Aurora Steffani Leandra, gadis polos berusia 18 tahun yang dalam sekejap nasibnya berubah.
Setelah kedua orang tuanya meninggal, tiba-tiba Aurora dikejutkan dengan sebuah kenyataan bahwa dirinya harus menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal.
Siapakah pria yang akan menikah dengan Aurora?.
Dan kenapa Aurora harus menikah dengan pria tersebut?.
Jangan lupa ikuti terus kelanjutan ceritanya ya🤗🤗🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bungabunga2929, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Pemakaman kedua orang tua Aurora sudah selesai, kini Aurora sendiri masih berada di pemakaman. Sejak tadi Risa terus membujuk sahabatnya itu untuk pulang, tapi Aurora terus menolak. Dia masih ingin berada di tempat peristirahatan terakhir kedua orang tuanya.
"Mah, pah. Bagaimana aku akan melanjutkan hidup tanpa kalian" ucap Aurora sambil mengelus nisan kedua orang tuanya.
"Ra, udah ya ayo kita pulang. Ini udah hampir gelap. Kamu mau terus sampai kapan ada disini?" tanya Risa.
"Aku mau bersama kedua orang tuaku Ris" ucap Aurora.
"Aurora, lihat aku!".
"Kamu harus bisa tegar, ikhlaskan kepergian kedua orang tua kamu. Hidup kamu masih terus berjalan, jadi sebaiknya ayo kita pulang".
"Besok kamu bisa mengunjungi makam kedua orang tua kamu lagi. Aku tahu ini memang berat bagi kamu".
"Kehilangan kedua orang tua secara mendadak seperti ini pasti membuat kamu terkejut. Tapi hidup harus terus berjalan kan Ra, jadi sebaiknya ayo kita pulang".
"Emang kamu mau, melihat kedua orang tua kamu sedih kalau melihat keadaan kamu seperti ini" ucap Risa.
Mendengar ucapan Risa, Aurora langsung berfikir.
"Risa benar, aku harus tetap melanjutkan hidupku. Sekarang aku udah gak punya siapa-siapa lagi, jadi aku harus bisa berjuang bertahan hidup".
"Aku gak boleh membuat papah dan mamah sedih diatas sana sehingga membuat mereka tidak tenang" batin Aurora.
"Kamu benar Ris, makasih ya karena udah selalu berada disamping aku" ucap Aurora.
"Sama-sama, yaudah ayo pulang. Untuk sementara aku akan tinggal di rumah kamu untuk menemani kamu biar gak kesepian".
"Gimana boleh kan?" tanya Risa.
"Boleh banget dong, aku akan senang kalau kamu mau tinggal di rumah aku. Jadi aku gak akan merasa kesepian".
"Tapi kamu beneran Ris mau menemani aku. Terus gimana dengan orang tua kamu?" tanya Aurora.
"Aku udah bilang sama papah dan mamah, dan mereka mengijinkan aku untuk menemani kamu sementara waktu" ucap Risa.
Aurora langsung memeluk Risa, dia sangat berterima kasih karena sahabatnya itu selalu ada bersamanya.
"Aku gak tahu lagi bagaimana harus berterima kasih sama kamu Ris. Kalau gak ada kamu aku gak tahu gimana nasib aku sekarang" ucap Aurora.
"Aku cuma berharap kamu bisa melanjutkan hidup kamu lagi Ra. Aku tahu semua ini akan terasa berat awalnya, tapi aku yakin kamu bisa melewati ini semua".
"Kamu anak yang kuat Ra" ucap Risa sambil menepuk punggung Aurora untuk memberikan semangat.
Setelah Aurora setuju untuk pulang, kini dia dan Risa sudah sampai di rumah. Aurora sedang sibuk mempersiapkan acara pengajian untuk mendoakan kedua orang tuanya.
"Semuanya udah siap Ra, beruntung banyak tetangga yang membantu kita" ucap Risa.
"Iya, aku sangat berterima kasih pada mereka semua karena sudah membantu mempersiapkan ini".
"Padahal aku belum meminta tolong, tapi mereka semua berinisiatif untuk membantuku" ucap Aurora.
"Itu artinya, semasa hidup kedua orang tua kamu baik pada mereka semua. Karena itu, mereka semua dengan suka rela mau membantu kamu" ucap Risa.
"Kamu memang benar, selama hidup papah dan mamah adalah orang yang sangat baik. Mereka selalu membantu orang lain yang sedang mengalami kesulitan" ucap Aurora mengingat kebaikan yang dilakukan kedua orang tuanya.
"Yaudah, sebaiknya kita bersiap. Pasti sebentar lagi akan banyak orang yang akan datang untuk mendoakan kedua orang tua kamu" ucap Risa.
Dan benar saja, tidak lama banyak warga sekitar rumah Aurora yang mulai berdatangan.
Melihat banyaknya orang yang datang, membuat Aurora merasa terharu.
