Tragedi Bachelor Party

"Maafin adek ya ma" lirih Loli, ia meringkuk dalam dekapan mama nya.

"Nggak ini bukan salah adek, jangan merasa bersalah terus"

"Ma, mama pernah bilang kalau anak-anak mama harus tinggal di sini sementara waktu walaupun udah nikah. Apa itu masih berlaku? kasihan kak Nala kalo adek nanti masih tinggal di sini" Sampai detik ini pun Loli masih dihantui kegamangan, keyakinan nya belum utuh untuk menikah dengan Marcell.

"Yah meskipun berat mama harus memangkas ego mama. Untuk kebaikan bersama mama izinin kalo Marcell akan langsung membawa adek keluar dari rumah ini. Bukan karena mama lebih mementingkan kak Nala ya sayang? ini demi kebaikan bersama. Demi penyembuhan luka Nala dan juga demi ketenangan adek supaya nggak terus-terusan dihantui rasa bersalah, padahal adek sama sekali nggak salah" Mama tau kedua putrinya adalah anak-anak baik yang halus perasaan nya. Nala bukan tak tersiksa harus bersikap buruk pada adiknya, Loli sejak kecil juga bukan tipe adik yang serakah yang selalu menginginkan apa yang kakak nya punya. Mereka adik kakak yang rukun dan saling menyayangi selama ini.

"Kapan ya kak Nala maafin adek ma? tapi adek ngerti nggak gampang buat kak Nala. Adek juga nggak mau maksa kak Nala untuk memaafkan adek dengan cepat." Lirih Loli yang membuat hati mama Dita seakan diremas dengan kuat. Saat seperti ini mama Dita ingin meneriaki keempat teman Marcell yang sudah tega melakukan hal ini, kedua putrinya yang tak bersalah harus menanggung kesakitan tak terperi.

"Kak Nala hanya sedang gamang, jauh di lubuk hatinya kak Nala sayang banget sama adek. Nanti setelah hatinya pulih mama yakin kak Nala akan bersikap baik lagi" ucap sang mama. Yah Loli percaya akan hal itu.

"Ma, menurut mama apa adek akan bahagia? mama tau sendiri selama ini adek cuma fokus sama sekolah nggak pernah ngerjain urusan rumah tangga. Dan sekarang tanpa diduga adek akan segera menikah, menjadi istri dan seorang ibu. Apa adek bisa ma?" Tentu saja mama Dita sangat mengerti ketakutan sang putri.

"Seiring berjalan nya waktu kalau adek terus belajar pasti bisa menjalankan peran itu dengan baik. Mama yakin kak Marcell itu pria baik, dia nggak akan nuntut adek sempurna dalam waktu yang cepat"

"Iya ma, kak Marcell sempat bilang begitu." ucap Loli.

"Marcell bilang kemaren abis periksa kandungan ya? gimana adik bayinya sehat?"

"Iya ma, dokter bilang umurnya baru 5 minggu. Bayinya baru sebesar kacang hijau ma, masih kecil banget. Bulan depan baru mulai kelihata" Kali ini mama Dita melihat binar cerah di wajah Loli, putri bungsunya tampak bersemangat menceritakan perihal bayinya.

🍁🍁🍁🍁

"Demi apa kamu mau nikah?" Sania langsung datang ke rumah Loli saat mendapat pesan dari sahabatnya itu bahwa ia akan menikah 1 minggu lagi.

"Kami uda pulang? katanya mau liburan lama" Loli malah balik bertanya.

"Nggak usah ngalihin topik. Kenapa tiba-tiba mau kawin? kamu becanda kan?" Sania masih meragukan kebenaran ucapan Loli. Ia tau betapa bersemangat nya Loli dalam menempuh pendidikan, bisa dibilang belajar adalah salah satu hobi gadis itu hingga mengabaikan banyak teman laki-laki yang menawarkan diri untuk menjadi pacar Loli. Mendengar kabar bahwa ia akan menikah tentu saja sang sulit untuk Sania percaya.

"Aku serius, aku beneran mau nikah" Loli memutuskan untuk tidak mengundang teman-teman nya. Karena ia tak siap dengan kekepoan mereka. Namun pada Sania Loli tak sampai hati untuk merahasiakan pernikahan nya.

"Sama siapa?"

Loli menghela nafas sebelum menjawab. Ia tengah mempersiapkan diri pada respon sahabatnya.

"Sama kak Marcell" ucap Loli sambil menunduk. Di luar dugaan Sania malah terbahak.

