NovelToon NovelToon
Mafia Jatuh Cinta Dengan Gadis Barbar

Mafia Jatuh Cinta Dengan Gadis Barbar

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Lince.T

seorang gadis "bar-bar" dengan sikap blak-blakan dan keberanian yang menantang siapa saja, tak pernah peduli pada siapa pun—termasuk seorang pria berbahaya seperti Rafael.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lince.T, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pertaruhan terakhir

Malam itu terasa berbeda. Liana bisa merasakan ketegangan di udara, seolah seluruh dunia sedang menunggu sesuatu yang besar akan terjadi. Setelah berhari-hari merencanakan langkah berikutnya, dia akhirnya siap untuk melakukan langkah terakhir. Clara sudah mengatur segalanya, dan sekarang tinggal menunggu waktu yang tepat untuk bergerak.

Liana berdiri di depan cermin besar yang terpasang di ruang tamunya, matanya menatap dirinya sendiri. Penampilannya kini lebih siap dari sebelumnya—rambut hitamnya yang biasanya terikat asal, kini tergerai rapi, mengenakan jas hitam ketat yang memberinya kesan profesional, tetapi tetap mempertahankan sisi berani dan penuh tantangan. Dengan setiap detik yang berlalu, rasa cemas di hatinya semakin berkurang, digantikan oleh rasa percaya diri yang semakin menguat.

"Tidak ada yang bisa menghalangi aku sekarang." Liana berbisik pada dirinya sendiri. Ia tahu bahwa keputusan yang diambil malam ini akan mengubah segalanya.

Di sisi lain kota, Darius sedang duduk di ruang kerjanya, matanya tertuju pada layar monitor yang memperlihatkan laporan terbaru tentang pergerakan Liana. Ada sesuatu yang berbeda tentang malam ini. Dia bisa merasakannya. Sepertinya, Liana sudah mempersiapkan sesuatu yang besar. Sesuatu yang bisa mengguncang struktur yang selama ini dia bangun.

Namun, Darius tidak terkejut. Dia tahu bahwa Liana bukan tipe orang yang mundur begitu saja. Gadis itu selalu memiliki cara untuk membuat segalanya lebih rumit, lebih menarik. Mungkin ini adalah pertarungan terakhir antara mereka, dan Darius tidak berniat untuk kalah.

Sesuatu di dalam dirinya, meskipun kecil, berkata bahwa Liana mungkin memiliki lebih dari yang dia kira. Sesuatu yang tidak terlihat, tetapi berbahaya.

Darius berdiri dan berjalan menuju jendela besar yang menghadap ke kota. Cahaya neon dari gedung-gedung tinggi dan kendaraan yang bergerak cepat di jalanan seolah memberi gambaran tentang dunia yang terus berjalan tanpa henti. Tetapi di balik gemerlap itu, dia tahu ada bahaya yang mengintai. Ada Liana, dan dia sedang datang.

“Siapkan semuanya,” perintah Darius dengan suara berat. “Apa pun yang terjadi, kita tidak boleh lengah.”

---

Liana masuk ke dalam mobil hitam yang telah menunggu di depan apartemennya. Clara duduk di kursi penumpang, memegang map yang berisi rincian langkah terakhir yang akan mereka ambil. Ada rasa gugup yang tak bisa disembunyikan, tetapi Liana berusaha tetap tenang.

Malam ini, mereka akan mengambil alih semua jalur komunikasi yang menghubungkan Darius dengan para kartel dan rekan-rekannya. Segala pergerakan Darius akan terpantau, dan Liana akan mengendalikan semuanya. Jika mereka bisa mengguncang fondasi kekuasaan Darius malam ini, maka permainan ini akan berakhir—dan Liana akan menjadi penguasa baru.

Namun, seperti halnya dalam setiap permainan berbahaya, Liana tahu betul bahwa sekali terjebak, tak ada jalan keluar. Inilah pertaruhan terbesar dalam hidupnya. Jika gagal, hidupnya—dan mungkin juga hidup orang-orang yang dekat dengannya—akan hancur. Namun jika berhasil, dia akan menjadi sesuatu yang jauh lebih besar dari sekadar seorang gadis yang berani melawan mafia. Dia akan menjadi ratu di dunia yang kejam ini.

Di balik kemudi, sopir mengarahkan mobil ke gedung tempat mereka akan memulai misi itu. Liana menatap luar mobil, mencoba menenangkan diri meski hatinya berdebar keras. Sesekali, dia merasakan detak jantungnya yang cepat, seperti petir yang siap menyambar. Semua yang dia impikan, semua yang dia perjuangkan, akan bergantung pada langkah-langkah yang akan dia ambil malam ini.

“Semua sudah siap, Liana?” Clara bertanya dengan nada serius, meskipun ada sedikit kekhawatiran yang terpendam dalam suaranya.

Liana mengangguk, meski dalam hati dia tahu bahwa ini bukan lagi tentang rencana atau persiapan. Ini adalah tentang keberanian. Keberanian untuk mengambil risiko terbesar dalam hidupnya.

