NovelToon NovelToon
Dear, Gavin

Dear, Gavin

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Teen School/College / Romansa
Popularitas:5.9M
Nilai: 4.6
Nama Author: Mae_jer

Yaya_ gadis ceria dengan sejuta rahasia.

Ia selalu mengejar Gavin di sekolah,
tapi Gavin sangat dingin padanya.

Semua orang di sekolah mengenalnya sebagai gadis tidak tahu malu yang terus mengemis-ngemis cinta pada Gavin. Namun mereka tidak tahu kalau sebenarnya itu hanya topengnya untuk menutupi segala kepahitan dalam hidupnya.

Ketika dokter Laska memvonisnya kanker otak, semuanya memburuk.

Apakah Yaya akan terus bertahan hidup dengan semua masalah yang ia hadapi?

Bagaimana kalau Gavin ternyata
menyukainya juga tapi terlambat mengatakannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

Sepulang sekolah Yaya tidak berhasil menemui Gavin hanya untuk sekedar melihat pria itu. Cowok itu sudah buru-buru pulang. Entah sibuk atau memang sengaja mau menghindarinya. Tapi ya sudahlah, setidaknya tadi mereka sudah makan bareng dikantin, meski Gavin tidak makan apa-apa. Zuin merapikan ranselnya dan berjalan keluar kelas. Ia memilih naik bus pulang ke rumahnya.

Sebenarnya tak ada seorang pun yang tahu perasaan Yaya dibalik sifat ceria dan bawelnya yang selalu ia tunjukkan didepan Gavin dan teman-teman cowok itu. Mereka tidak tahu kalau ia hanyalah seorang gadis kesepian yang merindukan kasih sayang. Ia tidak punya siapa-siapa, papanya menikah lagi setelah mamanya meninggal, mama tiri dan kakak tirinya tidak suka padanya, kakak kandungnya pergi dari rumah memutuskan tinggal sendiri dan tidak mau peduli padanya lagi. Intinya, tak ada satu orang pun yang peduli padanya. Ia sendirian. Tidak ada lagi orang yang menyayanginya di dunia ini. Hidupnya sungguh menyedihkan.

Yaya menatap kosong ruangan kamarnya. Dinding berwarna hitam itu mengekspresikan kehidupannya yang gelap. Ia sengaja mengubah warna cat dinding kamarnya untuk mencari perhatian papanya, sayangnya tak ada seorang pun dari mereka yang ia harapkan datang menginjakkan kaki mereka di kamar itu. Gadis itu tertawa miris.

Dulu waktu mamanya baru meninggal, hampir tiap hari gadis itu menjalani hari-harinya seperti mayat hidup. Bahkan dia pernah mencoba bunuh diri beberapa kali.

Pandangannya berpindah ke sebuah ruangan lain yang hanya bisa dimasuki lewat kamarnya. Ruangan itu adalah tempat rahasia yang sengaja dibuat kakaknya ketika mereka masih dekat dulu. Ruangan itu dibuat agar dia bisa melukis karena dirinya suka melukis dan hobinya itu hanya kakaknyalah yang tahu, makanya ruangan itu adalah ruang rahasia mereka berdua.

Sebuah senyum merekah terbit di wajah Yaya. Ia berjalan perlahan memasuki ruangan itu. Pandangannya lurus menatap ke beberapa lukisan yang sudah selesai dibuatnya. Disebelah kiri ada dua lukisan lengkap dirinya dan keluarganya, dan disebelah kanan ruangan itu ada sekitar empat lukisan dengan wajah yang sama. Seorang lelaki tampan yang selalu menghiasi senyumnya tiap kali ia melihatnya.

Gavin...

Satu-satunya pria yang membuatnya bangkit dari keterpurukannya dan berusaha memandang kehidupan ini dengan cara yang lebih baik. Pria itu seperti cahaya yang terus meneranginya. Gavin adalah kekuatannya untuk bertahan hidup.

Yaya ingat waktu pertama kali dia bertemu Gavin. Saat itu dia sedang di rawat di RS karena percobaan bunuh diri. Umurnya masih lima belas tahun waktu itu.

Yaya pernah ingin melompat sekali lagi dari atap RS tapi seseorang menyelamatkannya, kebetulan orang itu adalah Gavin. Pria itu berteriak padanya dan memarahinya habis-habisan, tapi sesudah itu Gavin menenangkannya seperti orang dewasa, padahal mereka mungkin saja seumuran. Satu hal yang tak akan pernah ia lupa adalah kata-kata Gavin saat itu.

"Nggak ada orang yang nggak punya masalah di dunia ini, sesulit apapun hidupmu, kamu harus tetap kuat, jangan menjadi lemah. Karena kalau kamu berhasil melewatinya, kamu akan menyadari betapa berharganya hidup ini. Satu hal lagi, kalau kamu masih sulit tersenyum, tatap aku dan bayangkan wajahku seperti spongbob."