"Kamu tu yah diam-diam suka sama calon kakak ipar kamu itu? emang sih kak Marcell ganteng jadi wajar aja kalo kamu ngehalu"

"Aku serius San" Mendengar nada suara Loli serta sorot mata gadis itu seketika membuat Sania membeku. Ini begitu sulit dipercaya namun sorot mata Loli begitu meyakinkan. Tubuh Sania bergetar dengan wajah memucat, ia begitu shock mendapati berita ini.

"K-kok bi-bisa?" Tanya Sania terbata, karena setau Sania Marcell adalah calon kakak ipar Loli dan Marcell akan segera menikahi Nala.

Sebelum mengundang Nala Loli sudah mempertimbangkan nya terlebih dahulu, bahwa ia harus menceritakan yang sejelas-jelasnya karena Sania tidak akan berhenti sebelum menemukan jawaban yang sebenarnya. Karena ia yakin Sania teman yang baik yang tidak akan menghakimi atas apa yang menimpa dirinya dan Loli percaya bahwa Sania bisa memegang rahasia nya maka Loli memutuskan untuk menceritakan semuanya.

Sepanjang Loli menceritakan apa yang menimpanya di malam ulang tahun Alya gadis itu mendapati berbagai ekspresi sahabatnya, mulai dari kesal, marah, hingga kesedihan yang mendalam.

Sania memeluk Loli saat gadis itu selesai dengan ceritanya.

"Kamu kuat banget Lilo, kalo aku berada di posisi kamu mungkin aku uda mengakhiri hidup aku" ucap Sania miris. Air matanya tumpah, ia ikut merasakan kesakitan yang dialami oleh Loli, Nala dan Marcell.

"Mereka bajingan Lilo, mereka penjahat. Kenapa mereka nggak mati aja sih? masukin penjara kek" Gerutu Sania pada ke empat teman Marcell.

"Tadinya papa mau menjarain mereka, tapi papa berubah fikiran karena melihat penyesalan mereka. Papa bilang memaafkan membuat hati terasa lebih ringan, terus mendendam hanya semakin menyakiti hati sementara semua tetap nggak akan bisa kembali seperti semula. Lagian mungkin mereka akan jauh lebih tersiksa oleh penyesalan ketimbang menjalani hukuman penjara" ucap Loli.

"Tapi tetap aja mereka harus dikasih pelajaran. Kelakuan mereka itu mengerikan Lilo" Sania merasa gemas bercampur kesal.

"Mereka sudah mendapatkan balasan nya kok, hidup mereka nggak akan pernah tenang. Biar Tuhan yang menghukum mereka"

"Terus kak Nala gimana?" Sania yakin kakak dari sahabatnya ini sangat terpukul dan hancur meski berada pada posisi Loli jauh lebih menyakitkan.

"Yah kamu uda bisa menebak lah gimana kondisi kak Nala. Dia hancur San, dia masih marah sama aku" Nala selalu menghindar dari Loli, saat mereka tak sengaja berpapasan pun Nala akan memalingkan wajahnya.

"Tapi ini kan bukan salah kamu, walaupun dia sedih tapi nggak bijak kalo dia mesti melampiaskan nya sama kamu, terlalu banyak penderitaan yang harus kamu tanggung kalo gitu" ucap Sania prihatin.

"Nggak apa-apa. Menurut aku wajar-wajar aja San"

"Kak Marcell gimana? dia baik kan sama kamu?" Tanya Sania. Mendengar nama Marcell Loli menyunggingkan senyum tipis.

"Kak Marcell baik dan perhatian banget sama aku" Bahkan meski Loli sudah melarang pria itu datang untuk menjaga perasaan Nala namun Marcell akan mencuri kesempatan untuk bertemu dengan nya saat Nala sedang berada di kantor. Kalaupun tak sempat datang Marcell selalu mengirimkan pesan-pesan penuh perhatian".

"Syukurlah, aku kira kayak di novel-novel kak Marcell jadi jahat sama kamu" Loli terkekeh mendengar ucapan Sania. Mereka berdua memang sangat suka membaca novel online, tak jarang mereka dibuat baper pada jalan cerita novel yang mereka baca.

🍁🍁🍁

Sorry baru sempat up. Seperti yang pernah aku bilang aku juga kerja di real life nggak cuma ngehalu di novel. Jadi mohon dimaklumi kalo nggak bisa up banyak-banyak, tolong jangan mencak2 yah kalo aku up nya cuma 1 chapter. Aku sangat berterima karena kalian sudah ikut larut dalam dunia halu yang aku ciptakan.

Terimakasih sudah mengikuti cerita ini dengan sabar. 🥰🥰