Suami lebih memilih menikah lagi hanya karena tidak kunjung hamil membuat Nadira Yasmine Aulia memang merasakan sakit. Namun, Rasa sakit itu tidak ia perlihatkan. Cukup di dalam saja, Tapi tidak dengan di luar.
Sikap protagonis yang selama ini tulus ia berikan kepada sang suami berubah menjadi sikap antagonis detik itu juga. Yasmine bukan wanita lemah yang bisa di tindas begitu saja. Dia bukan wanita penurut yang iya-iya saja saat di sakiti. Ia harus balas semuanya..
•••••
"Aku paling benci dengan sebuah pengkhiatan! Silahkan kau menikah lagi. Tapi setidaknya kau dan keluargamu, termasuk istri barumu itu tidak menjadi benalu dalam hidupku!!. Mungkin aku tidak sempurna di mata kalian.. Tapi perlu kalian ketahui, Bahwa aku lebih sempurna daripada kalian!"Nadira Yasmine Aulia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berhasil
Sinta masuk ke kamar yang sudah Lila sediakan ketika wanita itu tinggal. Sinta langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur disana. Kamar pembantu atau pelayan di rumah itu memang tidak terlalu sempit layaknya kamar pembantu lainnya yang ada di drama-drama.
Kasur yang empuk, Ada dua bantal dan satu guling. Meja rias serta lemari kayu. Jika tempat pembantunya saja seenak ini? Bagaimana dengan kamar utama? Sinta pernah sekali tidur di salah satu kamar tamu, Itu saja..
Lila sempat mengatakan tadi, Sinta boleh bersih-bersih. Tapi untuk kamar utama milik Yasmine, Hanya Lila saja yang boleh masuk. Selain itu tidak di izinkan, Mungkin karena Lila paling tua dan paling lama bekerja sini. Beliau juga adalah kepala pelayan.
"Gimana caranya aku masuk ke kamar itu ya? Ah, Lebih baik aku tunggu sampai tengah malem aja.. Gak mungkin kan? Malem-malem mereka begadang.."Monolog Sinta. Ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, Sungguh ia akan mengambil apa yang telah menjadi tujuannya.
Sinta meraih ponselnya, Wanita itu menepuk jidat. Begitu banyak panggilan dari Farhan. Dengan segera Sinta kembali menelfon sang suami.
"Halo...
"Halo mas..
"Kamu dimana? Katanya kamu lagi gak enak badan? Aku ke rumah kamu tapi kata ibu kamu pergi gak pamit.. Kalau sakit jangan kemana-mana..
Sinta tersenyum tipis. Ternyata Farhan juga punya rasa khawatir yang besar terhadapnya.
"Sekarang kamu katakan kamu dimana? Biar aku susul.. Karena setelah ini aku harus ke rumah sakit..
Ada rasa tak rela ketika Farhan mengatakan ingin ke rumah sakit. Sudah pasti pria itu ingin menemui Yasmine dan Sinta tak suka itu. Apa tidak sadarkah Sinta? Bahwa Farhan masih berstatus suami dari Yasmine sendiri.
"Gak usah jemput aku mas.. Aku lagi ada di rumah teman.. Lagi pula aku juga udah mendingan kok. Kamu gak perlu khawatir lagi..
"Ya,Sudah kalau gitu.. Kamu hati-hati yaa..
"Iya....
Panggilan antara Sinta dan Farhan telah terputus. Sinta menghela nafas panjang. Ia lelah hari ini, Tubuhnya sangat sakit semua. Entah punya dendam apa Gus Rafa padanya sampai-sampai pemuda itu menyuruhnya ini dan itu.
"Eh tunggu??" Sinta beranjak, Ia mencoba bercermin dan menatap diri sendiri di pantulan cermin tersebut.
"Kayaknya penyamaran aku gak kentara deh. Gak mungkin kan, Rafa itu ngenali aku.. Ini adalah penyamaran yang sangat sempurna. Sekarang tinggal nunggu jam dua belas malam.. Dan setelah itu aku akan beraksi..
Sinta harus bisa berperan setelah ini. Usai ia berhasil mengambil semuanya. Detik itu juga Sinta akan pergi dari rumah ini secepatnya agar tidak ada yang curiga.
****
Tepat pukul dua belas malam. Sinta benar-benar melakukan niatnya. Wanita itu melangkah dengan mengendap-ngendap kemudian naik tangga dengan hati-hati.
Seluruh lampu telah di matikan menandakan tak ada lagi kehidupan disana. Semua pelayan telah tidur tak terkecuali dengan Gus Rafa yang katanya menginap. Pemuda itu juga sepertinya telah tertidur pulas.
