Sarah harus menelan pil pahit, suami yang dicintainya malah menggugat cerai. Namun, setelah resmi bercerai Sarah malah dinyatakan hamil.
Kenyataan pahit kembali, saat ia akan mengatakan bahwa dirinya hamil, ia malah melihat mantan suaminya bersama teman wanitanya yang terlihat lebih bahagia. Sampai pada akhirnya, ia mengurngkan niatnya.
Sarah pergi dari kehidupan mantan suaminya. Akankah mantan suaminya itu tahu bahwa dirinya hamil dan telah melahirkan seorang anak?
Ini hanya sekedar hiburan ya, jadi jangan berkomentar tak mengenakan, jika tidak suka skip saja. Hidup itu harus selalu dibawa santai😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon febyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 31
Setelah kepergian Farhan, mama Amel menghubungi orang-orang yang dulu pernah ikut menjaga Farhan saat masih sakit.
"Aku tidak mungkin mendiamkan ini." Mama Amel mengepalkan tangan, ia merasa terhina dengan pengakuan Celine yang katanya anaknya telah menyentuhnya. Farhan pria baik-baik, walau pun iya anaknya menyentuhnya ini pasti paksaan dari wanita itu, atau Celine nekat melakukannya karena obsesi.
Setelah Farhan menjadi duda, banyak wanita yang ingin mendapatkan anaknya itu. Termasuk sahabatnya sendiri.
Sesudah menghubungi orang-orangnya, tak lama kepala panjaga itu datang. Menghampiri sang majikan, panggilan ini membuatnya kebingungan. Ada keperluan apa sampai dipanggil?
"Ya, Bu. Ada yang perlu saya bantu?" tanya seorang pria yang tubuhnya sedikit berotot.
"CCTV di rumah yang dulu Farhan sempat di rawat masih aktifkan, bisa dicek 'kan?" tanya mama Amel.
"Seharusnya bisa, Bu. Ada apa memangnya?" tanya orang itu lagi.
"Saya minta kamu cek sekarang, putar semua termasuk 4 tahun yang lalu." Mama Amel baru kepikiran, kenapa waktu itu Farhan bisa gila? Apa lagi dengan pengakuan dokter Celine sekarang yang sepertinya memang ada sesuatu.
"Baik, Bu." Pria itu mengangguk patuh dan akan menjalankan tugasnya dengan baik.
Nanti kirimkan semua rekaman itu pada saya," pinta mama Amel.
"Siap, Bu. Saya laksanakan," jawabnya, setelah itu orang itu pergi menjalankan tugasnya.
Permana yang baru saja tiba dari luar kota membuatnya terheran-heran, melihat karyawan itu yang tak pernah ada di sana sama sekali kini ada di rumahnya.
"Ada apa, Ma? Bukankah dia yang menjaga Farhan waktu itu?" tanya Permana.
"Eh, Papa sudah pulang." Mama Amel mencium pipi suaminya terlebih dulu sebelum menjawab.
Wanita itu berpikir, sebaiknya ia tidak cerita dulu sebelum ada bukti, dan suaminya juga tidak boleh bertemu Celine bisa gawat kalau wanita itu mengadu yang tidak-tidak.
"Tidak apa-apa, Mama hanya suruh dia untuk membersihkan rumah saat Farhan dirawat sudah lama rumah itu tidak urus," jawab wanita itu.
"Oh, Papa kira ada apa. Papa cape sekali, Ma." Pria itu meregangkan otot-ototnya.
"Papa istirahat saja dulu." Mama Amel merangkul suaminya dan mengajaknya ke kamar.
***
Ponsel milik suaminya berdering saat sudah berada di kamar, mama Amel melihat siapa yang menghubunginya. Untungnya suaminya sedang berada di dalam kamar mandi.
"Celine, mau apa dia telepon?" Tidak ingin rencananya gagal ia langsung mematikan ponselnya dan menonaktifkannya. Wanita itu tidak boleh menghubungi suaminya apa lagi sampai bertemu. Terpaksa, mama Amel membatalkan pertemuannya dengan ibu-ibu arisannya. Ia harus memastikan kalau suaminya tidak bertemu dengan Celine.
"Mama tidak mungkin membiarkanmu menghadapi masalah ini sendirian Farhan, Mama tidak akan ikut campur secara langsung tapi Mama akan cari bukti yang kuat kalau kamu tidak mungkin melakukannya dengan Celine." Mama Amel tahu bagaimana watak anaknya, ia didik menjadi pria baik-baik. Meski sempat gagal saat menjalani rumah tangganya dengan Sarah.
Tapi kali ini ia tak akan membiarkan anaknya semakin terjerumus. Di balik kesuksesan anak, ada doa orang tua yang mujarab.
