NovelToon NovelToon
Alpha Love Story : The Girl

Alpha Love Story : The Girl

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Dikelilingi wanita cantik / Anak Yatim Piatu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:67.9k
Nilai: 5
Nama Author: Septira Wihartanti

Devon merasa ia jatuh cinta pada gadis sebatang kara, setelah perjalanan cintanya dengan berbagai jenis wanita. Gadis ini anak jalanan dengan keadaan mengenaskan yang ia terima menjadi Office Girl di kantornya. Namun, Hani, gadis ini, tidak bisa lepas dari Ketua Genknya yang selalu mengamati pergerakannya. Termasuk pada satu saat, kantor Devon mengalami pencurian, dan terlihat di cctv kalau Hani-lah dalang pencurian tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pancake

Lily menyerahkan antiseptik, beberapa kain kasa, dan obat pereda nyeri ke arah Jackson. Jackson keluar dari kamar mandi Lily setelah membersihkan dirinya dari debu dan darah yang mengering. Pemuda itu hanya mengenakan handuk putih milik Lily, dan dengan rambut yang masih setengah basah ia pun duduk di kursi meja rias Lily sambil membuka tutup antiseptik.

Tanpa bicara, mereka berdua saling memperhatikan dalam diam.

Banyak yang mau ditanyakan Lily, tapi sepertinya wajah Jackson yang lebih ke raut sedih daripada marah, membuat Lily sabar menunggu penjelasan.

Sesekali Lily meringis seakan ikut merasakan nyeri saat ia melihat Jackson membebat lukanya.

“Tante...” Jackson bicara dengan suara pelan karena sedang menahan perih. “Kenal yang namanya Artemis?”

Lily langsung menipiskan bibirnya. Jelas saja ia kenal. Tapi bagaimana Jackson tahu nama itu?!

Dulu saat bekerja di kantor pusat, Artemis sering menyeret Lily ke gudang dokumen untuk melakukan itu-ituan. Tentu saja Lily tak menolak karena Artemisnya tampan dan berpengaruh, ya tapi ia harus rela hanya dijadikan ‘snack penunda lapar’.

Lalu, tiba-tiba Lily melihat tangan Jackson gemetar. Kentara sekali saat tetesan antiseptiknya bukannya jatuh ke luka Jackson, malah jatuh ke lantai.

Lily langsung mengambil Antiseptik itu dari tangan Jackson, lalu ia ambil alih perawatan atas luka Jackson.

Tangan Jackson dingin.

Bukan karena air, tapi karena gugup.

Pelan-pelan cairan kecoklatan itu ia bubuhkan ke kasa, lalu ia totolkan ke luka Jackson.

“Semua orang kantor kenal mereka, karena mereka wajib dikenali.” Kata Lily. “Dia salah satu anak buah kepercayaan owner kami.”

“Dia temannya Devon...” gumam Jackson.

“Kok kamu tahu? Kamu bertemu Artemis?” tanya Lily. Ia langsung merasa hal itu sangat aneh. “Kok bisa? Yang bisa bertemu Artemis dekaka hanya orang pesakitan karena tugas mereka...” Lily berhenti dan langsung menatap Jackson dengan was-was.

Di pikirannya langsung tersirat bayangan, kalau Jackson ini salah satu gigolo dari pacarnya Artemis atau semacamnya dan Artemis mau bikin perhitungan. Ya hanya itu yang mungkin terjadi karena Lily kan tahunya Jackson itu gigolo.

“Apa pun yang kamu lakukan, minta maaf saja. Bilang saja kamu dan cewek itu ketemu secara tak sengaja dan nggak ada hubungan apa-apa!” sahut Lily langsung panik.

“Apa sih tante?!” Jackson menatap Lily sambil mengernyit.

“Kamu pasti tak sengaja tidur sama ceweknya Artemis kan?! Artemis itu walau pun selirnya banyak, tapi dia bakalan ngamuk kalau diduain!”

“Cewek yang kutiduri cuma kamu kok. Bodo amat pacarnya banyak...” gerutu Jackson.

“Lah itu! Kamu ada urusan apa sampai bisa ketemu sama Artemis?! Ini kamu luka-luka gini karena digebukin dia kan?!” seru Lily panik. Berikutnya dia menyadari kalau kalimat Jackson yang tadi ada sesuatu yang berbeda.

“Ehm tunggu,” desis Lily dengan suara melembut. “Yang kamu tiduri... hanya aku?”

