Stuck With You (Ma Mia Cara)

Sudah 2 Jam Darius menghabiskan waktunya sendirian di ruang kerjanya. Darius membuka laci meja kerjanya, disana terdapat sebuah foto berbingkai yang berisikan potret Darius, Rose, dan Damian yang terlihat masih berumur sekitar 2 tahun. Potret itu memperlihatkan betapa bahagianya mereka di kala itu.

"Aku masih tidak percaya bahwa kau adalah wanita yang jahat. Meski pernikahan kita terjadi karena perjodohan, tapi aku sempat mencintaimu Rose. Aku memang membalas rasa sakit yang kau berikan padaku, tapi aku tidak berhenti mencari siapa yang telah meracunimu."

Darius menyeka air mata yang jatuh di ujung matanya, lalu kembali memasukkan foto itu kedalam Lacinya.

Dulu, Darius menikah dengan Rose karena perjodohan. Tapi lambat laun perasaan dari dalam diri mereka perlahan-lahan muncul dengan sendirinya. Hingga menghasilkan pangeran tampan yaitu Damian. Tapi entah kenapa, saat Damian berumur 7 tahun Darius mulai berubah. Dia sering marah-marah, sering memukul Rose dan Damian. Hingga satu saat, Damian yang sedang berlatih menembak terluka akibat jatuh tersandung, Bukannya menolong Damian, tapi Darius malah memukul tubuh Damian kecil hingga memar.

Lalu pernah pula, Darius memaksa Damian belajar berenang sendirian. Damian kecil yang belum bisa berenang hampir tenggelam, Damian sudah berusaha meminta tolong pada ayahnya. Tapi Darius hanya melihatnya dari pinggir kolam renang. Dan malah menyuruh Damian untuk belajar menyelamatkan dirinya sendiri. Untungnya pada saat kejadian itu Alan melewati halaman belakang, dia melihat Damian yang hampir tenggelam namun dibiarkan oleh ayahnya sendiri. Alan yang terkejut melihat hal itu, akhirnya berlari lalu lompat masuk ke dalam kolam untuk menyelamatkan Damian.

Damian berhasil diselamatkan, bukannya khawatir. Darius malah melangkah pergi meninggalkan Alan dan Damian begitu saja.

Di usianya yang masih kecil, dari saat Rose masih hidup. Damian sudah dibebankan dengan latihan-latihan berat oleh Ayahnya. Dari mulai, menembak, berenang, berkuda, bela diri, dan masih banyak latihan fisik lain yang harus dia lakukan. Jika tidak, maka Damian akan mendapatkan kekerasan pukulan dari Darius hingga memar atau bahkan babak belur.

Begitu pula dengan Rose, jika rose berusaha menolong Damian. Maka dirinya juga akan mendapat pukulan dari Darius. Saat itu Domani, selalu disibukkan dengan masalah perusahaan dan hal penting lainnya. Sehingga dia tidak tau apa yang terjadi sebenarnya di rumah itu.

"Selain diriku, siapa lagi orang yang kau buat sakit Rose. Hingga orang itu meracuni dirimu dengan rencana yang matang. tanpa jejak sedikitpun. Kemal pun rasanya tidak mungkin, dia tidak punya alasan yang kuat untuk membunuhmu. Kala itu, kami masih berteman baik. Hingga saat sebuah tragedi setelah kematian mu yang membuat dia mengira aku membunuh istri dan anaknya"

Bertahun-tahun Darius berusaha memecahkan teka-teki meninggal nya Rose dan tuduhan Kemal Ozturk padanya. Tapi dia tidak pernah mendapat jawaban apapun. Darius larut dalam pikirannya.

Sedangkan di Indonesia, Azze yang saat ini berada di bandara, berpamitan dengan adik-adiknya dan Bunda nya. Nara dan Lana tidak bisa datang mengantarkan kepergian Azze karena mereka ada urusan mendadak yang tidak bisa ditinggalkan. Azze tidak merasa kecewa, dia mengerti posisi sulit sahabatnya.

"Ya sudah kalau begitu Azze pergi dulu ya bunda.. "

"Ingat pesan bunda, jaga diri disana. Kalau terjadi sesuatu, segera hubungi kami ya. "

"Iyaaa, Azze ingat... "

Azze memeluk bunda maya dengan erat.

"Kakak hati-hati ya.. kabari kami saat sampai disana.. "

Winda juga memeluk Azze, begitu juga Yoga dan yang lainnya.

Setelah berpamitan Azze pun masuk ke dalam pesawat, Azze mendapatkan kursi tepat di samping jendela. Dia sangat senang karena dapat melihat pemandangan kota yang nampak dari ketinggian lewat jendela pesawat. Pesawat pun take off, walaupun ini adalahhh kali pertama Azze naik pesawat. Tapi dia tidak merasa takut, malah dia sangat senang sekali bisa merasakan hal itu.

"Waaahhhh, indah sekali ya pemandangan kota jika dilihat dari atas. "

Perjalanan pesawat menuju Sisilia sekitar belasan jam. Azze memutuskan untuk melihat kembali journal yang dia tulis sambil mendengarkan lagu dari handphone nya.

"Setelah tiba di bandara Internasional Catania, aku harus bertemu dengan seseorang yang bernama Alexandro. Lalu pergi menuju tempat tinggal ku di Stella Marina. iyaaa, baiklah. "

Azze tidak ada hentinya tersenyum sepanjang penerbangan, bahkan dia tidak tidur sama sekali. Dia menyibukkan diri dengan membaca kembali novel dari penulis Anna Huang yang baru sempat ia baca hannya setengah. Azze tidak tau, seseorang yang sedang menantinya saat ini, Sangat tidak sabar ingin kembali bertemu dengannya.