Original, bukan terjemahan.
Dia, perempuan mafia yang terkenal di dunia modern, di kematian pertamanya dia masuk kedalam janda perawan dan menjadi seorang ibu tiri yang di cintai anak tirinya.
Dia membasmi klan mafia dan kematianya juga membawa ikut kepunahan klan mafia.
Tapi, jiwanya malah kembali kemasa zaman kuno, dia masuk keraga seorang wanita muda sebagai teman belajar sang Putri Mahkota.
Dia anak perempuan kepala koki istana, yang suka di bully oleh teman- teman Putri Mahkota.
Dia baru saja tenggelam, dan seorang mafia memasuki raganya. yang membuat dia hidup kembali.
Seorang pemegang senjata ingin di lecehkan, mimpi..!
Ini petualangan reinkarnasi keduanya. jadi dia sangat faham watak anak- anak manja ini.
Mari kita bermain-main tuan... Gumamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 25
Su Alin menemui beberapa tukang senjata. Dia memperlihatkan gambar yang dia buat sendiri. Walaupun lampu yang diinginkannya tidak seperti lampu modern, yang memiliki kaca atau plastik pelindung dari luar. Tetapi dia lebih mementingkan pencahayaan terlebih dahulu. Karena dia belum memiliki bahan baku untuk membuat kaca ataupun plastik pelindung.
Ketika para pengrajin itu melihat apa yang diinginkan oleh Su Alin. Mereka sedikit terkejut, karena kabel yang dibutuhkan Su Alin sangat tipis sekali. Dan mereka sedikit kesusahan untuk membuat. Sehingga memakan waktu lebih lama mengerjakannya.
Su Alin juga menyuruh mereka membuat kabel yang lebih tebal. Walaupun tidak setipis kabel yang pertama. Tapi setidaknya kabel seperti ini bisa mengaliri listrik tenaga air nantinya.
Sementara itu, dia telah membuat kincir air di hulu sungai. Kincir ini cukup besar, sehingga bisa menghasilkan aliran listrik sampai ribuan Watt.
Dengan pembayaran yang cukup, semua bahan-bahan yang dia tempah kepada pengrajin telah selesai dibuat.
Dan akhirnya Su Alin mulai merakit listrik bertenaga air.
Karena para pengrajin itu penasaran. Mereka juga ikut menyaksikan apa yang dilakukan oleh Su Alin.
Mereka sangat terkejut ketika melihat cahaya lampu yang cukup terang di lingkungan tempat tinggal Su Alin.
Kepala desa dan juga para penatua datang untuk menyaksikan apa yang telah di ciptakan oleh Su Alin.
Dan mereka ingin juga mendapatkan benda-benda terang seperti itu.
Kepala desa terbelalak dan terdiam, walaupun mereka menginginkan hal seperti itu. Tetapi biaya belum mereka miliki, karena mereka tahu dari para pengrajin bahwa Su Alin mengeluarkan biaya yang cukup besar membuat kabel tembaga sekecil itu.
Tetapi ada beberapa warga desa yang memiliki harta lebih banyak. Dan mereka tidak keberatan mengeluarkan biaya sebanyak itu. Mereka juga meminta para pengrajin untuk membuat hal yang serupa seperti Su Alin.
Ketika mereka meminta bantuan Su Alin, maka wanita itu menyarankan seperti apa yang dia rencanakan. Agar peristiwa ini tidak diceritakan kemana-mana. Dan jangan sampai berita ini sampai ke istana. Karena dia khawatir, pihak istana akan mencarinya. Dan keberadaannya akan diketahui semua orang.
Kepala desa dan seluruh warga menyetujuinya. Asalkan Su Alin mau membantu desa mereka.
Dan akhirnya mereka membuat kesepakatan seperti itu. Su Alin akan membantu mereka dengan sukarela, walau modal dari para warga itu sendiri. Karena akhirnya untuk rumah mereka masing-masing. Sedangkan biaya service dan penyambungan listrik aliran air tidak dikenakan biaya oleh Su Alin.
Walaupun tidak semua warga desa memiliki pencahayaan seperti itu. Akan tetapi, setidaknya desa mereka tidak terlihat gelap lagi di malam hari. Karena ada beberapa rumah yang menyalakan lampu listrik bertenaga air di halaman rumah mereka. Sehingga jalan dan desa tidak begitu gelap seperti dahulu lagi.
Mereka sangat senang atas kehadiran Su Alin yang pemikirannya maju. Membuat desa mereka menjadi terkenal dengan cahaya yang terang di malam hari.
Bukan hanya itu saja, Su Alin juga memakai beberapa tenaga kerja dari warga desa. Mereka dipekerjakan sebagai peternak dan juga petani. Su Alin memberi mereka imbalan sesuai dengan kesepakatan bersama. Yaitu di saat panen mereka akan membagi hasil kepada para pekerja.
Sementara itu Su Alin juga harus berpikir ekstra lagi. Karena jika penghasilan mereka hanya terjadi saat panen, itu akan sia-sia saja. Sebaiknya dia harus membuat pekerjaan kepada para warga ini. Yang penghasilannya bisa di terima setiap bulannya.
Dia mulai memperkenalkan kepada para warga, bagaimana membuat batu bata merah. Agar nantinya bisa membuat tembok bangunan. Karena di desa itu banyak jerami yang dibakar sia-sia.
Su Alin menyarankan, agar jerami tersebut di cincang kecil-kecil. Dan nantinya di satukan dengan campuran tanah liat. Jika tanah liat dicampurkan dengan jerami itu akan menciptakan batu bata merah yang sangat kuat dan keras.
Dan para warga desa mulai mempergunakan batu bata merah itu.
Mereka membuat tembok rumah mereka. Dan nyatanya mereka sangat puas dengan hasilnya. Karena lebih kuat dan kokoh daripada dinding yang selama ini mereka gunakan. Karena mereka hanya menumpuk-numpuk kan tanah liat menjadi dinding tanpa ada pengikatnya.
Su Alin juga mengajarkan mereka, bagaimana agar dinding rumah menjadi kokoh. Jikalau ada getaran yang datang, maka tembok rumah atau pagar tidak akan roboh dengan mudah.
Kepala desa sangat berterima kasih atas pengetahuan yang telah diberikan oleh Su Alin. Dan karena dia menggabungkan tanah dengan kayu untuk membuat tiang. Karena besi sebagai pembuat tiang dengan cara di cor, belum di kenal oleh masyarakat desa itu.
Hanya dalam jangan setengah tahun. Desa mereka terlihat sangat maju dari pada kota kecamatan, yang biasa warga desa bergi ke sana untuk berbelanja dan berjualan.
semangat thor /Determined/
double update thorr