NovelToon NovelToon
I LOVE YOU, KANARA

I LOVE YOU, KANARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Kontras Takdir / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:1.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Mae_jer

Kanara Rusadi, wanita beranak satu yang menikah dengan laki-laki keji karena dijual oleh ibu tirinya. Kanara kabur dari rumah akibat mendapatkan kekerasan dari suaminya. Ia bersama putranya harus hidup serba berkekurangan.

Demi sang putra dan berbekal ijasah SMA, Kanara bertekad masuk di sebuah perusahaan besar milik laki-laki yang pernah dia tabrak mobil super duper mahalnya.

Pertemuan awal mereka meninggalkan kekesalan Brandon. Namun seiring berjalannya waktu, Brandon mengetahui bahwa Kanara sedang bersembunyi dari suaminya dan saat ini berada di dalam bahaya yang mengancam nyawanya.

Brandon yang diam-diam mulai ada rasa pada Kanara, berusaha menyelamatkan wanita itu dari ancaman sang suami yang berkuasa di dunia gelap. Tanpa ia sadari Kanara adalah wanita yang pernah pernah terjerat dengannya sepuluh tahun lalu dan bocah bernama Bian itu adalah putra kandungnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

"Om Brandon!" Bian berseru riang begitu melihat Brandon muncul di depan pintu. Bocah sembilan tahun berseru senang. Dari tadi ia terus menunggu kedatangan lelaki itu

Ketika Brandon tiba, Bian baru saja selesai makan, senyumannya lebar sekali, memancarkan kebahagiaan. Ketika mendengar seruan sang putra, Kanara ikut berbalik, menyadari kedatangan pria yang terus menemani mereka sepanjang malam.

Pandangannya beralih ke sosok pria yang kini berdiri di depan mereka. Saat pria itu pergi pagi tadi, ia mengenakan pakaian santai, kaos putih dan celana selutut. Namun ketika balik lagi siang ini, penampilannya sudah berbeda. Brandon mengenakan celana panjang dengan warna gelap dan kaos berwarna krem. Tetap kasual tetapi lebih rapi dari yang ia kenakan sampai tadi pagi.

Kanara tiba-tiba berpikir betapa apakah orang-orang di kantor pernah melihat penampilan Brandon yang santai begini? Karena selama dia bekerja di kantor pria itu, Brandon selalu tampil dengan kemeja rapi dan celana kain, juga sepatu hitam yang serasi. Bahkan, ia sering mengenakan jas, membuatnya terlihat seperti sosok yang sangat profesional dan serius. Cara Brandon berpakaian dikantor begitu konsisten dan elegan. Tapi saat pria itu mengenakan pakaian kasual seperti sekarang ini, ketampanannya justru makin bertambah. Itu menurut Kanara. Matanya terus tertuju ke sosok dengan wajah yang hampir sempurna berdiri dengan gagah di depannya

"Ini, om bawain kamu ice cream. Pas banget kamu baru selesai makan. Kata dokter tidak apa-apa makan es scream, asal jangan banyak-banyak."

Brandon menyodorkan dos kecil berisi es cream yang ia beli langsung dari tokonya.

Bian tidak langsung mengambilnya. Bocah itu menatap dulu ke mamanya sebentar. Setelah ia mendapatkan kode dari mata sang mama kalau wanita itu memberi ijin, Bian langsung mengambil es cream tersebut dari tangan Brandon dengan senang hati.

Kanara dan Brandon tersenyum melihat Bian yang bersemangat sekali. Kanara menatap ke Brandon lagi yang berdiri di sebelahnya, pandangan pria itu fokus terus ke Bian dari tadi. Kanara sendiri fokus menatap pria itu diam-diam, seolah ia belum puas melihat ketampanan paripurna sang pemilik perusahaan tempatnya bekerja.

Ketika pria itu menoleh ke arahnya,

Kanara cepat-cepat mengalihkan pandangannya dan pura-pura melihat ke sekitarnya.

