Bukan bacaan untuk bocil.
Blurb...
"Hem..ternyata cewek cupu ini cantik juga"
Gumam Albian, saat menanggalkan kacamata tebal dari wajah Khanza.
Demi memenangkan taruhan dengan teman-temannya. Albian yang notabenenya adalah pria paling populer di kampus, sampai rela berpacaran dengan Khanza si gadis cupu dan penyendiri.
Berkat pesona yang dimilikinya. Albian berhasil membuat gadis cupu dan lugu seperti Khanza, kini pasrah berada di bawah kungkungannya.
"A-aku takut Al. Bagaimana kalau aku hamil?"
Tanya Khanza saat Albian menanggalkan kancing kemeja oversize miliknya. Namun Albian yang otaknya sudah diselimuti kabut hawa nafsu tidak mendengarkan ucapan Khanza. Meniduri gadis cupu itu adalah bagian dari taruhan mereka.
"Tenang saja sayang, semua akan baik-baik saja kok"
Ucap Albian sembari menelan salivanya saat melihat gunung kembar milik Khanza yang padat dan menantang.
ikuti kisah selengkapnya dengan membaca karya ini hingga selesai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak ada yang kebetulan
Bagi Khanza tidak ada yang kebetulan di dunia ini, termasuk saat Khanza menaiki kereta menuju kota Yogjakarta. Semua pasti terjadi atas rencanaNYA.
Jadi Khanza akan mengikuti kemanapun arah takdir akan membawanya.
"Tadinya aku mamang mau ke Bekasi mbak, tapi sekarang aku mau ke Yogja saja" Balas Khanza tersenyum manis pada wanita dengan rambut sebahu itu.
"Ooo..." Balas Wanita itu tak peduli juga kemana tujuan Khanza sebenarnya, karna ia hanya sekedar basa-basi saja untuk mengusir kebosanan mengingat perjalanan mereka akan sangat jauh.
"Namaku Hanum" Mengulurkan tangan kanannya ke arah Khanza.
"Khanza" Menyambut uluran tangan Hanum. Mereka saling berjabat tangan sembari bertukar senyuman.
Sepanjang perjalanan itu, Khanza dan Hanum saling bertukar cerita. Hanum bercerita pada Khanza kalau ia akan pulang kampung ke Yogja karna telah di PHK dari pabrik tempatnya bekerja.
"Kau sendiri, apa tujuanmu datang ke Yogja?"
Tanya Hanum antusias, berharap akan mendengar sebuah cerita yang menarik dari gadis cantik dihadapannya itu.
"Entahlah, aku sendiri tidak tahu" Jawab Khanza apa adanya, karna ia sendiri tidak tahu tujuannya apa datang ke kota tersebut.
"Bagaimana kalau kau bergabung dengan bisnis budeku saja, memasarkan produk kecantikan dan kesehatan. Budeku punya jaringan yang sangat luas loh. Aku saja berencana ingin bergabung dengan jaringannya setibanya di kampung nanti"
Beritahu Hanum antusias.
"Benarkah?"
"Apa kau mau bergabung juga?"
Tawar Hanum dengan penuh samangat.
Khanza curiga kalau Hanum adalah anggota MLM yang sedang mencari down line untuk memperluas jaringannya.
"Tenang saja syarat pendaftarannya sangat mudah kok, cukup membeli produk senilai 200 ribu saja maka kita sudah menjadi member dan bisa langsung berjualan. Bisa jualan lewat sosial media juga loh"
Hanum terus saja bicara dengan antusias, sedangkan Khanza menanggapinya dengan biasa saja.
"Ayolah bergabung dengan jaringanku dan jadilah down line pertamaku"
Wajah Hanum berubah memelas. Benar dugaan Khanza, kalau Hanum adalah anggota MLM yang sedang memperluas jaringan.
"Ayolah..kau tidak akan rugi kok jika bergabung denganku. Uang 200 ribu itu sudah dapat berbagai macam produk yang bisa di jual kembali kok"
Bujuk Hanum lagi seakan tak kenal kata putus asa.
"Baiklah aku akan jadi down line pertamamu"
Ucap Khanza akhirnya, uang 200 ribu tidaklah seberapa, Khanza akan menganggapnya sebagai sedekah saja.
"Ok deal? Kau tinggal dimana? Nanti aku akan mengantarkan produk-produk itu ke rumahmu"
Khanza menggelengkan kepalnya.
"Ini kali pertamaku datang ke Yogja, jadi aku tidak tahu akan tinggal dimana"
"Astaga, jadi kau baru pertama kali datang ke Yogja?"
"Hem" Khanza menganggukan kepalanya.
"Tidak apa, nanti kita mampir ke rumah budeku dulu untuk mengisi formulir pendaftaran. Sekalian nanti aku bantu mencarikan kosan untukmu. Atau kau bisa ngekost di rumahku saja, aku kasih potongan harga deh" Kata Hanum.
"Tidak usah, biar aku cari sendiri saja" Khanza takut merepotkan jadi menolak tawaran Hanum.
"Aih, mana bisa begitu. Kau kan baru pertama kali datang ke Yogja. Anggap saja aku pemandu untukmu selama disana. Kau bisa pindah dari rumahku setelah menemukan kostan baru"
Mendengar cara bicara dan ucapan Hanum, Khanza jadi teringat pada Rosaline. Mereka hampir sama selalu berkata "Aih...aih.. Terus" Khanza tersenyum sendiri membayangkan kemiripan di antara mereka.
"Baiklah, maaf sudah merepotkanmu" Akhirnya Khanza menerima tawaran Hanum.
Puas saling berbicara, Khanza dan Hanum memutuskan untuk tidur saja, mengingat perjalanan mereka masih sangat panjang.
***
Setelah menghabiskan waktu kurang lebih 10 jam di dalam kereta, akhirnya Khanza dan Hanum tiba di tempat tujuan.
"Aw sakit sekali"
Khanza memegangi perutnya yang keram karna terlalu banyak duduk.
"kau kenapa?" Panik Hanum sembari menatap ke arah Khanza.
"Tidak apa, hanya sedikit keram saja"
Balas Khanza sembari mencoba terlihat baik-baik saja, padahal aslinya sakit luar biasa.
"Oooo... Ini kali pertamamu melakukan perjalanan jauh bukan?" Tanya Hanum.
Khanza menganggukan kepalanya.
"Aku juga dulu begitu. Waktu pertama kali naik kereta ke Jakarta, seluruh badanku keram luar biasa tapi lama-lama aku mulai terbiasa"
Ucap Hanum sembari mengenang masa lalunya.
#Sebelum lanjut ke bab selanjutnya. Like,komen,vote and hadiahnya jangan lupa ya teman-teman^^#