akan cair, cuti panjang di depan mata, liburan yang tak perlu dilewatkan, dan hadiah natal yang akan didapatkan. Tapi, Catalina malah mendapatkan pengkhianatan dari Delon kekasihnya dan perpisahan ini berpeluang menghancurkan banyak rencana yang sudah dia siapkan jauh - jauh hari. Demi tetap menjalankan rencana mereka Catalina dan Delon akan bersama setidaknya sampai melewati Hari Natal. Bagaimanakah kelanjutan kisah 2 orang asing yang sudah tidak bersama tapi terpaksa menjalani momen indah bersama karena keadaan? Kisah romantis, lucu, dan sedih dari pasangan ini siap menemani hari - hari anda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Calistatj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Love Hotel
Setelah seharian berjalan mengelilingi Tokyo dimulai dari mencoba kafe - kafe lucu seperti kafe kapibara atau kafe karakter kartun, mengelilingi kuil, hingga berbelanja di Harajuku. Talin dan Delon kembali ke kamar. Talin sudah tidak bisa mengeluhkan soal berbagi kamar setelah sudah mengeluhkan hal itu seharian.
“Kamu senang kan?” Tanya Delon yang sudah seharian ini menuruti kemauan Talin demi penebusan dosa.
Talin hanya mengangguk. Badannya benar - benar mau patah. Mereka masuk ke dalam kamar. Talin mengambil semua bajunya dan masuk ke dalam kamar mandi. Delon mencoba bertahan dengan sikap dingin Talin.
Delon masuk ke dalam kamar mandi setelah Talin keluar. Mereka menjadi seasing ini padahal sebelumnya mereka selalu berbagi tempat tidur. Talin mengeringkan rambut dengan handuk dan memakai perawatan wajah malamnya. Delon mandi dengan cepat dan keluar kamar mandi dengan handuk melilit pinggang. Lelaki itu membuka koper dengan santai dan memilih baju. Dia sempat melirik Talin yang menolak melihatnya dengan memainkan ponsel.
Delon masuk kamar mandi dan keluar lagi dengan baju lengkap. Talin menyandarkan tubuhnya di kasur. Dia benar - benar sebal karena hotel ini tidak menyediakan ranjang pisah. Talin meraih remot tv untuk memecah keheningan di antara mereka.
Tv dinyalakan dan mereka langsung disambut dengan adegan dewasa pria dan wanita yang sedang bercinta. Desahan dan jeritan mereka memenuhi kamar. Talin sampai kaget melihatnya.
“Apaan nih” Katanya sambil langsung mengganti siaran yang lain.
Siaran kedua juga menunjukan hal yang sama. Pria dan wanita beradegan ranjang ala cosplay. Talin langsung memencet tombol mati pada tv dan menaruhnya di samping kamar. Tangannya tak sengaja menyenggol kotak yang tidak sempat dilihatnya. Kotak itu terjatuh. Talin mengambil isi kotak yang berjatuhan dan menemukan beberapa kondom. Delon tidak tahan untuk tidak tertawa. Lelaki itu tertawa ngakak melihat Talin.
“Apa - apaan ini, Delon?”
“Aku kan udah bilang kalau perjalanan ini untuk kita rujuk. Jadi, aku pesan hotel cinta”
“Kenapa pesan hotel cinta?”
“Supaya kamu bisa mencintaiku lagi, Catalina”
Talin mendengus sebal dan membuang muka dari Delon. Delon segera mendekati Talin dan duduk di samping wanita itu. “Aku sungguh - sungguh menyesal, Catalina. Dan aku mau satu kesempatan dari kamu:” Kata Delon lembut.
“Kita bisa bahas ini setelah pulang dari sini” Jawab Talin.
“Aku akan terus usaha”
Mereka berdua kembali hening. Mereka yang dulu membagi bahagia bersama, sekarang merasa asing dengan kata bahagia itu sendiri. Sedikit tawa yang dibagi pun rasanya hambar. Delon tau kalau dia yang paling bersalah akan keadaan ini.
Suara desahan heboh dari kamar sebelah langsung membuat Talin dan Delon berpandangan. Ini memang hotel untuk bercinta para pasangan. “Delon, jangan ide lagi pesan hotel kayak gini” Talin menutup telinganya rapat - rapat.
“Aku masih cinta kamu,Talin. Sekali pun kamu nggak” Delon berharap Talin tidak mendengar kata - katanya ini. Diiringi desahan para pasangan di sekitar. Delon berharap cinta mereka masih bisa dilanjutkan. Lelaki itu merebahkan tubuhnya dan memandang langit - langit. Dulu dia dan Talin juga pasangan heboh seperti itu. Semua sekarang berubah. Talin tertidur membelakanginya dengan bantal menutup telinga.
Delon menyukai Talin sejak pertama melihat gadis itu. Talin selalu terlihat menyenangkan. Senyum manis dan ketenangannya membuat Delon jatuh cinta. Waktu mereka sudah sering jalan bersama. Delon mengajak Talin makan di restoran mahal yang dia bayar dengan uang ekstra dari orang tuanya. Delon meminta kepada pihak restoran agar Delon bisa menyanyikan satu lagu untuk Talin. Satu lagu yang mewakili perasaannya.
“Kamu mau ke mana?” Tanya Talin melihat Delon berdiri dari kursi.
Delon tersenyum kepada Talin. “Aku mau ke depan. Mau nyanyi satu lagu buat kamu”
Talin sampai terdiam melihat kelakuan Delon. Delon mengambil gitar dan berdiri di depan mic. Lagu lawan Inikah Cinta versi Delon berkumandang di kafe itu. Menyihir semua pengunjung yang duduk di sana.
Di akhir lagu Delon menatap Talin yang duduk di kursi sambil tersenyum salah tingkah. “Catalina, mau jadi pacarku? Aku suka sama kamu!” Teriak Delon yang langsung disoraki oleh para tamu.
Talin berdiri dan memandang Delon sambil membekap mulutnya. “Delon, aku mau jadi pacar kamu”
Delon meletakan mic di tempatnya dan berjalan menghampiri Talin. Lelaki itu memeluk tubuh mungil Talin sambil membelai punggungya. “Aku sayang kamu, Talin”
Semua begitu indah awalnya membuat mereka berdua sama - sama merasa menjadi orang paling bahagia di dunia. Sekarang bahkan hotel cinta ini tidak dapat memperbaiki hubungan hancur mereka.