Astaga, dia kedapatan memperhatikan pria itu diam-diam. Kanara pun berdiri dari kursi dan segera berpindah ke sofa tanpa melihat Brandon. Ia sedang menutupi rasa malunya sekarang ini dan takut ketahuan oleh pria itu.

"Kamu nikmatin es cream kamu ya. Om mau ngobrol sama mama kamu sebentar." ucap Brandon ke Bian sembari mencubit pipi bocah itu pelan.

Pria itu melangkah mendekati Kanara dengan tangan yang masih menjinjing sebuah paper bag sedang yang ia letakan di atas meja sofa depan Kanara. Setelah menaruh paper bag tersebut di atas meja, Brandon mendekati Kanara, bahkan duduk di sebelah wanita itu. Kanara pura-pura mengutak-atik hapenya, bahkan berpura-pura tidak sadar kalau Brandon sudah duduk di sampingnya.

Brandon memandangi Kanara dengan tatapan yang sulit di artikan. Matanya tidak beralih dari wajah wanita itu. Kanara mencoba menyembunyikan kegugupannya dengan terus berpura-pura sibuk dengan layar ponselnya, ia merasakan tegang sekali.

Brandon terus menatapnya dalam diam, dan Kanara makin gugup dibuatnya. Wanita itu menggigit bibir bawahnya, mencoba menenangkan diri. Lalu Brandon berbisik pelan di telinganya.

"Kau menatapku sangat lama tadi," bisik pria itu, suaranya begitu dekat dengan telinga Kanara hingga membuat gadis itu sedikit terkejut.

Seperti ada yang menggetarkan tubuh Kanara, ia merasakan detak jantungnya yang semakin cepat, membuatnya lebih sulit untuk bernafas dengan tenang. Ia mencoba menatap layar ponselnya seakan itulah satu-satunya yang penting, padahal sebenarnya, ia sibuk mencari alasan untuk menghindari pandangan tajam Brandon.

Kanara tahu bisa merasakan saat Brandon duduk begitu dekat, setiap detik terasa lama sekali.

"Aku … tidak tahu apa maksudmu," jawabnya dengan suara pelan, berusaha terdengar biasa saja.

Brandon tertawa kecil, ada sedikit kehangatan di balik suara itu,

"Benarkah?" tanya Brandon sambil mencondongkan tubuhnya sedikit lebih dekat, begitu dekat hingga Kanara bisa merasakan hembusan napas pria itu di kulitnya.

"Jadi kau tidak sedang menatapku tadi? Apa itu hanya bayanganmu?"

Kanara menunduk, merasa malu sekaligus tidak bisa mengelak. Sejenak ia terdiam, tidak tahu mengatakan apa-apa lagi.

"Apa aku tampan?"

"Mm."

Kanara kaget. Kenapa dia bisa keceplosan menjawab pria itu? Astaga. Ia menolehkan wajahnya ke samping kiri, arah yang berlawanan dengan Brandon, lalu menutup matanya dalam-dalam. Dasar bodoh. Bodoh sekali kamu Kanara. Kau sudah mempermalukan dirimu sendiri.

"Ya, kamu memang menatapku tadi." kata Brandon lagi tersenyum senang. Rasanya senang sekali melihat ibu satu anak itu malu karena dia.

"Ma- maksudku, aku tadi tidak, a-aku ..."

Kanara tergagap, mulutnya terasa kering dan kata-kata yang hendak ia ucapkan serasa terjebak di tenggorokan. Ia ingin membantah, ingin memberi penjelasan bahwa ia tidak sedang menatap Brandon dengan cara seperti yang pria itu pikirkan, namun semua kata-kata itu terasa sia-sia. Matanya yang semula berusaha menghindar kini tak kuasa melawan tatapan tajam Brandon yang sedang memandanginya dengan senyum tengil di wajahnya.

Brandon bersandar sofa, tangannya terlipat di dada, matanya terus menatap Kanara seolah ia tahu persis apa yang sedang terjadi dalam kepala Kanara. Senyumnya semakin melebar, menunjukkan sisi lain dari dirinya yang entah bagaimana mampu membuat Kanara merasa tak berdaya. Ada sesuatu yang tak bisa dijelaskan dalam tatapan Brandon yang membuat rasa percaya diri seakan Kanara.

