NovelToon NovelToon
Bangkitnya Lady Antagonis

Bangkitnya Lady Antagonis

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel / Epik Petualangan / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: Achaa19

Karin, seorang editor buku yang sibuk, terbangun dalam tubuh Lady Seraphina Ashbourne, seorang karakter antagonis dalam novel percintaan terkenal yang baru saja ia revisi. Dalam cerita asli, Seraphina adalah wanita sombong yang berakhir tragis setelah mencoba merebut perhatian Pangeran Leon dari tokoh utama, Lady Elara.

Berbekal pengetahuannya tentang plot novel, Karin bertekad menghindari takdir suram Seraphina dengan mengubah cara hidupnya. Ia menjauh dari istana, memutuskan untuk tinggal di pinggiran wilayah Ashbourne, dan mencoba menjalani kehidupan sederhana. Namun, perubahan sikapnya justru menarik perhatian banyak pihak:

Pangeran Leon, yang mulai meragukan perasaannya pada Elara, tiba-tiba tertarik dengan sisi "baru" Seraphina.

Duke Cedric Ravenshade, musuh terbesar keluarga Seraphina, yang curiga terhadap perubahan sifatnya, mendekatinya untuk menyelidiki.

Sementara itu, Lady Elara merasa posisinya terancam dan memulai rencana untuk menjatuhkan Seraphina sebelum hal-hal di

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Achaa19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Bab 16: Melawan Bayangan yang Tersisa

Pagi itu, sinar matahari mulai menyinari kerajaan yang kini perlahan bangkit dari kehancuran. Di balik istana yang besar, taman yang dulunya terlupakan kini dipenuhi dengan bunga-bunga yang mulai tumbuh kembali. Meskipun dunia tampak tenang di permukaan, di dalam hati Leon dan Karin, ketegangan masih menyelimuti. Mereka tahu bahwa dunia ini masih penuh dengan bayangan yang tersisa, bayangan yang bisa kembali mengancam kedamaian yang telah mereka perjuangkan.

Leon berdiri di balkon istana, menatap ke kejauhan, pikirannya penuh dengan kecemasan. "Sudah terlalu lama kita berdiam diri," pikirnya. "Perdamaian yang kita cari... apakah itu benar-benar bisa bertahan?"

Karin datang di belakangnya, meletakkan tangannya di bahu Leon. "Kita tahu apa yang harus kita hadapi," katanya lembut, namun suaranya mengandung ketegasan. "Kita sudah melihat kegelapan itu. Kita tahu bagaimana rasanya bertarung melawan kekuatan yang lebih besar dari diri kita. Tapi kita juga tahu bahwa tidak ada jalan mundur."

Leon menoleh dan memandang wajah Karin. Dalam matanya, dia melihat tekad yang sama kuatnya. "Aku khawatir. Tidak hanya tentang ancaman yang jelas, tetapi mereka yang tersembunyi. Mereka yang berpura-pura bahwa semua ini sudah berakhir."

"Kita tidak bisa berhenti hanya karena kita merasa lelah," jawab Karin, tatapannya juga penuh tekad. "Masih banyak yang perlu kita lakukan. Kita harus menjaga agar kedamaian ini tidak tergoyahkan."

Hari itu, mereka memutuskan untuk mengunjungi beberapa wilayah yang sebelumnya paling parah terkena dampak. Mereka ingin memastikan bahwa upaya pemulihan berjalan dengan baik dan memastikan tidak ada kelompok atau faksi yang mencoba mengambil keuntungan dari keadaan yang tidak stabil. Sebuah ancaman baru muncul: sekelompok pejuang bayaran yang dikenal sebagai Sihir Kegelapan, yang mengklaim mereka dapat membawa kedamaian dengan cara yang jauh lebih keras dan berbahaya.

Di salah satu desa yang baru saja dipulihkan, Leon dan Karin bertemu dengan seorang pemimpin lokal, yang wajahnya penuh dengan kecemasan. "Pangeran, Ratu," pria itu menyapa mereka dengan rendah hati. "Kami mendengar kabar buruk. Ada kelompok yang menyebarkan propaganda tentang cara mereka dapat memberikan perlindungan yang lebih baik untuk kerajaan ini—tapi dengan harga yang sangat tinggi. Mereka menginginkan kekuasaan, bukan kedamaian."

Karin mengerutkan kening. "Apa yang mereka tawarkan?"

"Mereka mengatakan mereka memiliki kekuatan untuk mengendalikan orang-orang, mengatur dunia sesuai keinginan mereka. Mereka mengklaim bisa melawan kekuatan yang lebih besar, yang mungkin kita tidak bisa lihat," pria itu menjelaskan. "Mereka juga menyebut diri mereka Sihir Kegelapan, dan banyak orang yang mulai percaya pada mereka, meskipun kami tahu itu bisa menghancurkan kita."

Leon berpikir sejenak, menyadari bahwa masalah ini jauh lebih besar dari yang mereka bayangkan. "Kita tidak bisa membiarkan mereka menguasai dunia ini dengan cara seperti itu." Dia menatap Karin, yang juga sudah tahu langkah apa yang harus diambil. "Kita harus melawan mereka, tapi kita harus berhati-hati. Kita tidak tahu siapa yang berada di balik mereka."