“Kita akan berhasil,” jawabnya dengan penuh keyakinan.

Mobil melaju dengan kecepatan tinggi, melewati jalanan gelap dan sepi. Liana memejamkan mata sejenak, membiarkan pikirannya mengalir, tetapi begitu membuka mata, ada satu hal yang membuatnya terhenti—satu hal yang harus dia hadapi sebelum langkah terakhir ini. Sesuatu yang datang begitu cepat, secepat kilat. Sesuatu yang, jika tidak ditangani dengan hati-hati, bisa menghancurkan segalanya.

Dan saat itu, di tengah perjalanan, ponsel Liana berbunyi. Suara yang tak terduga mengalihkan perhatiannya. Ketika dilihatnya, itu adalah pesan dari Darius.Liana menatap layar ponselnya dengan penuh perhatian. Pesan singkat dari Darius itu menggetarkan hatinya. "Kamu pikir ini akan berjalan lancar, Liana? Aku selalu ada satu langkah di depanmu."

Kata-kata itu terasa seperti ancaman, tetapi Liana tahu bahwa ini bukan hanya ancaman biasa. Darius tahu segala sesuatu yang dia lakukan. Dia selalu mengawasi setiap langkahnya, dan sekarang, dia tampaknya tahu persis apa yang sedang direncanakan.

Liana mengatupkan rahangnya, menekan ponsel itu erat-erat. Ia tidak bisa membiarkan rasa takut itu merasuki dirinya. Tidak sekarang. Tidak ketika semuanya sudah hampir di ujung tanduk.

“Ada apa?” Clara bertanya, melihat ekspresi tegang di wajah Liana.

Liana mengangkat kepala dan menatap Clara, mencoba menyembunyikan perasaan cemas yang mengganggu. “Darius tahu,” jawabnya singkat, suaranya dingin.

“Dia tahu apa?” Clara terkejut.

“Dia tahu bahwa kita sedang menuju ke tempat yang sama. Dia tahu tentang rencana kita.”

Clara terdiam, mencerna kata-kata Liana. “Dia pasti mencoba membuatmu ragu, Liana. Tapi kamu sudah sejauh ini. Kita tidak bisa mundur.”

Liana menatap luar jendela mobil yang melaju cepat. Hujan gerimis mulai turun, menambah suasana yang semakin menegangkan. Setiap detik yang berlalu terasa semakin berat. Keputusan ini, langkah ini—semuanya akan menentukan apakah dia akan berhasil atau hancur.

Dia tahu bahwa Darius tidak akan menyerah begitu saja. Selama ini, dia selalu satu langkah lebih maju, dan Liana merasa seperti berada di ujung jurang. Tetapi di sisi lain, ada tekad yang mengalir dalam dirinya. Dia tidak akan membiarkan Darius menang begitu saja.

“Bertahanlah sebentar lagi,” bisik Liana pada dirinya sendiri.

Saat mobil memasuki gedung yang menjadi titik fokus operasinya, Liana bisa merasakan suasana semakin mencekam. Dia tahu bahwa ini adalah permainan yang berbahaya, dan kali ini tidak ada jalan untuk mundur.

Sesampainya di lobi gedung, Liana segera menuju ruang kontrol yang telah dipersiapkan oleh Clara. Mereka bekerja cepat, menyiapkan perangkat dan perangkat lunak yang dibutuhkan untuk mengakses jaringan Darius. Waktu semakin sempit, dan Liana merasa detak jantungnya semakin cepat.

“Liana, semuanya siap,” Clara melapor dengan nada tegang.

Liana mengangguk, menarik napas dalam-dalam. Semua yang telah dipersiapkan akan segera terungkap. Sekarang, bukan lagi waktunya untuk ragu. Darius mungkin tahu rencana mereka, tetapi dia tidak tahu bahwa Liana sudah mempersiapkan satu kejutan besar yang akan mengguncang dunia mereka semua.

Dengan sekali gerakan, Liana mengetikkan kode yang akan mengakses server utama milik Darius. Hanya butuh beberapa detik lagi, dan dia akan menguasai segalanya. Segalanya akan berada di bawah kendalinya. Tetapi tepat sebelum dia bisa menyelesaikan perintahnya, layar komputer di depannya berkedip, dan sesaat kemudian, suara keras terdengar di seluruh ruangan.

Liana dan Clara terkejut, berbalik ke pintu. Mereka melihat dua sosok laki-laki yang memasuki ruangan—dua orang yang tampaknya sudah tahu persis apa yang sedang terjadi.

Darius. Dan seorang pria yang lebih tua, dengan wajah yang penuh bekas luka dan mata tajam.

Liana merasakan hatinya berdegup kencang. Ini adalah momen yang tidak bisa dielakkan. Semua yang telah dia rencanakan, semua yang telah dia siapkan, sekarang berada di ujung tanduk. Dia harus cepat berpikir, dan lebih cepat bertindak.

1
Nur Icha
kenapa di ulang "si
Maya Sukma
yeah
Maya Sukma
bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!