NovelToon NovelToon
Tentang Dia

Tentang Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cintapertama
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Lissaju Liantie

Rumah tangga yang telah aku bangun selama dua tahun dengan penuh perjuangan, mulai dari restu dan segala aspek lainnya dan pada akhirnya runtuh dalam sekejap mata. Aku yang salah atau mungkin dia yang terlalu labil dalam menyelesaikan prahara ini? berjuang kembali? bagaimana mungkin hubungan yang telah putus terbina ulang dalam penuh kasih. Berpaling? aku tidak mampu, segalanya telah habis di dia. Lalu aku harus bagaimana? menerima yang datang dengan penuh ketulusan atau kembali dalam rasa yang setengah mati ini? aku hancur dalam cintanya, segala hal tentang dia membuat aku hancur berantakan...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lissaju Liantie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab_011 Khawatir

"Auwwww!" Jeritan lantang Deria dari kamar mandi seketika membuat Anand langsung berlari menuju kamar mandi ia bahkan melempar ponsel miliknya begitu saja.

Tangan Anand dengan cepat membuka pintu kamar mandi, betapa paniknya ia saat mendapati sang istri tercinta yang terduduk di lantai dengan bahu yang menempel sempurna di pojok kamar mandi sana. Anand segera mendekat lalu memeriksa keadaan Deria dari ujung kepala hingga ke ujung kaki.

"Sayang, kamu baik-baik saja? Apa ada yang sakit?" Tanya Anand panik dengan tangan yang terus menyentuh kaki lalu berpindah ke kedua tangan Deria.

"Sepertinya bahu aku tergilir, sakit banget!" Adu Deria dengan raut wajah manja namun terlihat jelas sedang menahan rasa sakit pada bagian bahu kanannya.

"Ayo sini, biar aku periksa..." Ujar Anand yang bahkan langsung beralih menyentuh bahu kanan Deria dengan kedua tangannya.

Anand terlihat begitu teliti memeriksa bahkan hingga berulang kali hanya untuk memastikan bahwa bahu Deria tidak terluka parah.

"Apa begini sakit?" Tanya Anand saat sedikit mengangkat lengan kanan Deria.

"Sedikit, tapi masih bisa aku tahan."

"Ayo keluar dari sini lebih dulu, biar aku bisa memeriksanya dengan lebih leluasa, jika memang parah kita segera ke rumah sakit buat mastiin keadaan lengan kamu." Jelas Anand.

Kedua tangan kokoh Anand langsung membawa tubuh Deria kedalam gendongannya lalu segera keluar dari kamar mandi. Anand mendudukkan Deria di tepi kasur lalu cepat-cepat kembali memeriksa keadaan lengan Deria.

"Auwwww!" Jerit Deria saat tangan Anand mencoba meluruskan lengan sejajar dengan bahu Deria.

"Ayo ke rumah sakit!" Tegas Anand yang hendak kembali membawa Deria ke dalam gendongannya.

"Nand, apa panik dan khawatir membuat kamu buta?" Pertanyaan yang Deria ajukan sontak membuat Anand mengeryitkan dahinya dengan penuh rasa tak mengerti.

"Kamu ngatain aku buta, sayang?" Anand mencoba memastikan maksud dari sang istri.

"Ya kalau bukan bukan kenapa kamu tidak bisa melihat keadaan aku saat ini? Kamu serius mau membawa aku ke rumah sakit dengan penampilan seperti ini?" Tanya Deria dengan menatap lekat wajah Anand yang ada dihadapannya.

Anand yang mulai tersadar langsung terkejut saat mendapati sosok Deria yang sejak tadi duduk dihadapannya ternyata hanya mengenakan handuk di tubuhnya dengan rambut basah yang terurai begitu saja menitikkan air yang bahkan mulai membasahi kasur.

"Aku bahkan terjatuh sebelum sempat mengeringkan rambut aku." Jelas Deria dengan tangan kiri yang perlahan menyentuh ujung rambutnya.

"Sorry, aku sama sekali nggak bisa fokus jika kamu terluka, tunggu sebentar, aku akan mengambil baju dan jilbab mu lalu mengeringkan rambut mu. Tetap di sini jangan lakukan gerakan apapun itu, hmmm!" Jelas Anand.

"Siap suami ku..." Jawab Deria dengan senyuman manis penuh dengan rasa bahagia.

~~

Deria tersenyum manis saat kenangan indah itu kembali membelai ingatannya. Tangan Anand yang mencoba membantunya untuk berdiri seketika menghancurkan semua masa lalu hangatnya.

"Apa bahunya sakit?" Tanya Anand yang mencoba untuk mengecek keadaan bahu Deria namun langsung mendapat penolakan dari sang empunya.

Kaki Deria bahkan melangkah mundur membentang jarak antara dirinya dengan sang mantan suami.

