***
Karena kebodohannya sendiri, Grace harus menghadapi sebuah insiden tak terduga di dalam hidupnya. Dimana dia terpaksa harus terlibat dengan seorang laki-laki yang ia temui disebuah club. Saat itu dia mendapatkan dare untuk mencium seorang pria random disana. Namun sayangnya karena ciuman sialan itu mengantarkannya pada sebuah penyesalan yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Pria yang ia cium itu ternyata bukan orang yang sembarangan. Dia merupakan CEO dari sebuah perusahaan besar yang sangat berpengaruh sekali. Karena pengaruhnya itulah mau tak mau Grace harus membayar mahal atas tindakan bodohnya malam itu.
Akankah Grace sanggup membayar hal tersebut?
***
HALLO GUYS IM BACK!!!
BIJAK DALAM MEMBACA YA! BANYAK MENGANDUNG UMPATAN, DAN TENTU SAJA ADEGAN YG HM-HM. DOSA DITANGGUNG SENDIRI. SIAP-SIAP BAPER WKWK.
Ig : oviealkhsndi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ovie NurAisyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
***
Grace benar-bear tidak mengerti dengan pola pikir pria disampingnya ini. Dia tiba-tiba datang dan membawanya paksa. Bahkan dia juga tidak mengatakan akan membawa Grace pergi kemana. Dengan tidak sopannya dia langsung membawanya dan tidak bertanya apakah Grace ini mau atau tidaknya ikut. Parahnya lagi, pergelangan tangannya sangat memerah saat ini. Dan ia yakin sebentar lagi pergelangan tangannya akan berubah bengkak dan biru.
Bukan hanya pergelangan tangannya saja yang sakit, tapi bokongnya juga sakit. Pria ini mendorongnya paksa dengan tenaga yang tentu saja sangat kuat. Makanya Grace yang tidak siap pun langsung terjerembab ke belakang.
Demi apapun dia benar-benar ingin menangis rasanya. Selama ini, tidak ada yang berani kasar kepadanya. Bahkan kedua orang tuanya sendiri pun tidak pernah berperilaku kasar sampai-sampai membuat pergelangan tangannya sakit. Tapi pria ini, dengan tidak etisnya membuat Grace kesakitan.
Grace terus menandang ke arah luar. Dia benar-benar tidak mau memandang ke samping kanannya, sebab disana ada Atlas yang sedang duduk dan fokus pada ponselnya.
"Mom mengajak mu untuk makan malam lagi. Sebelum kesana, kau harus ganti baju terlebih dahulu," ucap Atlas.
Grace hanya diam, dia tidak mau menjawabnya. Toh dia dibayar untuk melakukan ini semua kan? Berperan sebagai pacar pura-pura dari pria ini. Untungnya pria ini juga tidak memaksanya kembali ke kantor. Karena Grace tidak akan pernah kembali kesana apapun alasannya. Selain malas bertemu dengan Atlas setiap hari, dia juga malas menghadapi karyawan wanita yang ada di kantor itu. Lama-lama telinganya akan bocor jika terus bertahan disana.
Atlas mengernyit pelan saat tidak ada respon dari gadis ini. Ia memang benar-benar diminta ibunya untuk membawa gadis ini untuk makan malam dengannya. Hanya bertiga saja, sebab papanya ada pekerjaan diluar. Awalnya Atlas sempat menolak, sebab kan mereka baru saja makan bersama kemarin. Tapi ibunya itu memaksa, dia bahkan mengatakan dengan terang-terangan jika dia merindukan calon menantunya.
"Apa lagi?" tanya Grace dengan kesal saat Atlas menarik tangannya begitu saja.
Ucapannya kali ini tidak sekasar tadi, bahkan intonasi ucapannya juga tidak tinggi. Sepertinya Grace sudah jengah dan lelah. Makanya dia hanya bertanya dengan nada biasa.
Atlas sendiri tidak menjawab pertanyaan gadis ini, dia hanya diam sembari memperhatikan pergelangan tangannya. Memang memerah, dia bahkan baru sadar jika cengkramannya begitu kuat setelah melihat pergelangan ini.
Tidak, Atlas bukan khawatir. Dia hanya takut saja gadis ini kenapa-napa, apalagi mereka akan bertemu dengan ibunya. Bisa-bisa Atlas kena ceramah.
"Ke rumah sakit dulu," titah Atlas pada supir di depan. Kebetulan bukan Daren yang membawa mobilnya.
"Tidak perlu bertingkah berlebihan, nanti juga hilang. Lebih baik segera pergi ke tempat tujuan, aku muak jika harus lama-lama melihat wajah mu," ucap Grace cukup pedas.
Bukannya tersinggung, Atlas justru malah tersenyum miring. Entah apa maksudnya, hanya Atlas yang tahu.
"Sepertinya kau memang tidak pernah berubah, Gracellin."