Jackson meliriknya sinis, lalu merebut kain kasa di tangan Lily.

“Jackson, kok bisa hanya aku? Kamu nggak laku?” desak Lily dengan mata berbinar.

“Kurang ajar.” gerutu Jackson. “Tampang begini mana mungkin sepi.”

“Ya bener sih.” Lily teringat kalau teman-temannya seharian ngomongin Jackson dan mendesak Lily untuk bercerita lebih banyak. Apalagi Indry yang langsung minta ig Jackson.

Lily sampai kesal karena berpikiran teman-temannya mau ikutan nyewa Jackson, padahal Lily berniat akan menyimpan Jackson untuk dirinya sendiri. Kalau mau berondong ya cari sendiri lah, masa punya Lily ikutan diambil.

“Aku cuma... nggak ingin penyesuaian lagi aja. Udah nyaman sama kamu ya sama kamu aja. Walau pun tante-tante yang lebih kaya banyak juga sih yang tanya-tanya nomerku.”

Lily cemberut sambil memicingkan mata. Ia tersinggung tapi sudah terbiasa dengan cara bicara Jackson yang lugas. Cuma kalau ada maunya aja maniiiiis banget.

“Ya kasih aja nomor kamu, itu kan mata pencarian kamu.” Kata Lily sebal.

“Aku terlalu sibuk buat ngurusin banyak klien. Kamu aja udah bikin aku kepayahan... Minta dua ronde lah, minta gaya baru lah. Pulang-pulang capek.” Omel Jackson.

“Dua ronde aja dibilang kebanyakan.” Gumam Lily. “Atau,” wanita itu memiringkan wajahnya, “Kamu memang tidak terbiasa dengan wanita?”

Jackson hanya diam sambil menempelkan kasa untuk menutupi lukanya yang terbuka di bagian pinggang. Ia mengamati bagian ulu hatinya memar. Wajahnya juga mulai bengkak. Luka seperti ini besok pagi biasanya nggak bisa ngunyah. Yang paling sakit sebenarnya di bagian lutut yang tergores aspal saat dia mental ditabrak jeep Artemis.

“Pinjam baju dong.” Kata Jackson sambil membereskan sisa obat.

“Adanya daster.” Kata Lily.

“Ya sudah, tunggu ajalah sampai bajuku kering besok.” Katanya sambil berdiri, membuka handuknya dan langsung memperlihatkan semua asetnya, lalu menjatuhkan dirinya di ranjang Lily.

Lily belum sempat bertanya hal lain, Jackson sudah ketiduran.

**

Hani bagaikan terserang Deja Vu.

Pagi ini ia terbangun di ranjang empuk, dengan selimut wangi dan kamar yang bersih. Samar-samar tercium wangi manis dari arah luar.

Gadis itu pun turun dari ranjang barunya karena perutnya langsung keroncongan.

Wangi pancake.

Bau ini dulu ia hirup dalam kepanikan karena memikirkan Farid. Dan kini langsung membawanya kembali ke masa lalu.

Kalau Farid benar-benar sudah meninggal... dimana makamnya? Anak itu belum sempat mencicipi rasa dari wangi ini.

Farid sering menunjuk-nunjuk kalau ada tukang kue putu lewat, atau tukang roti. Saat Hani punya uang ia sering membelikan Farid pukis yang langsung dilahap anak itu seplastik habis.

Adiknya itu memang suka makanan manis. Hani juga suka, tapi lebih banyak menahan diri karena tak ingin Farid kekurangan.

“Hani?” sebuah panggilan dan tangan besar yang menggenggam lengannya menyadarkan Hani ke realita.

“Y-ya? Tanya Hani. Di depannya sudah ada Devon yang menunduk sambil menatapnya dengan khawatir.

Pria itu mengulurkan jemarinya dan mengusap sesuatu di pipi Hani.

Gadis itu ternyata berdiri sambil melihat Devon memasak, namun sambil menangis.

“Kamu teringat adik kamu?” tanya Devon lembut.

Hani mengusap air mata di pelupuknya, lalu menenangkan dirinya.

Kamu kuat Hani, kamu nggak boleh gini, Farid sering bilang kalau tak boleh menangis atau...

Atau Bang Jackson akan memukul kamu.

Hani pun mengambil nafas dalam-dalam.

Tapi kini, ia sepertinya bisa menangis sepuasnya.

