Ralina Elizabeth duduk tertegun di atas ranjang mengenakan gaun pengantinnya. Ia masih tidak percaya statusnya kini telah menjadi istri Tristan Alfred, lelaki yang seharunya menjadi kakak iparnya.
Semua gara-gara Karina, sang kakak yang kabur di hari pernikahan. Ralina terpaksa menggantikan posisi kakaknya.
"Kenapa kamu menghindar?"
Tristan mengulaskan senyuman seringai melihat Ralina yang beringsut mundur menjauhinya. Wanita muda yang seharusnya menjadi adik iparnya itu justru membuatnya bersemangat untuk menggoda. Ia merangkak maju mendekat sementara Ralina terus berusaha mundur.
"Berhenti, Kak! Aku takut ...."
Ralina merasa terpojok. Ia memasang wajah memelas agar lelaki di hadapannya berhenti mendekat.
Senyuman Tristan tampak semakin lebar. "Takut? Kenapa Takut? Aku kan sekarang suamimu," ucapnya lembut.
Ralina menggeleng. "Kak Tristan seharusnya menjadi suami Kak Karina, bukan aku!"
"Tapi mau bagaimana ... Kamu yang sudah aku nikahi, bukan kakakmu," kilah Tristan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momoy Dandelion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14: Pertemuan Keluarga
"Ralina ... Cepat! Kita mau berangkat!"
Dari arah luar pintu terdengar suara teriakan Karina saat Ralina tengah bersiap-siap di dalam kamarnya.
"Iya, kak! Sebentar!" jawabnya.
Ralina memandangi penampilan dirinya di cermin. Ia mengenakan gaun merah muda selutut dengan lengan kupu-kupu yang dibelikan Tristan untuknya. Ia memang tak memiliki koleksi gaun untuk acara formal. Malam ini keluarganya akan menghadiri acara makan malam dengan keluarga Tristan.
Kalung peninggalan ibunya ia kenakan malam ini. Setidaknya benda itu mampu mengimbangi gaun cantik yang dikenakannya.
Mata Ralina tertuju pada laci meja rias. Ia membukanya dan melihat gelang yang Tristan berikan tergeletak di sana. Seperti yang Karina katakan, ia tidak boleh terlihat menyedihkan di hadapan orang terutama keluarga Tristan. Ia lantas memutuskan untuk mengenakan benda itu.
"Seperti ini tidak memalukan, bukan?" tanyanya pada diri sendiri.
Ia merasa make up tipis sudah cukup asalkan ia terlihat rapi dan anggun. Ia lantas turun ke bawah menjumpai keluarganya yang sudah menunggu. Ayah, ibu, dan Rafael menaiki mobil sendiri, sementara Ralina satu mobil bersama Karina.
"Lama sekali! Kenapa jadi seperti kamu yang akan bertemu keluarga Tristan!" gerutu Karina sembari membenarkan make up-nya.
Malam ini akan ada pertemuan keluarga. Karina ingin tampil sempurna di hadapan. Calon suami dan calon mertua. Ia mengenakan perhiasan dari berlian yang memancarkan kilauan indah. Ibunya yang memberikan perhiasan mewah itu kepadanya. Ia merasa menjadi wanita yang paling cantik malam ini.
Mobil melaju meninggalkan kediaman mereka menuju ke sebuah hotel ternama yang akan dijadikan sebagai tempat pertemuan.
Selayaknya tamu penting, kehadiran mereka disambut oleh para pelayan dengan sangat ramah. Ini pertama kalinya Ralina merasa ikut mendapatkan penyambutan seperti keluarga kerajaan.
Iringan harpa dan biola mengalun ketika mereka tiba.
Pertemuan kedua pihak keluarga dilakukan di sebuah ruangan ballroom dengan meja bundar mewah di tengahnya. Keluarga Tristan sudah lebih dulu tiba di sana. Mereka saling bersalaman dan berpelukan seolah menjadi isyarat besar bahwa mereka benar-benar akan menjadi satu keluarga.
"Halo, Karina. Sudah lama juga kita tidak bertemu. Kamu semakin cantik saja," puji Emili.
Karina tersenyum lebar merasa senang mendapatkan sanjungan itu. "Terima kasih, Tante. Tante Emili juga semakin terlihat muda dan cantik."
"Ah, kamu bisa saja bergurau ...."
"Itu fakta ... Tante sama sekali tidak terlihat tua."
Emili tersenyum. Sorot matanya menangkap gadis yang tengah berdiri diam di samping Karina.
"Ah, apa ini Ralina?" tanyanya.
"Oh, iya, Tante! Ini adikku, Ralina! Dia sangat pemalu dan pendiam!"
Karina menggandeng erat lengan sang adik seolah ingin menunjukkan bahwa mereka sangat akrab.
Ralina mengulaskan senyum. Melihat wanita itu membuatnya terkenang akan masa lalu. Ibu Tristan masih secantik dulu hanya saja sekarang tampak agak tua. Dulu wanita itu sering mengajaknya makan kue bersama Teressa.
"Halo, Tante," sapanya dengan suara lirih malu-malu.
