Ponsel siapa ini " ucap Rani pada dirinya sendiri ketika mendapati sebuah ponsel hitam sedang tergeletak di sudut lemari milik suaminya .
Karena penasaran gadis berambut panjang itupun mengambil ponsel tersebut dari tempatnya dan bermaksud menanyakannya nanti kepada suaminya yang masih berada di dalam kamar mandi saat ini .
tlinggg
Ponsel hitam tersebut terlihat menyala ketika sebuah pesan masuk kedalam ponsel tersebut .
Deg!!
Jantung Rani pun seakan berhenti di tempat tatkala kedua mata indahnya tak sengaja melihat foto wallpaper yang sedang digunakan pada layar ponsel asing tersebut .
Detik itu juga kepercayaan yang selama ini terbenam kuat untuk sang suami tercinta langsung hilang seketika , tatkala wanita cantik itu melihat sebuah gambar yang menampilkan sosok suaminya dengan seorang wanita cantik berjilbab dengan gaya yang sangat mesra .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon INNA PUTU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
" Benar kata ibuku , bila perlu kami juga bisa menuntut kalian terutama kamu . Pria macam apa yang berani main tangan kepada seorang wanita hingga mereka tersakiti seperti ini . Harusnya sebagai seorang suami kau itu mestinya melindungi bukan malah menyakiti istrimu . Kau tahu , perilakumu ini bukanlah mencerminkan tindakan seorang pria sejati namum seorang banci " ucap Anton yang ikutan meradang tatkala melihat jelas pipi Rani yang memerah bengkak di hadapannya karena tangan wanita itu yang saat ini sudah turun tak memegang pipinya lagi
Tangan Bara terkepal kuat dibawah sana , mendengar ejekan kata banci yang ditujukan Anton kepada dirinya benar - benar membuat Bara jadi merasa kesal seketika , namun disisi lain ia juga membenarkan perkataan dari sepupu istrinya tersebut
Ia memang seorang banci yang dengan tega menyakiti istri menggunakan tangan miliknya sendiri
Entah kenapa , ia pun merasa heran
Sebelum menikah bahkan sesudah menikah , ia tak pernah sekalipun gunakan tangan itu untuk menyakiti Rani - sang istri
Tangan itu hanya ia gunakan untuk membelai dan juga mengelus memberikan kasih sayang serta kenikmatan di atas ranjang kepada sang istri bukanya malah menyakiti seperti sekarang yang ia lakukan
Apakah ia telah berubah menjadi monster tak memiliki hati ? Pikir Bara di dalam sana
" Ayo..kita pergi dari sini mas , sepertinya usahamu untuk rujuk kembali dengan Rani akan berujung percuma saja " ucap Sinta sedikit menarik tangan Bara untuk segera keluar dari dalam rumah sederhana milik Bi Dian
" Tapi Sin....." jawab Bara ragu , ia masih saja berharap bahwa Rani masih mau memaafkan kesalahannya dan kembali rujuk dengannya
" Apalagi mas...mas tidak lihat semua orang dirumah ini sudah membenci mas . Mas harus sadar diri , Rani sudah tak membutuhkan mas lagi sekarang " ucap Sinta memcoba memprovokasi
" Benar kata Sinta , Aku sudah tidak terlalu membutuhkan kehadiranmu disisiku . Istri sirimu itu yang butuh , bagaimanapun ada kehadiran seorang anak diantara hubungan kalian saat ini . Dan kamu harus mempertanggung jawabkan semua itu " ucap Rani yang membuat hati Bara menjadi terasa sakit dan perih mendengarnya
Sedangkan disisi lain hati Reno malah terlihat berbunga senang didalam sana . Pria itu merasa begitu terkagum - kagum melihat sosok Rani yang begitu tegar dalam menghadapi permasalahan rumah tangganya yang sudah hancur dan masih memikirkan nasib anak lain meskipun anak tersebut merupakan anak hasil perselingkuhan dari suaminya sendiri
Entah terbuat dari apa hati wanita bertubuh mungil ini hingga bisa sekuat dan setegar itu dalam menghadapi cobaan hidup yang sangatlah terasa amat sulit
" Ran aku...aku benar - benar minta maaf atas semua kesalahanku , aku mohon...aku berharap kamu masih mau memikirkan hubungan kita kembali Ran " ucap Bara mengiba , yang membuat Rani jadi menghela nafas berat mendengarnya
Sedangkan Sinta malah terdengar mendengus kasar disampingnya
Susah sekali membujuk suaminya itu untuk meninggalkan Rani , Dan siapa pria tampan itu ? Kenapa ia ikut membela Rani . Apa dia saudaranya juga ? Pikir Sinta yang memberenggut dan malah mencuri pandang ke arah Reno berada
Wajah tampan dengan penuh kharisma terpancar , ditambah lagi dengan penampilan dari pria itu yang memakai outfit dengan berbagai merk ternama yang tentu saja harganya bukan ratusan ribu lagi , melainkan ratusan juta sehingga membuat para kaum hawa yang melihatnya pasti langsung tak bisa berkedip sekaligus bisa langsung jadi terpesona dengan penampilan luar seorang Reno Sainq Wijaya miliki
Dan Sinta termasuk dari salah satu kaum hawa yang sedang terpesona itu
" Mari kita bertemu di pengadilan agama untuk mengurus semuanya " ucap Rani , yang kembali bagaikan sambaran petir bagi Bara didalam sana
Tidak....kali ini sepertinya bukan sambaran petir lagi yang menghinggapi hati pria itu ketika mendengar ucapan Rani , melainkan guntur , kilat , tsunami , angin beliung , tornado dan bencana alam dahsyat lainnya juga ikut serta andil dalam menghantam hati milik pria yang masih menjadi suami sah dari Rani tersebut saat ini
" Ran..."