Karena ia yakin, raksasa tampan di depannya ini akan membiarkannya menangis sampai puas di pelukannya

“Abang masak pancake?” tanya Hani sambil duduk di kursi bar.

“Iya, atau kamu lebih suka menu lain daripada yang manis?”

“Nggak papa, aku belum pernah ngerasain pancake, tapi Bang Jackson sering menunjukkan kalau yang itu namanya Pancake. Terus ada roti yang digulung-gulung, namanya Croissant.”

Devon meletakkan piring berisi kue dadar yang di atasnya dihiasi whip cream dan potongan buah strawberry.  Hani melihat Piring Devon ada beberapa kue dadar yang ditumpuk dan pria itu hanya meletakkan potongan butter di atas kuenya.

“Pancake ini sarapan orang bule sebenarnya. Saya kurang suka makanan manis tapi untuk Pancake ada tempat tersendiri di... hati.” Devon tersenyum masam.

“Oh ya? Kenapa sampai ke hati? Kalau lapar kan harusnya ke perut, Bang?”

Devon pun tersenyum, “Kamu pasti pernah merasakan kalau ada satu makanan yang mengingatkan kamu ke masa lalu yang berkesan.”

Hani pun terdiam.

Pancake ini yang langsung mengingatkannya ke adiknya. Karena adiknya mungkin saja tidak sempat merasakan makanan ini, seperti Hani yang juga tak sempat mencicipinya.

“Dulu...” Devon melirik dapur di sampingnya, “Ibu saya sering masak di sana, bikin pancake kalau pagi. Ibu saya orang Inggris, dan di sana memang terbiasa makanan manis kalau pagi. Saya juga tahu resepnya dari beliau.” Posisi dapur tidak Devon ubah, tapi memang interiornya ia ganti semua. “Pancake adalah salah satu dari sekian banyak hal untuk saya bisa mengenang manisnya masa lalu.”

Hani menunduk.

Ia mengerti rasanya kehilangan.

Bisa jadi, bertahun-tahun rasa trauma ini tidak hilang.

“Apa Farid sempat merasakan pancake buatan saya?” tanya Devon.

Hani menggeleng sambil terisak.

“Kalau begitu, kamu bisa makan, mewakilinya. Ia pasti sekarang ‘sedang melihatmu’ dengan penasaran juga. Apakah rasa pancake di sini dan di surga sama.”

Tangis Hani semakin kencang, punggungnya bergetar.

Perlahan ia menyendokkan sepotong kecil ke mulutnya.

Ia memejamkan mata untuk merasakan makanan itu lewat indera perasanya.

Ia selami maknanya.

Ia resapi kenikmatannya.

“Manis, dek...” gumam Hani di sela-sela isakannya. “Enak, hehe.”

1
maya ummu ihsan
mewek deh aku
lenong
😢😢😢
lenong
sedih yang sangat mendalam, sampe nangis aja gak sadar😢😢
lenong
buat cemilan doang..
Ika Nasution
Seperti karya sebelum²nya, ga ada yg gagal 😅
sbntr bs trsenyum, sbntr bs tertawa, terbahak, tiba² jd sedih, sedetail itu penulisannya bikin pembaca ikut terbawa suasana..
YL89
bawangnya byk yg ini Thor,,Ampe kbwa suasana hati JD ingt ibuku yg udh g ad😭😭😭
🙃😉
sakit ga ada obat, rindu sama yg sudah tiada 😢
🐥Yay
Yaa Allah, itu paling ya yg dirasakan seorang yg baru kehilangan anggota keluarga. 😭
Mia Mustofa
sedih 😭😭
maya ummu ihsan
awesome
maya ummu ihsan
complicated sekali
maya ummu ihsan
bahasa arema ini dibalik balik emang
maya ummu ihsan
sepakat ini sih
maya ummu ihsan
menikah itu ibadah...karena ibadah...balasanya pahala makanya berat banyak ujianya sedikit hapy2nya
ZQ
hadew.....buat beli rokok aja ngak ada hepeng lu mau mimik Kawa Kawa jiaaaaaan Ra Ono uteke
maya ummu ihsan
tp mending mati aja drpada hidup disiksa terus
maya ummu ihsan
hemmmm... sdh terlintas sih td
maya ummu ihsan
dilanggar sendiri oleh dirinya
maya ummu ihsan
nah
fany threeboy
terima kasih banyak kaaaaaaak. moga2 sehatbselalu. lancar rizkinya. aamiin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!