Karin mengangguk. "Aku setuju. Kita harus memperingatkan mereka yang masih ingin percaya pada kita, dan menjaga agar kerusakan ini tidak menyebar."

Mereka berdua pun berangkat menuju pusat kota, di mana Sihir Kegelapan mulai merekrut orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat. Dengan pasukan yang sedikit, mereka tak bisa langsung berhadapan dengan kelompok ini tanpa strategi yang matang. Namun, mereka memiliki sesuatu yang lebih kuat daripada kekuatan fisik: persatuan dan tekad rakyat mereka.

Sementara itu, di tengah kegelapan yang mulai menyebar, kelompok Sihir Kegelapan mulai mencuri perhatian dengan janji-janji kekuatan tak terbatas. Mereka menggoda orang-orang dengan janji akan kekayaan dan kekuasaan, serta kemampuan untuk membalikkan takdir. Hal ini membuat banyak orang yang merasa terpuruk mulai mengikuti mereka, menganggap mereka sebagai penyelamat.

Namun, di balik semua itu, Leon dan Karin tahu bahwa kekuatan yang mereka tawarkan hanyalah ilusi. "Mereka memainkan permainan yang sangat berbahaya," kata Karin. "Jika mereka terus membiarkan bayangan itu tumbuh, kita bisa kehilangan segalanya."

"Kita harus bertindak cepat," jawab Leon. "Jika mereka berhasil menguasai lebih banyak wilayah, kita bisa menghadapi perang yang lebih besar."

Pada malam hari, mereka merencanakan strategi dengan para penasihat dan pasukan setia mereka. Mereka tahu bahwa untuk mengalahkan Sihir Kegelapan, mereka tidak hanya membutuhkan kekuatan fisik, tetapi juga strategi untuk mengungkapkan kebenaran kepada rakyat yang terpedaya oleh janji-janji kosong.

Pagi berikutnya, mereka memulai perjalanan untuk melawan kelompok Sihir Kegelapan. Dengan semangat yang tak tergoyahkan, Leon dan Karin memimpin pasukan mereka, tak hanya untuk mempertahankan kedamaian yang telah mereka perjuangkan, tetapi untuk menunjukkan pada dunia bahwa tidak ada tempat untuk kekuasaan yang dibangun di atas penipuan dan pengkhianatan.

Di medan perang yang baru ini, mereka tidak hanya bertarung untuk diri mereka sendiri, tetapi untuk masa depan yang lebih baik bagi seluruh kerajaan.

---

Keesokan harinya, Leon dan Karin memulai perjalanan menuju wilayah yang terdampak paling parah oleh Sihir Kegelapan. Rencana mereka bukan hanya untuk menghadapi ancaman fisik, tetapi juga untuk mencari cara untuk mengungkapkan kebenaran kepada orang-orang yang mulai terpedaya oleh janji-janji kosong kelompok tersebut.

Dalam perjalanan, Leon merenung, melihat kembali setiap keputusan yang telah mereka ambil selama ini. Dia selalu tahu bahwa pemimpin yang baik tidak hanya berjuang untuk dirinya sendiri, tetapi untuk seluruh rakyatnya. Namun, kali ini, tantangannya lebih besar dari sebelumnya. Sihir Kegelapan bukan hanya ancaman bagi kerajaan mereka, tetapi juga bagi cara hidup yang telah mereka perjuangkan.

"Karin," kata Leon, berbicara setelah beberapa saat diam. "Aku mulai merasa bahwa kita mungkin tidak bisa melawan mereka hanya dengan kekuatan. Kita harus lebih dari itu. Mereka menawarkan kekuatan yang besar, tapi itu bukan jalan yang benar."

Karin menatapnya, menyadari bahwa Leon sedang meresapi beban berat sebagai pemimpin. "Aku tahu," katanya, suaranya penuh pengertian. "Mereka mungkin punya kekuatan, tapi kita memiliki sesuatu yang lebih kuat. Rakyat kita, dan keyakinan kita pada apa yang benar."

Leon mengangguk, tetapi dia tahu itu tidak akan cukup. Mereka perlu menyingkap kebohongan Sihir Kegelapan dan membuktikan kepada rakyat bahwa janji-janji mereka hanyalah ilusi yang akan menghancurkan mereka semua.

Sesampainya di desa yang telah terpengaruh oleh kelompok tersebut, Leon dan Karin melihat tanda-tanda perubahan yang mencolok. Orang-orang yang dulu semangat dan bersemangat untuk membangun kembali kehidupan mereka kini terlihat lesu dan ragu. Banyak dari mereka yang sudah mengenakan simbol Sihir Kegelapan sebagai tanda kesetiaan mereka. Tentu saja, ini adalah awal dari masalah yang lebih besar.