***
Beberapa kali pikirannya berkelana ke suatu pertanyaan yanng muncul begitu saja dikepalanya. Bukan apa-apa, Grace hanya merasa jika dia memang tidak cantik kah? Sampai-sampai dia harus didandani dulu dan berganti pakaian yang lebih bagus untuk ia pakai ketika bertemu dengan ibu kandung pria ini?
Oke, Grace akui jika pakaian sebelumnya memang hanya pakaian rumahan. Dan sudah tentu tidak pantas digunakan untuk bertemu secara formal dengan orang yang lebih tua, kesannya tidak sopan. Tapi untuk make up? Apa itu perlu? Sepertinya wajah Grace akan bermasalah jika terus menerus dipakaikan berbagai jenis produk make up yang jarang ia pakai. Tapi dia juga tidak bisa menolaknya.
Sial sekali hidupnya ini.
"Ingat, bersikap seolah kita memiliki hubungan," peringat Atlas. Saat ini mereka tengah berjalan menuju ke salah satu restoran yang ada di pusat kota. Restoran ini cukup ramai, dan tentu saja saat mereka berdua datang, banyak pasang kamera yang menyorot ke arahnya.
Ah, mungkin ini juga alasan pria ini selalu memintanya berdandan. Demi apapun wajah Grace sudah tidak memiliki privasi lagi.
"Akhirnya yang aku tunggu pun tiba. Mom merindukan kamu, sayang."
Arsy berjalan mendekat setelah melihat Grace dan Atlas datang. Bukan, bukan Atlas yang disambut. Melainkan hanya Grace. Bahkan dengan tidak canggungnya Arsy langsung memeluk Grace. Dia mengabaikan anak kandungnya sendiri.
"C'mon, mom. Aku yang anak kandung mu kan? Kenapa hanya kekasih ku yang kamu peluk?" tanya Atlas dengan nada tidak terimanya.
So ye?! Pria ini manja pada ibunya? Pantas, baby boy mommy ternyata.
"Mom tidak peduli dengan kamu, Atlas. Mom hanya peduli dengan gadis cantik ini. Akhirnya kamu membawa gadis cantik untuk jadi menantu keluarga kita," ucap Arsy.
Jujur, Grace agak meringis mendengarnya. Sebab orang tua cantik ini tidak tahu kebenarannya. Kasihan sekali, dia harus dibohongi oleh anaknya sendiri hanya karena sebuah harta. Miris.
"Mom."
"Sudah, kamu itu sudah besar. Tidak perlu cemburu, ayo duduk."
Grace pun duduk setelah ditarikan kursi oleh Atlas. Pun dengan Arsy yang juga duduk kembali ditempatnya. Sedangkan Atlas, dia duduk disebrang kedua wanita ini. Ibunya sama sekali tidak membiarkan dia duduk disampingnya. Benar-benar menyebalkan.
"Sayang, tangan kamu ini kenapa? Kok lebam? Jatuh?" tanya Arsy beruntun.
Bajing! Dia lupa menyembunyikan tangannya. Padahal dia sudah effort dengan memakai dress lengan panjang. Tapi Arsy tetap saja bisa melihatnya.
"Ah iya, mom. Atlas terlalu memburu-burui aku tadi, dia sampai tidak sadar mencengkram tangan ku dengan cukup kuat. Akhirnya ya begini," adu Grace.
Atlas benar-benar tidak percaya jika gadis ini akan mengadukan hal tersebut padanya. POOR ATLAS!! Ibunya sudah pasti akan memarahinya dalam waktu yang lama.
"Mom," ringis Atlas saat melihat tatapan tajam ibunya.
"Mom tidak pernah mengajarkan kamu untuk kasar pada orang lain, apalagi wanita. Apa kamu lupa itu, King Atlas?" tanya Arsy dengan nada yang tentu saja serius.
"Itu hanya salah paham. Salah dia saja terlalu lama ketika diajak. Makanya aku menariknya saja supaya cepat."
"Atlas, kamu ini kenapa sih? Pantas saja selama ini kamu selalu sendiri sampai jadi bujang lapuk. Ternyata sikap kamu sangat kasar sekali. Bagaimana jika gadis cantik ini meninggalkan kamu karena sikap kasar kamu? Jika iya, mom tidak akan pernah memaafkan kamu!"
Padahal hubungan Atlas dengan Grace hanya sebatas pura-pura saja. Kenapa juga mamanya harus mengatakan hal demikian? Cepat atau lambat hubungan Atlas dengan Grace akan berakhir.
"Baiklah, aku bersalah mom. Maafkan aku."
"Minta maaf pada calon istri mu ini, bukan pada mom. Dia kan yang kamu sakiti, bukan mom?!"
Oh astaga.
tbc.
gusi, aku up jam 08.00 14.00 19.00 kalo crazy up. pantengin aja ya? soalnya suka gak ada notif masuk nicc. o iya, share² juga ya ceritanya supaya banyak yang baca. makasi gusiii
typo thor
lanjut thor makasihhh up nya kayak minum obat 1x3 tapi berasa cepet bacanya
#InYourDream 😁