"Lihat mah, pah. Banyak orang yang menyayangi kalian. Semoga kalian berdua tenang disana ya" batin Aurora.
Selesai acara tahlilan yang ditunjukan untuk kedua orang tuanya, kini Aurora sedang berada didalam kamarnya bersama dengan Risa.
Mereka berdua sedang berbaring di atas ranjang, tidak ada percakapan diantara keduanya. Hanya keheningan yang ada didalam kamar tersebut.
"Ra, kamu belum tidur" panggil Risa mencoba membuka pembicaraan untuk memecah keheningan.
"Belum, kenapa Ris?" tanya Aurora.
"Emm..... Kalau kamu mau, untuk selanjutnya kamu bisa tinggal di rumah aku dulu. Gimana kamu mau?" tanya Risa.
"Sebelumnya makasih Ris, tapi sepertinya aku akan tetap tinggal disini aja. Ini adalah rumah peninggalan kedua orang tuaku, jadi aku gak akan mau kemana-mana" ucap Aurora.
"Gak papa, kalau itu udah keputusan kamu. Tapi kalau kamu merasa kesepian, kamu bisa datang kerumah kedua orang tuaku".
"Pintu rumah kedua orang tuaku akan selalu terbuka lebar buat kamu. Kami akan menerima kamu dengan tangan terbuka" ucap Risa.
"Iya, makasih banyak ya karena kamu selalu peduli sama aku" ucap Aurora.
"Yaudah, sebaiknya sekarang kita beristirahat. Kamu pasti lelah karena terus menangis sejak tadi siang".
"Jadi sebaiknya kita tidur, biar bisa bangun lebih segar besok pagi" ucap Risa.
"Iya Ris, ayo kita tidur" ucap Aurora.
Tidak membutuhkan waktu lama, Aurora sudah tertidur.
Risa yang melihat Aurora yang sudah memejamkan matanya, langsung tersenyum.
"Akhirnya kamu tidur juga Ra, aku tahu ini semua berat buat kamu. Tapi aku yakin kamu akan bisa melewati ini semua".
"Jangan pernah merasa sendiri ya Ra, karena aku akan selalu menemani kamu dan selalu berada disamping kamu" ucap Risa.
Setelah mengatakan hal tersebut, Risa langsung memejamkan kedua matanya untuk beristirahat.
Tidak lama setelah Risa tertidur, Aurora yang hanya berpura-pura tertidur langsung membuka kembali kedua matanya.
"Makasih banyak ya Ris, aku gak tahu lagi kalau gak ada kamu sekarang. Mungkin aku tidak akan berhenti menangis".
"Kamu adalah sahabat terbaik aku" batin Aurora.
Karena belum merasa mengantuk, Aurora memutuskan untuk keluar dari kamarnya. Dia langsung masuk ke kamar kedua orang tuanya.
"Ceklek".
Saat memasuki kamar kedua orang tuanya, air mata Aurora kembali menetes.
"Pah, mah".
"Kenapa?".
"Kenapa kalian meninggalkanku sendirian seperti ini. Aku tidak bisa hidup tanpa kalian. Kenapa kalian tega pergi meninggalkanku secepat ini" gumam Aurora sambil memeluk foto kedua orang tuanya.
Aurora terus berbicara pada foto kedua orang tuanya. Sampai akhirnya tanpa sadar dirinya tertidur dikamar kedua orang tuanya sambil memeluk foto mereka.
Pagi harinya, Saat membuka kedua matanya, Risa terkejut karena tidak melihat Aurora disampingnya.
"Loh, kemana Aurora ya".
"Apa mungkin dia udah bangun ya" gumam Risa.
Risa langsung keluar dari kamar Aurora untuk mencari sahabatnya itu.
"Ra".
"Aurora" panggil Risa.
Risa terus memanggil dan mencari keberadaan sahabatnya itu. Tapi tetap saja Risa tidak menemukan keberadaan Aurora dimanapun.
"Bahkan Risa juga tidak mendengar jawaban dari Aurora saat dirinya memanggil.
"Kemana Aurora, kenapa dia tidak ada dimanapun. Apa mungkin dia pergi ke sekolah sepagi ini" gumam Risa.
Risa terus mencari, setelah berkeliling tinggal satu ruangan lagi yang belum Risa periksa.
"Apa mungkin Aurora ada didalam ruangan ini ya, gak papa kali ya aku buka" gumam Risa.
Risa langsung membuka pintu ruangan yang dia sendiri tidak tahu ruangan apa itu.
"Ceklek".
"Ra" panggil Risa dengan pelan.
Dan benar saja, Aurora ada didalam ruangan tersebut. Dia masih tertidur sambil memeluk foto kedua orang tuanya.
"Kasihan Aurora, pasti semalam dia menangis lagi. Udahlah aku biarin aja dia tertidur, mungkin untuk sementara dia tidak perlu masuk ke sekolah" batin Risa