Andina tidak menyangka, dia harus jadi pengasuh seorang bayi tampan anak dari majikan ayahnya.
Ya, orangtua si bayi tersebut sibuk dengan karirnya. Khususnya Vita sebagai mami nya nggak mau berhenti bekerja. Arya suaminya, sudah terlalu sering meminta untuk berhenti bekerja. Dan riak pertengkaran dimulai.
Nggak mau memakai jasa baby sitter karena takut dengan banyaknya berita di tv soal kasus penganiayan terhadap anak yang diasuhnya bahkan ada juga sampai dibunuh, kan jadi ngeri.
Alhasil, oma dan onty nya baby Athaya yang dibuat repot setiap hari harus mengasuh Athaya anaknya Arya. Sebulan dua bulan masih oke...tapi lama lama kewalahan juga karena Athaya setelah bisa berjalan makin aktif.
Hingga secara spontan ayahnya Andina yang bekerja sebagai sopir Arya, menawarkan Andina untuk mengasuh baby Athaya.
Penasaran selanjutnya bagaimana ? Yuk ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Papi Pulanglah
"Ar...hp lo dari tadi bunyi terus..angkatlah berisik tau," sungut Ricky yang sedang main game merasa terganggu karena deringan hp. "Masing ngantuk gue...biarin aja paling Vita yang telepon," jawab Arya dengan suara serak sambil tetap memejamkan mata.
"Cih...lo tidur udah 3 ronde, abis sholat tidur abis sholat tidur..nggak pusing apa kepala lo," omel Ricky.
"Bagusan tidur lah daripada pelarian dengan minum,jarang-jarang ada orang punya masalah pelariannya kayak gue" elak Arya membela diri.
"Cihh...teori dari mana kalau kebanyakan tidur bisa ngilangin masalah, masalah tuh hadapi bukan dihindari."
"Saat ini gue hanya butuh tidur karena ngantuk...biar nanti bisa jernih menghadapi masalah. Udah ah lo ngajak ngomong melulu,.gue mau lanjut tidur nih."
"Ar...coba cek dulu tuh hp siapa tau ada kabar penting dari rumah..."
Arya langsung membuka matanya, menggeliatkan badannya yang lemas karena terus-terusan tidur. Ia baru tersadar dengan ucapan Ricky mungkin saja dirumah ada swsuatu hal. Ia pun bangkit dari ranjang dan meraih hp yang ada di nakas. Terlihat 7 panggilan tak terjawab dari istrinya dan beberapa chat.
"Mas...dimana?"
"Athaya nangis-nangis nggak mau berhenti...pengen ke papi."
"Papi pulang dong...☹"
Huffft kalau bukan karena anak malas sekali pulang ke rumah, batin Arya. "Ky...gue pulang dulu. Athaya nangis nyari gue," Arya merapihkan bajunya yang kusut dan menyambar kunci mobilnya yang berada dimeja.
"Ok. Cepat baikan bro," jawab Rikcy berteriak yang entah didengar entah tidak oleh Arya yang sudah keluar dari pintu apartemennya.
************
"Papi.....," Athaya berlari sambil terisak saat melihat papi nya datang. Ia memeluk kaki papi nya dengan erat sambil mengangis kencang. "Cup cup hei jagoan papi jangan nangis ah jelek...kenapa hemmm kangen sama papi ya..." ujar Arya sambil meraih Athaya dan menggendongnya serta menciumi kedua pipinya.
"Tadi siang aku ajak main-main ke mall masih anteng-anteng aja. Pas dirumah nanyain terus papi, sudah aku bujuk-bujuk tetap aja nangis-nangis terus," ujar Vita sambil menghela nafas berat karena lelah menghadapi anaknya. Tadi ia dan Bi Idah tidak mampu menenangkan Athaya.
Arya diam tidak menanggapi ucapan Vita istrinya. Ia terus mengelus-ngelus kepala Athaya yang masih terdengar isakan kecil sisa-sisa nangisnya. Setelah mereda, lalu ia bawa anaknya naik ke atas menuju kamar dirinya.
"Sekarang kita bobo ya sayang...ini sudah malam...Athaya nggak boleh tidur malam-malam," Arya menepuk-nepuk lembut punggung anaknya yang tidur disampingnya masih dengan posisi tetap memeluknya.
Ceklek, terdengar suara pintu kamar dibuka. Vita melangkah masuk ke dalam kamar dan melihat Athaya sudah terlelap disamping papi nya.
"Mau dipindahin ke box nggak mas...?"
"Nggak usah..biar dia tidur ditengah aja..." jawab Arya datar.
"Mas habis dari mana seharian ini ?" tanya Vita sambil duduk ditepi ranjang, ia bicara dengan suara pelan takut membangunkan anaknya.
"Dari apartemen Ricky numpang tidur...semalam nggak bisa tidur," jawab Arya jujur masih dengan wajah datarnya.
"Oh...." Hening kemudian, tidak ada lagi percakapan diantara keduanya. Suasana tampak kaku dan dingin menyelimuti kamar mereka.
Arya memilih bangun dan melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Vita hanya bisa diam menatap punggung Arya, suamiku masih marah, batinnya.
*******
BERSAMBUNG
Ayo LiKE nya jangan sampai lupa ya. Bagi POIN nya juga dong... Nanti aku kasih up banyak deh.
Sempat baca ..sukses selalu ya teh sehat & semakin banyak karya” mu yang masuk rangking 🤲