Dijodohkan? Kedengarannya kayak cerita jaman kerajaan dulu. Di tahun yang sudah berbeda ini, masih ada aja orang tua yang mikir jodoh-jodohan itu ide bagus? Bener-bener di luar nalar, apalagi buat dua orang yang bahkan gak saling kenal kayak El dan Alvyna.
Elvario Kael Reynard — cowok paling terkenal di SMA Bintara. Badboy, stylish, dan punya pesona yang bikin cewek-cewek sampai bikin fanbase gak resmi. Tapi hidupnya yang bebas dan santai itu langsung kejungkal waktu orang tuanya nge-drop bomb: dia harus menikah sama cewek pilihan mereka.
Dan cewek itu adalah Alvyna Rae Damaris — siswi cuek yang lebih suka diem di pojokan kelas sambil dengerin musik dari pada ngurusin drama sekolah. Meskipun dingin dan kelihatan jutek, bukan berarti Alvyna gak punya penggemar. Banyak juga cowok yang berani nembak dia, tapi jawabannya? Dingin banget.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiyah Mubarokah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 Sagara?
Kringgg ... Kringgg... Kringgg ..
Bel pulang berdentang nyaring, membuat para murid langsung berhamburan keluar, berebut ingin cepat sampai di rumah masing-masing.
Di kursinya El ikut berdiri sambil merenggangkan otot-ototnya, sebelum menoleh ke sisi kanannya, menatap Alvyna yang tanpa disangka juga sedang memandang ke arahnya.
Hanya beberapa detik mereka saling menatap dari jarak yang tidak terlalu dekat, sebelum Alvyna lebih dulu mengalihkan wajah dan cepat-cepat melangkah keluar dari kelas.
El mendengus geli melihat tingkah itu, lalu ikut keluar sambil menyampirkan tas di bahunya.
“El!”
Langkah El otomatis terhenti saat mendengar suara panggilan itu. Reflek ia menoleh ke samping mencari sumber suara.
Di sana Lyra terlihat melambaikan tangan dan berlari kecil menghampirinya. Melihat Lyra El justru mempercepat langkah. Kepalanya sudah penuh tubuhnya juga gerah luar biasa. Haruskah ada adegan drama lagi hari ini?
Seseorang tolong pinjamkan dia pintu ajaib Doraemon sebentar saja supaya bisa menghilang dari dunia ini secepat mungkin!
“El tungguin!!” teriak Lyra, mempercepat larinya dan langsung meraih ujung seragam El yang memang dibiarkan keluar.
Grep...
“Kenapa sih kamu kayak sengaja banget menghindar dari aku El? Tadi pas istirahat juga kamu entah ke mana, aku cari-cari gak ketemu!”
El langsung berhenti dengan sangat terpaksa, apalagi ketika Lyra kini memeluk tubuhnya dari belakang. Shit! Sepertinya mustahil untuk bisa lolos dengan mudah kali ini.
“Lepas. Jangan peluk-peluk gue sembarangan lagi mulai sekarang.” katanya datar tapi tegas, sembari perlahan melepaskan kedua tangan Lyra yang melingkar di pinggangnya.
Lyra terdiam kaget bukan main. “Apa maksud kamu El? Kenap...”
“Apa yang gue bilang tadi pagi masih belum cukup jelas? Hubungan kita selesai cukup sampai sini.” potong El tajam menekankan setiap katanya.
Lyra kini membelalakkan mata, kedua tangannya reflek memeluk lengan El.
“Gak! Aku gak mau putus! Kamu tega banget sih El! Cuma karena foto yang gak jelas itu kamu langsung mutusin aku? Itu bukan aku! Kamu harus percaya!”
“Semua bukti udah ada dan gue lebih percaya bukti dari pada omongan lo!” balas El, menghindari tatapan Lyra.
Dia harus kuat. Jangan sampai kelembutan Lyra berhasil membuat hatinya goyah.
“Apa? Jadi kamu gak percaya sama aku? Kamu lebih percaya omongan orang dari pada aku pacar kamu sendiri?” suara Lyra mulai bergetar dan matanya sudah berkaca-kaca.
“Darian gak mungkin bohongin gue. Dia memang gak terlalu suka sama Lyra tapi kalau sampai memfitnah? Kayaknya mustahil.” batin El, mencoba menetralisir perasaannya.
“Gue percaya sama lo Ly selalu. Tapi kali ini gak. Karena gue liat semuanya sendiri. Lo udah hancurkan kepercayaan gue dan lo tau gue paling benci dikhianati!”
“Meskipun gue juga salah karena menikah sama Alvyna diam-diam, tapi lo udah mulai lebih dulu dengan Sagara. Jadi impas? Walau rasa sakit hati gue belum terbalas sepenuhnya.”
