Seorang pria membangun perusahaannya dengan tujuan mengumpulkan kekayaan sebanyak mungkin. Namun, semakin banyak uang yang dimilikinya, semakin tinggi kesombongannya. Pada akhirnya, kesombongannya menjadi kehancurannya. Ia dijatuhkan oleh perusahaan lain dan kehilangan segalanya.
Namun. Ia bereinkarnasi ke dunia kultivasi sebagai seorang Summoner, dengan kemampuan memanggil makhluk-makhluk luar biasa. Di dunia baru ini, ia didampingi oleh seorang Dewi yang setia di sisinya.
Sekarang, dengan segala kekuatan dan kesempatan yang dimilikinya, apa yang akan menjadi tujuannya? Apakah ia akan kembali mengejar kekayaan, mencari kedamaian, atau menebus kesalahan dari kehidupan sebelumnya?
Up suka-suka Author!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chizella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengganggu
Setelah melihat pria itu terpental cukup jauh, aku sama terkejutnya seperti dia. "GG sekali. Tubuh Angin Badai ini tidak sia-sia waktu sebulan yang kuhabiskan untuk melatihnya."
Sebelum kepalan tangan pria itu mengenai tubuhku, Tubuh Angin Badai otomatis aktif. Kegunaan Tubuh Angin Badai sejauh ini yang kutahu ada dua: menetralkan racun dan menghilangkannya, serta menahan serangan musuh. Namun, jika serangannya terlalu kuat, mungkin efeknya akan sedikit terasa.
Setelah selesai mengagumi teknik milikku sendiri, aku mulai berjalan pelan ke arah pria itu yang tergeletak di tanah.
"Hoi, kemana kesombonganmu tadi, sampah? Kau sungguh sangat lemah. Kau bahkan tak bisa membuatku mundur dan malah terpental," ejekku sambil memasang ekspresi konyol.
Aku tidak ingin berlama-lama menghadapi pria ini. Langsung saja aku mengeluarkan Sabit Kematian dan melesat cepat ke arahnya.
Merasa nyawanya terancam, pria itu mengeluarkan setetes darah dari cincin penyimpanannya. Aku sedikit terkejut melihat darah yang melayang di tangannya.
Yun Yun, yang sedari tadi diam, mulai memperingatkan. "Huang, cepat hentikan pria itu! Jangan biarkan dia meminum darah di tangannya, kalau tidak kau akan kesulitan menghadapinya!"
Mendengar peringatan Yun Yun, aku segera bergerak dengan kecepatan penuh. Namun, sayangnya, aku terlambat beberapa detik. Pria itu sudah selesai meminum darah di tangannya.
Boom!!
Doarr!!
Suara ledakan terus bergema. Aku yang berada dekat dengan pria itu ikut terpental jauh ke belakang.
Qingzhu dan orang-orang di sekitar sangat terkejut melihat ledakan tersebut.
"Apakah dia akan baik-baik saja?" batin Qingzhu, yang melihat dari kejauhan.
Setelah kabut asap menghilang, terlihat makhluk raksasa dengan tinggi sekitar 10 zhang (1 zhang \= 3,33 meter). Makhluk itu memiliki dua tanduk yang menjulang seperti sapi serta empat tangan. Seluruh kulitnya hitam legam dengan lava menyala di dadanya.
Makhluk raksasa itu tak lain adalah pria yang sebelumnya meminum darah Iblis Kuno. Ia memandangku seakan-akan aku hanyalah hama pengganggu.
"Ha ha ha! Fisik serta Qi dalam tubuh ini luar biasa! Meskipun hanya bisa bertahan 30 menit, itu sudah cukup untuk membunuhmu!" serunya.
Setiap katanya terdengar jelas oleh orang-orang yang mulai berlarian meninggalkan tempat itu, kecuali Qingzhu, yang masih berdiri tidak terlalu jauh.
"Ini jadi semakin merepotkan," gumamku.
"Huang, apa kau perlu bantuan?" tanya Qingzhu, suaranya penuh kekhawatiran.
Orang ini memang tidak biasa, tapi ini menarik.
"Tak perlu. Aku ingin tahu mana yang lebih kuat, dia atau aku."
Aku melompat ke udara, mengumpulkan Qi putih yang mulai terlihat bertebaran dari segala arah.
Rambut hitamku perlahan berubah menjadi putih, dan mata kananku mulai memancarkan aura putih.
"Yun'er, sedikit bantuannya, ya," pintaku.
Aku mulai mengumpulkan kekuatan selama beberapa detik, tanpa menyadari bahwa pukulan makhluk itu datang dengan cepat. Saat pukulannya hampir mengenainya, aku langsung menggunakan Barrier Dewi untuk melindungi tubuhku.
Baammm!!
Ledakan keras menimbulkan getaran yang kuat di tanah.
"Fuu... Hampir saja. Barrier Dewi memang sangat kuat. Jika tidak, aku pasti sudah menjadi debu," gumamku lega.
Di lenganku, Sabit Kematian yang sebelumnya kugunakan mulai tertutupi oleh aura putih, berubah menjadi pedang besar yang disebut Balok Surgawi.
Aku mengangkat Balok itu ke atas. "Satu Ayunan Balok, Dua Naga Kehancuran!" seruku.
Meskipun Balok Surgawi sangat berat, aku masih bisa mengangkatnya dengan mudah. Berbeda dengan makhluk itu, yang gerakannya mulai melambat karena tubuhnya yang besar.
Ditambah dengan Langkah Bayangan, aku semakin mudah mendekatinya. Dalam satu ayunan, aku berhasil memenggal kepalanya.
Kepalanya yang terpenggal jatuh bersamaan dengan tubuhnya, menimbulkan ledakan dahsyat.
Aku langsung pergi dari tempat itu sebelum menimbulkan masalah yang lebih besar, tentu saja membawa Qingzhu bersamaku.
Hari yang sangat melelahkan...
Belum, belum, siap-siap aja kulabrak bentar lagi