Kanara merasa pipinya memanas, semburat merah muncul di wajahnya dengan cepat. Ia menundukkan kepala, berusaha menyembunyikan wajahnya yang pasti sudah berubah warna karena malu.

"Aku tidak... tidak sedang menatapmu," ucapnya lagi, suara kali ini lebih lemah dan hampir tidak terdengar. Masih saja dia mengelak, membuat Brandon makin gemas.

Namun Brandon tidak menggubris penyangkalan itu. Ia menatap Kanara lebih intens, senyum tidak pernah lepas dari bibirnya.

"Matamu bilang sebaliknya," katanya, nada suaranya lembut namun penuh dengan keyakinan yang membuat Kanara semakin gugup.

Kanara memalingkan wajah, mencoba mencari tempat lain untuk mengalihkan perhatian. Tapi entah mengapa, di balik kebingungannya, ada perasaan aneh yang muncul perasaan yang justru membuatnya semakin sulit untuk menahan pandangannya dari pria itu.

"Kau sudah makan? Aku membelikanmu makanan dalam perjalanan ke sini. Kotak makanannya ada di paper bag itu." kata Brandon kemudian menunjuk ke paper bag sedang di meja sofa depan mereka. Ia merasa kasihan pada wanita yang sudah seperti kepiting rebus di depannya itu.

Kanara pun langsung menyambar paper bag tersebut, mengambil kotak makan di dalamnya dan kabur secepat mungkin dari depan Brandon.

"Aku mau makan di luar!" Serunya lalu berlari secepat kilat keluar pintu. Brandon melongo, lalu di akhiri dengan senyuman lebar di wajahnya.

Menarik sekali. Kanara, wanita itu seperti ABG saja.

1
Ipehmom Rianrafa
lnjuut 💪💪💪
wiemay
kyknya cerita Damian seru
Yusni
😭😭 Damian aku ikut menagis melihat mu menangis 🥰
Ratna Mazdah
Gak sesuai ekspetasi🤣
Naufal Affiq
salah orang kamu buk nunu,aku yakin damian pasti menghukum kamu,atas perbuatan kamu terhadap kanara
Rojemah Awang
aduhh kenapa aku kasihan sekali pada Damian...semoga kelak dia akan bertemu dengan seseorang yg dapat membalas cintanya dengan sepenuh hati..😭😭😭😭
LB
baguslah kalian datang, cari mati 😄
Firda Odhe Ysd
lnjut,, lgi suka bgt part Damian ☺️
Retno Harningsih
lanjut
Winy Hardiyani
yuk lanjut kak 😊😊
༄༅⃟𝐐Loeyeolly𝐙⃝🦜
Si anak mau" aja di jual ma ibunya 😂😂😂

Damian gk perlu repot" mencari kalian,,, krn kalian telaah menyerah kan nyawa kalian sendri 🤣🤣🤣🤣
Sleepyhead
Bahhaahaa mengantarkan nyawanya dental sukarela
🏘⃝Aⁿᵘ3⃣𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
dan kau bahkan mengantarkan nyawa kalian kemari 😂😂
andi_wathy
gak perlu cape² Demian cari mereka Krn mereka sendiri lah yg dgn suka rela menyerahkan nyawanya ke Demian lanjutkan Demian, ketawa jahat dulu gue buahahahhaha
Rita
salah kalian sndri nganterin nyawa
Rita
puyeng doank atau pingsan nih???
Rita
detik2 dihukum
Rita
pas banget datang sendiri disaat yg tepat
Ita rahmawati
berarti mafia baik dong si damian,,tp knp membunuh temen kanara yg coba bantu kanara kabur ya 🤔
Salim ah
sukurin, kamu salah nunu vana datang ke kandang singa
kamu malah datang sendiri menyerahkan nyawa dgn suka rela😉
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!