Kalau bukan karena dia sekarang sudah menikah, mungkin hari itu juga El bakal melabrak Sagara.
Tapi sekarang semuanya berubah. Ada Alvyna istrinya. Orang yang dipilih keluarganya. Dan jika dia sampai menyakitinya, bukan hanya Sarena, tapi Manda dan Raditya juga pasti akan kecewa.
Jadi, satu-satunya pilihan? Putus dari Lyra. Masalah Alvyna dan Sagara? Itu urusan lain. Yang penting dia sudah mencoba menghargai Alvyna.
“Aku gak pernah selingkuh dari kamu El! Kamu harus percaya!” isak Lyra memeluk lengan El lebih erat. “Aku sayang sama kamu, pliss El kasih aku waktu buat buktiin semuanya! Jangan tinggalin aku. Aku gak bisa tanpa kamu!”
El menghela napas panjang. Kepalanya terasa ingin meledak menghadapi ini semua.
“Udah gak ada yang perlu lo buktiin lagi Ly. Gue liat sendiri itu lo. Lo ketemu dia dan itu udah cukup buat gue.”
“Bukan aku El! Aku gak keluar rumah sama sekali semalam! Kamu pasti kena fitnah! Percaya dong kasih aku waktu buat buktiin semuanya!”
El hanya diam menatap kosong ke depan.
Beberapa detik kemudian, Lyra memutar wajah El paksa agar menatapnya.
Sett...
“Kamu percaya sama aku kan?” tanya Lyra dengan penuh harap.
Sial! Kenapa tadi harus menoleh? Sekarang malah jadi tak tega melihat Lyra menangis seperti ini! El buru-buru memalingkan wajah lagi dan memejamkan mata.
“Kenapa sih cinta anak SMA harus seribet ini!” rutuknya dalam hati.
“El! Jangan diam aja! Kamu beneran udah gak cinta sama aku?” teriak Lyra diiringi isak tangis.
Akhirnya El menoleh sebentar dan mengusap air mata dari pipinya.
“Maaf gue buru-buru banget. Ada urusan gak bisa lama.” sahutnya, lalu kembali melepaskan pelukan Lyra dan berlari menjauh.
Ingat lari bukan jalan. Dia ingin cepat-cepat menjauh dari semuanya sebelum makin pusing!
“El!” panggil Lyra lagi tapi El tidak menoleh sedikitpun.
Lyra tak mengejar. Dia hanya berdiri memandangi punggung pria itu yang perlahan menghilang dari pandangan.
“Gue tau lo masih cinta sama gue El dan gue gak akan pernah lepasin lo. Semua ini gara-gara si Sagara!” gerutunya sembari menghentakkan kaki kesal.
Di tempat berbeda masih di kota yang sama...
Alvyna masih berada di atas motornya, menyusuri jalan menuju rumah.
Hari ini dia tidak memacu motornya seperti biasa. Kecepatan normal, bahkan cenderung pelan, karena pikirannya melayang entah ke mana.
“Si El masih di sekolah gak ya? Lyra nyamperin dia tadi maksudnya apaan coba? Ck kenapa gue jadi kepikiran terus sih!”
Jangan dikira tadi Alvyna tidak tau apa yang terjadi. Dia tau dan dia lihat semuanya. Tapi dia pura-pura tidak peduli dan memilih pergi. Sayangnya, sekarang kepalanya dipenuhi bayangan tentang El. Gimana kalau El akhirnya jalan bareng Lyra? Bayangan itu saja sudah cukup membuat Alvyna ingin marah sendiri!
Lyra pacarnya tapi Alvyna adalah istrinya. Mau tak mau Alvyna pun merasa tak rela. Ya jelas saja! Suami jalan sama cewek lain? Gak bisa dimaafin!
Masalahnya kalau El ngajak jalan dia, pasti ditolak duluan. Tapi kalau El jalan sama orang lain, malah bikin dia kesal sendiri. Cewek kan kalau ada yang bisa dibikin ribet ngapain pilih yang simpel?
Brumm... Ckitt...
“Shit! Ini orang cari mati apa gimana sih!” pekik Alvyna, menghentikan motornya mendadak saat seseorang di motor sport hitam tiba-tiba menyalip dan langsung menghalangi jalannya.
Nyaris saja Alvyna menabrak jika tidak sigap mengerem. Alvyna mematikan mesin, melepas helm dan memicingkan mata tajam-tajam menatap sosok yang berdiri di depannya. Bodi motor dan postur tubuh itu tidak asing.
Beberapa detik kemudian, si pengendara membuka helmnya dan berjalan ke arahnya.
Deg...
“Sagara?” gumam Alvyna lirih, setelah helm itu benar-benar terlepas.
Ya Sagara. Pacarnya entah apa maksud pria itu mencegat jalannya kali ini.