"Ayo kita periksa, aku takut bahu mu kembali bermasalah, ini bahu kanan mu Ria, bahu yang dulu pernah cedera." Jelas Anand yang kembali mendekat hendak menyentuh lengan kanan milik Deria.

"Stop!" Tegas Deria yang bahkan kembali melangkah mundur membuat Anand berakhir dengan menghentikan langkahnya.

"Maafkan aku! Tapi aku mohon ikutlah bersama ku, aku akan memeriksa keadaan bahu mu." Jelas Anand dengan wajah yang di penuhi dengan rasa khawatir dan juga rasa bersalah karena ia yang menyebabkan Deria jatuh.

"Aku akan memeriksanya sendiri!" Tegas Deria yang langsung berpaling arah membelakangi Anand dan hendak pergi dari sana.

Secepat kilat Anand menghadang dari depan membuat langkah Deria mau tidak mau harus berhenti.

"Tapi aku dokter spesialis tulang disini!" Tegas Anand yang mulai semakin panik karena mendapat perlakuan dingin dari Deria.

"Aku tau tapi di rumah sakit ini bukan hanya kamu saja yang spesialis ortopedi kan? Masih ada dokter Dariel, aku bisa memintanya untuk memeriksa kondisi bahu aku." Jelas Deria dengan tatapan tajam yang sukses membuat nyali Anand menciut seketika.

Anand yang awalnya begitu ingin mendekat kini perlahan melangkah mundur menjauh dari posisi Deria, Anand bahkan perlahan menyingkir dari hadapan Deria.

"Hmmmm, periksalah ke dokter Dariel, dia jauh lebih baik dari aku. Sorry, sekali lagi maafkan aku, Ria. Aku permisi!" Jelas Anand yang segera melangkah pergi.

Langkah yang awalnya perlahan kini menjadi larian, Anand menghilang entah kemana.

"Aku tidak akan pernah memaafkan mu, sampai kapanpun aku tidak akan memaafkan mu, Anand!" Tegas Deria dengan tatapan sendu dan segera meninggalkan lokasi tersebut.

~~

"Bagaimana keadaannya?"

Dariel yang baru saja melangkahkan kaki memasuki ruangan kerja langsung ditodong dengan pertanyaan dari Anand.

Sejenak berdiam diri lalu menutup pintu kembali dan perlahan melangkah menuju mejanya yang terletak di sisi kanan meja milik Anand. Merasa diabaikan, Anand langsung meluncur kearah meja Dariel dengan kursinya.

"Apa keadaannya baik-baik saja?" Tanya Anand kali ini dengan nada yang begitu sopan dan ucapan yang begitu lembut dan pelan.

"Keadaan siapa yang ingin kamu tau? Pasien aku hari ini cuma tiga orang, pak Rian, Buk Emi dan juga Buk Siska, jadi yang mana yang kamu tanyakan keadaannya?" Tanya Dariel dengan tatapan serius.

"Yakin cuma itu? Apa kamu tidak punya pasien lainnya hari ini?" Tanya Anand yang mulai khawatir.

"Sebenarnya siapa yang sedang kamu cari? Aku tidak merebut pasien mu!" Tegas Dariel yang mulai terlihat kesal dengan tingkah Anand.

Tanpa memberi jawaban sepatah katapun,  Anand langsung berlari keluar dari ruangan tersebut. Kaki panjang Anand terus berlari menelusuri setiap jalur rumah sakit hingga kakinya terhenti tepat di depan ruangan milik dokter Deria.

Dengan kasar tangan Anand menarik gagang pintu hingga pintu terbuka lebar membuat Deria yang sedang duduk beristirahat diatas sofa terperanjat kaget karena ulahnya. Mata keduanya saling menatap satu sama lain dalam diam dan ekspresi wajah yang tidak bisa dijabarkan sama sekali. Sosok Anand terlihat begitu menakutkan saat ini, tangannya bahkan menutup pintu dengan cara membantingnya kasar, membuat suara nyaring menggema di seluruh penjuru ruang kerja Deria.

"Anand, apa yang sedang kamu lakukan?" Tanya Deria dengan tatapan sinis dan acuh tak acuh.

Anand bahkan langsung berlari mendekati Deria yang masih terlihat begitu kebingungan. Kedua tangan Anand langsung menyentuh bahu kanan milik Deria.

"Apa yang sedang kamu lakukan? Lepas!" Titah Deria.

"Diam, berhenti keras kepala! Kamu bilang kamu akan memeriksanya pada dokter Dariel, tapi nyatanya kamu membohongi ku!" Gumam Anand dengan air mata yang perlahan menetes dari ujung mata elang miliknya.

"Aku....." Sanggah Deria dengan suara pelan namun kembali terdiam tanpa ada kata lanjutan.

~~

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!