"Ini saatnya..
Dengan gerakan pelan Sinta meraih knop pintu lalu memutarnya sepelan mungkin agar tak menimbulkan suara sama sekali.
Ceklek!
Berhasil!!
Kamar itu ternyata benar-benar tak di kunci. Sinta melihat kesana kemari memerhatikan sekitar serta mencari aman.
"Aman kayaknya..
Sinta akhirnya masuk ke kamar utama milik Yasmine. Melihat kunci yang menggantung di pintu, Sinta menguncinya takut tiba-tiba ada yang masuk.
"Waaah.. Ya ampun! Ini sih bukan kamar ya.. Mewah banget.."Sinta takjub dengan keluasan kamar milik Yasmine. Nuansa kamar bercat putih tulang itu sangat indah dan yang pastinya bikin orang betah berlama-lama.
"Ini kasurnya empuk banget.. Apalah yang ada di rumah..Harusnya aku sih, Yang tinggal di kamar ini.."Gumamnya seraya duduk di tempat tidur tersebut menikmati empuknya kasur.
"Kayaknya aku harus bergerak cepat deh.. Aku harus cari dimana letak semua surat-surat penting itu.. Aku harus dapat malem ini pokoknya..Harus!! " Sinta Bangkit dan mulai mencari apa yang menjadi tujuannya.
.
.
.
Sinta mengobrak abrik tempat yang ada. Ia harus segera menemukan surat-surat itu sebelum pagi menjelang. Sinta juga membuka lemari milik Yasmine yang dimana terdapat banyak koleksi pakaian bermerk disana.
"Wah..Bajunya bagus-bagus banget lagi.. Gila! Gak ada yang murah, Ini barang mahal semua.."Sinta masuk ke walk in closet dan melihat begitu banyak barang seperti pakaian, Tas, Sepatu dan juga aksesori. Dan semua barang yang ada di matanya mewah semua.
"Ini sih bukan kamar lagi ya, Tapi surga dunia.."Sinta menggelengkan kepalanya. Lupakan itu, Sekarang ia harus menemukan surat pentingnya. Setelah itu barulah ia bisa mencoba pakaian yang tertata rapi ini.
Sinta membuka laci, Matanya berbinar cerah tatkala melihat banyaknya surat penting disana.
"Ini yang aku cari.. Kayaknya aku harus segera simpen ini. Setelah itu aku kasih ke pengacara gimana enaknya.."Rupanya Sinta berhasil mengambil semua itu. Dengan cepat Sinta masukan berkas yang Sinta kira adalah surat kepemilikan rumah dan perusahaan itu ke dalam tas yang sudah ia sediakan sejak tadi.
Serasa semua aman, Mana mau Sinta langsung pergi.. Wanita itu melirik jam yang kini sudah menunjukkan hampir pukul satu dini hari. Sinta membuka laci di sebelahnya.
"Woaaah..Ini sih kesukaan wanita banget.."Sinta melihat begitu banyak perhiasan disana. Mulai dari jam tangan yang terbuat dari emas. Gelang yang sudah Sinta tebak harganya pasti milyaran.
Dengan sikap lancang nya, Sinta mencoba semua barang tersebut satu persatu. Mulai dari gelang, Cincin, Kalung.. Semua Sinta pakai.
"Yang ini kayaknya juga harus di ambil deh.. Persetan sama Yasmine yang kehilangan. Kan dia kaya bisa beli lagi nanti.. Ah, Tapi sebentar lagi miskin kan ya?? Hihihi.. Secara semua surat udah ada di tangan aku. Setelah ini akulah yang akan berkuasa.. Menguasai perusahaan serta menjadi Nyonya rumah ini..."Sinta ambil semua barang perhiasan tersebut. Ia akan jual perhiasan itu dan pastinya Sinta akan dapat uang banyak. Pikir Sinta.
Wanita itu segera meraih tasnya dengan hati-hati keluar dari kamar Utama. Sinta keluar dari rumah tersebut dengan gerakan cepat karena takut ketahuan.
"Huuufftt! Akhirnya aku berhasil juga.."Gumamnya usai berhasil keluar dari gerbang. Wanita itu menyeka keringatnya sebelum akhirnya pergi meninggalkan rumah tersebut.
Tanpa Sinta sadari, Seseorang telah berdiri di atas balkon dengan benda bernikotin di tangannya. Orang itu tersenyum sinis..
"Dasar wanita bo-doh..."Gus Rafa menyedot kembali rokoknya kemudian menghembuskannya ke udara..
.
.
.
TBC