Ia meletakan ponsel suaminya dan menyimpannya di dalam laci, agar suaminya tidak memainkan ponselnya ia malah siap-siap mengenakan pakaian yang disukai suaminya. Lebih rela mandi kembali dari pada suaminya tahu soal ini. Bisa gawat kalau suaminya itu sampai tahu, bisa-bisa Farhan menikah hari itu juga.
***
Di tempat lain.
Farhan sedang duduk sambil memangku anaknya, ia menyuruh Bayu untuk mencarikan rumah untuk ditempati oleh Sarah juga Putra.
Saat itu juga, Sarah datang sambil membawa cemilan. Ia membuat pisang goreng kesukaan mantam suaminya.
Pria itu tersenyum saat melihat pisang goreng. "Kamu ingat makanan kesukaanku?" tanya Farhan.
"Itu makanan kesukaan Putra juga, Putra sama persis denganmu, Mas," jawab Sarah. Dalam hati, Sarah ingin sekali membahas masalah itu, tapi ia takut kecewa.
"Nanti, setelah ada informasi dari Bayu kalian langsung pindah ya. Aku juga sudah mencari sekolahan untuk Putra, harusnya dia sudah sekolah diusianya yang sekarang.
"Mas," panggil Sarah.
"Ya." Farhan menoleh dan menatap wajah Sarah, sepertinya ia tahu apa yang akan dibicarakan wanita itu, dari pada tidak menjawab lebih baik ia yang lebih dulu bicara. "Semuanya akan baik-baik saja, kita akan tetap bersama. Kembali berkumpul bersama anak kita." Farhan meraih tangan Sarah dan menggenggamnya erat.
Putra yang melihat pun tersenyum bahagia, lalu memeluk sang papa dengan erat.
"Papa hari ini jangan pergi ke mana-mana ya, Mama juga tidak kerja kalian harus menemaniku," ujar Putra.
"Iya, sayang." Jawab Farhan sambil mencium pucuk kepala anaknya.
Sarah tersenyum lega, lalu ikut mencium pipi anaknya itu dengan gemas sampai pandangan Sarah dan Farhan kembali bertemu. Ada cinta yang begitu dalam dari keduanya. Reflek, tangan Farhan menyentuh pipi mulus mantan istrinya itu.
***
Anak buah mama Amel tengah menjalankan tugasnya, saat ia berada di rumah itu ia menemukan sebuah suntikkan.
"Suntikkan apa ini?" Karena penasaran ia pun mengantonginya dan akan memberikannya pada majikannya. Setelah tugasnya selesai ia segera kembali ke rumah sang majikan.
Tiba di rumah sang majikan, ia langsung bertemu dengan majikannya itu. Wanita itu tengah duduk santai di teras depan sendirian, menikmati angin sepoi-sepoi karena cuaca hari ini sangat cerah.
"Bu, saya sudah kirimkan rekaman CCTV itu. Dan di sana saya menemukan ini." Orang itu memberikan suntikan bekas yang ditemukannya.
Mama Amel mengambilnya dan melihatnya dengan sangat teliti, mungkin ia akan mencari tahu obat apa yang selalu diberikan kepada Farhan oleh dokter itu.
"Tugasmu sudah selesai, kamu bisa kembali," kata mama Amel.
Pria itu undur diri tanpa bertanya kembali.
Mama Amel beranjak dari tempatnya, mumpung suaminya masih tidur karena kelelahan akan ulahnya, ia langsung pergi ke rumah sakit. Namun, tak lupa sebelum berangkat ia melihat CCTV yang terrekam empat tahun lalu, yang di mana dokter Celine sedang bertugas menjalankan aksinya.
Mama Amel sampai penasaran, suntikkan yang dilakukan Celine setiap hari dalam rekaman itu. Lalu, tak ada kegiatan apa pun di sana. Apa lagi saat bersama, ia yakin Farhan dan Celine tidak pernah melakukan apa pun, apa lagi sampai tidur bersama. Mungkin dokter itu kurang cerdas dan tidak tahu akan adanya CCTV yang terpasang disetiap juru rumah itu.
Mama Amel pun akhirnya pergi ke rumah sakit untuk memeriksa suntikkan itu. Ia mendesak dokter tapi dokter menyarankan untuk datang kembali besok. Namun, dengan uang apa pun bisa dilakukan. Ia menyogok pekerja di sana untuk segera menyelesaikan pekerjaannya. Ia lakukan tanpa dokter yang ikut turun tangan, ia tidak ingin menunggu lebih lama.
Ia tak sabar menunggu hasilnya. Dan akhirnya pemeriksaan selesai hari itu juga. Ia juga menanyakan obat apa yang selalu diberikan dokter Celine pada anaknya itu? Sampai mama Amel mengepalkan tangan setelah tahu obat apa itu. Ia segera pergi dan akan menemui dokter Celine.
aku nie mula bersuami pun xpandai, suami yg ajarkan🤭🤣🤣