" Aku mohon pergilah , aku hanya manusia biasa yang memiliki batas kesabaran di dalam hati . Jadi jangan buat aku harus menggila hanya untuk membuatmu pergi dari sini . Pintu keluar ada disebelah sana , silahkan ! " telak Rani tanpa mau menatap ke arah Bara berada
Tamparan Bara terakhir kali sangatlah membekas di hati kecil yang Rani miliki
Sakit sangat sakit , bukan ke arah pipinya melainkan lebih tertuju ke arah hati yang wanita itu miliki
Tindakan Bara kali ini seperti mengores luka kembali ke atas luka yang masih menganga di dalam diri Rani , yang dimana sakitnya hampir tak bisa wanita itu tahan
Dengan menatap raut kesedihan di wajah istrinya , Bara pun tak mau berkata lagi
Batin pria itu tampak merasa sangat bersalah saat ini di dalam sana
Niat hati ingin memperbaiki hubungan dan perlahan menyembuhkan luka Rani karena perbuatannya
Ia malah menabur luka baru kembali dan kali ini bukan pada hati istrinya lagi , melainkan luka itu ia tambahkan di atas kulit putih yang Rani miliki
Jika bisa , ingin sekali rasanya Bara untuk memotong tangan miliknya yang telah kurang ajar menyakiti pipi milik istrinya tersebut
" Aku pergi Ran...." ucap Bara dengan pandangan yang sendu ke arah Rani berada , namun yang di tatap malah tampak membuang muka diam tak bergeming
Saat ini Rani benar - benar sedang tak ingin memandang wajah suaminya itu lagi
Apalagi mendengar suara pria itu , hah...rasanya ia ingin sekali mendapat hilang ingatan agar tak dapat mengenal dan mengingat lagi tentang Bara yang dulu pernah singgah di hatinya
*****
Setelah merasakan ketidakadaan Bara dan Sinta lagi di rumah itu , tubuh Rani tampak langsung lunglai dan merosot lemas terduduk di atas sofa yang ada di belakangnya
Pertahanan kuat dan wanita tegar yang semenit lalu ia perlihatkan kepada semua orang kini seketika berubah hilang seketika
Yang terlihat saat ini hanyalah wanita rapuh yang sedang meratapi nasibnya yang malang karena pengkhiatan yang dilakukan oleh pria yang sangat dicintainya
Sakit...benar - benar sakit yang Rani rasakan saat ini , bahkan rasanya ribuan air mata yang telah ia keluarkan selama ini belum cukup mampu untuk meredakan rasa sakit yang ia derita karena pengkhianatan seorang Bara kepada dirinya
Dengan tanpa bisa dibendung lagi , air mata Rani pun telah berderai keluar kembali membasahi pipi putih dan lebam yang ia miliki saat ini
Sehingga membuat Bi Dian yang sedang berdiri disampingnya dan melihat kesedihan yang keponakannya itu alami langsung merengkuh tubuh mungil milik wanita itu kedalam tubuh renta yang ia miliki
Sedangkan Reno yang juga berada di dekat sana juga seperti sedang merasakan kesedihan dan kesakitan yang Rani rasakan saat ini
Pria itu tampak mendongak ke atas berusaha menelan kembali air mata yang ingin keluar dari dalam kelopak mata miliknya
...****************...
Jangan lupa like vote dan comment jika suka