Entah mengapa Alisa merasa marah. Tiap kali melihat abangnya berdua bersama Mia. Yang tidak lain teman Amar kuliah. Membuat Alisa merasa aneh dengan perasaanya sendiri. Hingga membuat Alisa selalu gusar tiap kali Amar dekat dengan Mia. Yang sering ikut mengerjakan tugas dirumah. Dan Amar juga sering mengantar nya pulang. Amar juga seperti memberi perhatian lebih pada Mia membuat Alisa cemburu.
" Kenapa sih bang Amar pake mengantar kak Mia. Lagian dia sudah punya sopir yang selalu menjemputnya pulang kan!!" kata Alisa
" Ada apa dengan mu de, abang hanya berbuat baik pada orang lain. Kasihan Mia kalo pulang sendiri malam malam" jawab Amar
" Lalu jika Lisa pulang malam, apa abang akan perduli?" tanya Lisa.Membuat Amar menoleh dan menatap lekat mata gadis cantik di depannya itu. Seakan Amar merasa ada belati yang menusuk dadanya.
" Kau.....!!" kata Amar kaget.
Penasaran baca ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Zain dan Amar langsung menoleh pada kedua gadis itu. Yang tak lain, teman sekolah adik mereka.
" Sani, Kia... mana Lisa?" tanya Amar.
" Tuh !! masih sama kak Dean ," kata Sani menunjuk Lisa dan Dean melangkah kearah mereka.
" Dean??" kata Amar kaget, yang ingin beranjak dari kursinya.
" Amar !!" kata Dean tak kalah kaget Menatap Amar yang berdiri menatapnya. Bahkan Amar sedang bersama Zain.
Deg...
" Bang Amar,lho kok ....bang Zain juga disini" kata Lisa ikut kaget. Ketika melihat kedua abangnya itu makan di restoran yang sama.
" Ade kok bisa jalan sama Dean?" kata Amar.
" Gue traktir mereka makan disini mar, kami ngak sengaja bertemu di toko buku. Jadi sekalian saja gue ajak mereka kesini untuk makan siang," kata Dean menjelaskan. Agar Zain tidak salah paham padanya. Karna Dean tahu Zain kakak Lisa. Namun Dean tidak tahu jika Lisa mengenal Amar. Karna Dean memang ingin mendekati Lisa.
" Ya sudah pulang sana, ade pulang sama abang" kata Amar
" Trus kami gimana bang?" kata Sani yang berjalan mendekati Amar.
" Ya nanti abang antar," kata Amar menatap Dean sekilas.
" Mar biar gue saja yang antar mereka pulang, kalian mau makan kan? Bang Zain tidak masalahkan, kalo gue antar Lisa pulang," kata Dean melirik Zain.
Zain tersenyum." Tidak masalah sih yan, tapi takut ada yang merasa keberatan," kata Zain menatap Amar. Membuat Dean langsung menatap Amar.
" Tidak perlu, aku yang mengantar mereka pulang nanti. Ade duduk sini dulu," kata Amar menarik kursi." kalian berdua juga "
" Asyik , terimakasih bang," kata Sani senang. Karna Sani punya kesempatan untuk mendekati Amar.
Mata Dean mendelik, karena Amar merasa keberatan.Jika ia mengantar Lisa dan teman temannya. Dan curiga temannya itu, juga punya hati pada Lisa
" Ada masalah dengan loe mar, kenapa loe yang keberatan, gue kan sudah minta izin sama Zain abang Lisa," kata Dean bingung.
" Tapi aku yang tidak mengizinkan, Dia adik gue," kata Amar.
" What ....!!" kata Dean kaget. Karna ia tidak pernah tahu, Lisa adik Amar. Dean memang pernah mendengar kalo Amar punya adik perempuan. Namun tidak menyangka jika gadis yang ia sukai sekarang, adalah adik Amar. Yang selama ini ia tahu, Lisa adik Zain.
" Apa itu benar bang Zain?" kata Dean. Yang selama ini mengira Zain lebih tua sedikit darinya. Karna setahu Dean, Zain pekerja kantoran.
Zain tidak menjawab, dia hanya tersenyum pada Dean. Lalu menganggukkan kepalanya.
" Jangan panggil bang Yan, aku dan Zain seumur. Kami ini bersaudara. Hanya saja Zain lebih pintar dariku. Jadi dia lebih dulu lulus kuliah" jelas Amar menatap Dean.
" Oh ya, astaga maaf ya de, jika kak Dean tidak tahu Lisa adiknya Amar. Amar ini teman kak Dean di kampus," kata Dean Menjelaskan pada Lisa dan teman temannya. Sedangkan Kia hanya diam. Menatap 3 pria tampan itu secara bergantian.
" Ya ampun Lis, Kok loe ngak bilang bilang sih, kalo punya dua abang cakep begini. Pantasan si Sani ngebet banget pengen ketemu abang...."
" Mpttt...." mulut Kia langsung dibekap oleh Sani. Sehingga para pria itu menatap tingkah kedua gadis itu. Sedangkan Lisa hanya tersenyum melihatnya. Karena Kia tahu, jika Sani menyukai kedua abangnya.
" Ih apaan sih San," kata Kia melepas cepat tangan Sani.
" Jangan ember, sudah percaya kan Lisa punya dua abang yang cakep," kata Sani.. Membuat Zain dan Amar terkekeh dengan polah teman adiknya itu.
" Sudah sana Yan, pulang gih. Biar mereka bertiga aku yang urus," kata Amar menatap Dean. Yang masih berdiri.