"Ralina sekarang sudah sebesar ini, ya!" guman Emili.
Melihat Ralina mengingatkannya pada sosok putrinya yang telah meninggal. Seandainya saja Teressa masih hidup pasti akan tumbuh besar dan cantik seperti Ralina.
"Tante kenapa ... Kenapa menangis?" tanya Karina panik melihat calon ibu mertuanya tiba-tiba menitihkan air mata.
Emili buru-buru menghapus air matanya. Ia sendiri tidak tahu mengapa begitu emosional hanya karena teringat Teressa.
"Sayang, kamu tidak apa-apa?"
Leon yang khawatir langsung menghampiri istrinya. Meskipun sudah cukup lama berlalu, namun istrinya memang menjadi sangat rapuh setelah kehilangan putri mereka. Bahkan dulu mereka memutuskan pindah rumah karena Emili hanya bisa menangis memikirkan Teressa.
"Ah, maafkan aku. Terkadang memang aku merasa terharu secara tiba-tiba dengan hal-hal kecil," ucapnya sembari tertawa kecil.
"Ayo, bagaimana kalau kita menikmati hidangannya sekarang?" ajaknya.
Mereka duduk melingkar mengelilingi meja bundar yang terbuat dari marmer putih utuh itu. Pelayan berdatangan menghampiri meja makan menyajikan hidangan pembuka bagi setiap orang.
Ralina duduk di sebelah kakaknya. Tepat di hadapannya ada Tristan yang sering menatap ke arahnya. Ia ingin berpikiran positif, bisa saja Tristan tengah melirik pada kakaknya. Tapi, tatapan mata Tristan begitu fokus padanya. Membuat ia merasa tidak nyaman.
Ia bertanya-tanya apakah penampilannya sangat jelek sampai dipandangi terus oleh lelaki itu.
"Saya merasa sangat terhormat bisa menjalin hubungan dengan keluarga Anda. Bagaimana bisa putra Anda yang tampan menyukai anak saya yang biasa-biasa saja," ujar Laura.
"Tapi, mereka memang sudah ditakdirkan untuk berjodoh. Karina yang manja cocok sekali dengan lelaki mandiri dan perhatian seperti Tristan."
"Kami akan sangat bahagia bisa melepaskan Karina kepada orang yang tepat. Tristan bisa membimbing dan mendidik Karina dengan baik."
"Putrimu memang cantik. Wajar Tristan sangat tergila-gila padanya," jawab Emili.
"Oh, iya, Pak Leon. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih atas penawaran kerjasamanya untuk mengembangkan hotel keluarga kami."
"Meskipun saat ini kondisinya sangat kurang diuntungkan, tapi saya yakin hotel kami akan kembali berjaya seperti dulu."
Leon tersenyum kaku. " Tentu saja. Asalkan kita mau memperbaiki tata kelolanya," ucapnya.
Gamma Hotel merupakan hotel terkenal pada jamannya. Setelah pemilik sebelumnya meninggal, popularitas hotel tersebut ikut turun dan di ambang kebangkrutan. Keluarga Tristan berbaik hati untuk menyokong bisnis mereka.
Leon sebenarnya malam untuk meladeni pengusaha seperti ayah Karina. Pengusaha seperti itu sama sekali tidak memiliki rasa malu padahal usahanya kerap menghasilkan kerugian bagi orang lain. Semua ia lakukan demi Tristan. Apalagi sang istri juga sudah pasrah asalkan Leon mau menikah dan punya anak.
"Sebaiknya kerjasama kita juga diliput banyak media supaya bisa menarik perhatian masyarakat. Kita bisa memanfaatkan momen pernikahan anak-anak kita. Pasti akan banyak yang ingin meliput," usul John.
"Saya tidak setuju," sahut Tristan.
Suasana tiba-tiba menjadi hening.
"Memang ada sisi positif jika kita tampil di media. Tapi, jika ada kesalahan sedikit saja, maka aib kita akan disebar untuk menjatuhkan sejatuh-jatuhnya sampai tidak bisa bangkit lagi."
"Ah, itu benar juga, masuk akal," guman John.
"Saya ingin pernikahan kami nanti bersifat semi privat, dilarang ada media di sana."
"Kalian boleh mengundang tamu sebanyak mungkin. Asal bukan orang media!" ucap Tristan menegaskan.
kira" kemana raliba apa diculik jg sama bobby bisa sj kn raliba dpt info dr seseorang beritahu kbradaan karina yg trnyata dibohongi jg sma orang itu krn oerginya ralina g ada yg tau knp hamin g ngejar waktu itu
tristan pdkt sama ralina ny jngan kasar"
klo g kabur masa iya tristan rela jd suami karina yg urak an demi mnjaga ralina udah dikuras uagnya msih korban raga pdhl udah menyadari klo suka sama ralina... buang " ttenagadan harta tristan
ralina kabur kemana nih
iklaskn ralina yg sudah di incar trintan dr kecil
ralina d culik jga sma karina apa ya? duuhhh ko jd ngilang2 kmna lgi ralin...,,