Yaya lagi-lagi tertawa mengingat pertemuannya dengan Gavin di masa lalu. Sifat Gavin ketika pertama kali mereka bertemu di rumah sakit itu sangat berbeda 180 derajat dengan sifatnya sekarang. Lagi, Gavin bahkan tidak ingat sama sekali kalau Yaya adalah gadis yang pernah dia tolong itu di rumah sakit waktu itu.

Yaya sering berpikir apakah karena waktu itu mereka bertemu di malam hari jadi pria itu lupa, berarti ingatan Yaya sangat bagus karena ia bisa mengingat dengan sangat jelas wajah Gavin sekalipun mereka hanya bertemu sekali. Atau mungkin karena ia langsung melukis wajah Gavin setelah pertemuan itu.

Beberapa bulan setelah pertemuan  dengan Gavin itu, Yaya masuk SMA. Secara kebetulan ia menemukan pria yang terus menerus ada dalam benaknya itu yang ternyata satu sekolahan dengannya, mereka bahkan sekelas.

Saat mengetahui hal itu, Yaya melompat-lompat kegirangan dan membulatkan tekat untuk mengejar pria yang disukainya tersebut. Lelaki yang sampai sekarang terus memenuhi pikirannya dan membuatnya punya semangat hidup lagi.

"Aku rindu Gavin yang dulu." gumam Yaya menatap salah satu lukisan Gavin yang pertama kali di lukisnya. Di lukisan tersebut Gavin tersenyum lebar, berbeda jauh dengan pria itu sekarang.

Gavin yang sekarang entah kenapa selalu bersikap dingin pada semua orang kecuali sahabatnya Bintang, tentu saja. Gavin yang sekarang jarang sekali tersenyum, bahkan tidak pernah sekalipun Yaya melihatnya senyum. Bukan berarti gadis itu tidak suka Gavin sekarang, hanya saja ia lebih menyukai pria itu yang lembut dan hangat seperti pertama kali mereka bertemu, ketika pria itu menolongnya.

"YAYA KELUAR KAMU !"

Terdengar suara teriakan seseorang sambil menggedor-gedor kuat pintu kamarnya. Yaya menghembuskan nafas lelah lalu berbalik keluar dari ruang rahasianya. Ia kenal suara itu. Itu suara papanya. Hanya ada satu hal yang membuat papanya akan datang kekamarnya, meski tidak pernah masuk. Tentu saja kalau pria tua itu mau memarahinya. Ya ampun, apalagi sekarang. Pikir Yaya jengah. Tak ada seharipun di rumah ini situasi yang akan membuat dia merasa tenang.

"Ngapain kamu masuk ke ruang kerja papa? Laptop papa juga kamu rusakin!"

Semprot papanya ketika ia membuka pintu kamarnya.

Alis Yaya terangkat bingung. Kapan ia masuk ke ruang kerja papanya? Orang dia juga baru sampai rumah. Mana ada coba orang yang baru sampai rumah terus nyempetin diri masuk ke ruangan orang lain, ngerusakin laptop pula. Nggak masuk akal. Buat apa juga dia ngerusakin laptop papanya. Aneh.

1
Nic
para readers ikutan gila, senyum senyum sendiri
Nic
Gavin mode cogil
echa purin
/Good//Good/
maria handayani
/Silent/
As Ri
Luar biasa
Alinanggana
salah faham lagi duit2 lagi
Wahyuni Wahyuni
banyak kali iklan sekarang
Anna Zoey
Thoor, aku nangis dari tadi 😭😭😭
Anonymous
Biasa
Anonymous
Buruk
Ros Ani
/Sob//Sob//Sob//Sob/
Meriam Tehupelasury
Luar biasa
Nic
aaaaaaaa greget ey
Nic
gantelman sekali kak sava
Nic: kalau di sambung " kasava = casava" singkong dong
total 1 replies
Nic
wkwkw sebegitu gregetnya dokter laska loh, sampe disembunyikan si yaya
Nic
nah loh?
Venny Merliana
ada 2org yg deket sma Yaya. si Savaro sma dokter Laksa...klo bukan Savaro berarti dokter Laksa dan bisa jadi Yaya sndiri
Venny Merliana
cuma Savaro yg care sma Yaya bener2 tulus..bahkan kluarga juga org yg di sukai nya simpati saat tau Yaya sakit,sedih 😭😭
Venny Merliana
bintang bintang..saat genting lagi sedih eh malah ngelawak pake bisa gantung diri lah si Gavin..😅😅
Venny Merliana
Hua Hua 😭😭😭😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!