Dean bukanya pergi, tapi dia menarik kursi di meja sebelah dan menaruhnya di sebelah Amar. Lalu Dean pun duduk dengan tenang
" Bolehkan gue duduk disini, sambil menemani kalian makan?" kata Dean
" Hehehe...kenapa tidak boleh kak, mau makan lagi juga boleh kok," kata Lisa yang ingin duduk. Namun dengan cepat Dean menarik kursi untuk Lisa.
" Terimakasih kak," kata Lisa tersenyum. Membuat Amar memutar bola matanya. Karna tahu, apa niat Dean.
" Apa kau sedang mendekati adikku?" kata Amar berbisik
" Kalo iya kenapa?" kata Dean. Melirik Amar sambil tersenyum.
" Astaga, tuh sama Kia dan Sani saja. Jangan Ade gue, dia masih polos. Apa masih kurang stock cewek loe dikampus," kata Amar Yang tahu Dean cukup pemilih dengan wanita. Bahkan setahunya, Dean baru putus dengan pacarnya.
" Hei gue baru usaha pedekate, adik loe itu sudah lulus SMA. Kalo jalan sama pria mapan seperti gue ini ngak akan jadi masalah mar. Bukan begitu Zain?" kata Dean sembari menatap Zain. Yang sedari tadi hanya diam. Begitu juga dengan Lisa yang sudah tahu Dean mendekatinya.
" Hmm itu hak Lisa yan. Aku sih ngak ada masalah. Tapi untuk urusanmu dengan Amar, aku tidak ikutan," kata Zain tersenyum.
" Aish, rupanya Lisa punya dua abang yang punya dua sifat berbeda. Satunya santai dan satunya posesif," sindir Dean
" Hahaha....kan ada kita kak, jadi ngak perlu bingung " kata Sani ikut menyela
" Oh iya de Sani suka sama yang mana ? Nah kalian cocok berpasangan. Pas kan ada Sani dan Kia. Biar kak Dean sama Lisa," kata Dean tersenyum.
" Enak saja ngak bisa," kata Amar membuat semua orang terkekeh. Lebih lebih Lisa ya tahu, abangnya itu sangat sayang padanya. Jadi tidak mungkin Amar membiarkan Lisa pergi dengan pria lain tanpa seizinnya. Sekalipun itu temannya sendiri.
Zain pun ikut terkekeh , yang tahu Amar cukup posesif pada Lisa. Karna Zain sudah mendengar cerita dari ayahnya. Jika Amar sangat memanjakan Lisa. Namun, itu juga yang membuat Zain merasa khawatir. Jika Amar jatuh cinta pada Lisa, karna sekarang status Amar bukan lagi abang kandung Lisa.
Tak lama makanan Zain dan Amar pun datang. Lalu Mereka pun makan siang. Sedangkan Lisa, Sani, Kia dan Dean. Hanya duduk diam melihat keduanya menyantap makan. Sambil menemani keduanya ngobrol.
**************
Disisi lain Mia duduk gelisah di dalam rumahnya. Karna semalam Amar tidak menghubunginya.
" Apa dia sibuk?" guman Mia. Yang merindukan Amar. Mia memang sangat berharap Amar mencintainya. Lepas dari menolongnya dari kesalahan Hans padanya
" Ya tuhan, buka pintu hatinya untukku. Aku mencintai Amar. Namun aku terjebak oleh Hans," kata Mia merasa bersalah pada Amar. Akibat malam nestapa itu. Hingga ia tidak sadar. Kalo Hans melakukan hal yang tidak senonoh padanya. Yang membuat Mia sangat menyesal dekat dengan Hans
Mia tadinya hanya berpikir. Jika Amar menolongnya, hanya untuk menutupi aibnya saja . Lalu menceraikannya setelah ia melahirkan. Tapi melihat kebaikan Amar yang sangat tulus padanya. Membuat Mia sangat ingin Amar menjadi miliknya selamanya Mia juga berharap Amar mau menerimanya apa adanya. Dan Mia berjanji pada dirinya sendiri. Untuk membahagiakan Amar dan selalu setia menunggu pria itu membuka hatinya.
" Tapi apa itu mungkin?" kata Mia. Yang belum yakin. Karna ia belum tahu pasti perasaan Amar padanya. Yang ia tahu, Amar belum pernah jatuh cinta sekalipun dengan seorang wanita. Sejak dari pertama mereka kuliah. Sekalipun banyak teman wanitanya yang mendekati dengan Amar. Amar tidak pernah memberikan perhatian khusus pada teman teman wanitanya. Amar hanya menganggap mereka teman biasa. Begitu juga dengan dirinya.
" Aku harus mengikatnya, aku tidak mau Amar menceraikan ku. Dan menikah dengan Hans ," batin Mia. Mencari jalan untuk mengikat Amar dalam kehidupannya.
Sudahlah memanfaatkan kebaikan Amar eh lama lama kok ga tau diri ga sadar diri juga ya
Kaya dah putus urat malunya si Mia
Semoga Ade sukses ya kuliah di LN
Bila sewaktu sewaktu ditinggal orang terkasih / pasangan, dunianya tak runtuh seketika
Apakah Amar dengar percakapan Lisa yang mau kuliah di Australia, terus mulai gamang pikirannya, otaknya terusik?
Pulang pulang dah sukses
Biarin aja Amar ngrasa kehilangan kamu
Mending fokus belajar raih cita cita, asah skill
Nikmati masa muda tuk hal hal berguna
Edan tenan, berbuat dosanya sama Hans, kok menjerat Amar tuk tanggung jawab
Siap siap jadi bom waktu
Terimakasihh🥰🥰
Bisa gegeran ujung ujungnya
Terlalu baik apa terlalu naif Amar?
Gimana nanti reaksi ayah bundanya juga Amar