Mereka bertemu dengan seorang pria tua yang sudah lama tinggal di desa itu, yang sebelumnya adalah seorang pemimpin yang dihormati. "Pangeran, Ratu," pria itu menyapa mereka dengan cemas, "Kami khawatir. Banyak orang yang mulai mengikuti mereka, berpikir mereka akan menyelamatkan kita dari kesulitan yang kita hadapi. Tapi aku tahu, itu bukan jalan yang benar."

Karin mendekat, menatap pria itu dengan penuh rasa hormat. "Kami akan membantu. Kami perlu mengetahui lebih banyak tentang apa yang terjadi di sini, dan bagaimana kita bisa menghentikan mereka sebelum mereka menguasai semuanya."

Dengan informasi yang diperoleh dari pria tua itu, mereka mulai menyusun rencana. Mereka tahu mereka harus hati-hati, karena setiap langkah mereka akan diikuti oleh kelompok Sihir Kegelapan, dan kesalahan sekecil apapun bisa berakhir dengan tragedi. Rencana pertama mereka adalah untuk menyusup ke salah satu pertemuan rahasia yang diadakan oleh kelompok itu dan mendapatkan bukti tentang niat asli mereka.

Malam itu, mereka bersama pasukan terlatih menyusup ke dalam kota, bergerak dengan hati-hati agar tidak menarik perhatian. Di balik dinding-dinding kelam, mereka menemukan kelompok tersebut berkumpul, dengan pemimpin mereka yang tampaknya menguasai kemampuan mistis yang jauh melampaui apa yang diketahui oleh Leon dan Karin. Pemimpin Sihir Kegelapan adalah seorang pria muda dengan tatapan tajam dan karisma yang luar biasa. Nama yang sering disebut-sebut adalah Asteris, dan dia tampaknya memiliki kendali mutlak atas para pengikutnya.

"Kita akan menunjukkan pada dunia siapa yang sebenarnya berkuasa," kata Asteris dengan suara dingin yang menggema di dalam ruang tersebut. "Kerajaan ini lemah. Mereka berpikir mereka bisa membawa kedamaian dengan belas kasihan. Tapi kita tahu yang sebenarnya dibutuhkan: Kekuasaan mutlak, tanpa kompromi."

Mendengar ini, Leon dan Karin saling berpandangan. Apa yang mereka dengar adalah ancaman yang nyata—bukan hanya untuk kerajaan mereka, tetapi untuk seluruh dunia yang mereka cintai. Asteris dan kelompoknya tidak hanya ingin menguasai kekuasaan fisik, tetapi juga memanipulasi pikiran dan jiwa rakyat untuk mematuhi kehendak mereka. Ini adalah bentuk kekuasaan yang jauh lebih berbahaya daripada apapun yang pernah mereka hadapi sebelumnya.

Setelah mendengarkan cukup banyak, Leon dan Karin tahu mereka harus bertindak. Dengan hati-hati, mereka keluar dari pertemuan itu dan kembali ke markas mereka untuk menyusun langkah selanjutnya. Namun, sebelum mereka bisa melapor ke pasukan, mereka dihadang oleh beberapa anggota Sihir Kegelapan yang berhasil mengetahui keberadaan mereka.

Pertempuran yang terjadi di malam itu sengit dan cepat. Leon dan Karin memimpin dengan keberanian dan keterampilan, tetapi mereka tahu ini hanyalah awal dari sesuatu yang lebih besar. Setelah berhasil mengalahkan kelompok itu, mereka kembali ke istana untuk merencanakan langkah selanjutnya.

"Mereka lebih kuat dari yang kita kira," kata Leon, suara penuh tekad. "Tapi kita tidak akan menyerah. Kita akan mengungkap kebenaran dan melawan mereka sampai akhir."

"Kita punya keunggulan," Karin menjawab. "Kita tahu siapa mereka, dan kita tahu apa yang mereka inginkan. Sekarang kita harus membuat mereka tahu bahwa mereka tidak akan menang."

Mereka tahu bahwa ini bukan hanya tentang pertempuran fisik. Ini adalah pertempuran untuk hati dan pikiran rakyat mereka. Dan jika mereka ingin memenangkan perang ini, mereka harus lebih cerdas dari Sihir Kegelapan, lebih bijaksana, dan lebih berani daripada sebelumnya.

---

1
Aster
Kenapa semua orang takut pada pilihan karin?, Seakan-akan mereka sudah tau masa depan, dan takut Karin mengubah nya?
Aster
Dia tiba-tiba berubah, siapa yg tidak penasaran, hemmm
Aisyah Suyuti
menarik
Frando Wijaya
entah knp gw jd alergi denger kta takdir....
Frando Wijaya
cih 😒....gw dh duga bkl terjadi yg sgt menjengkelkan
Frando Wijaya
HA! seakan2 Tau masa dpn apa yg bch ini lht.... bner2 konyol....segituny ingin antagonist jd boneka? HA! bner2 bch krg ajar tdk Tau malu
dea febriani: ijin promosi cerita silhoute of love
total 1 replies
Frando Wijaya
....... mencurigakn 😒😒😒
Frando Wijaya
ini jls2 ada seseorang yg awasi antagonist harus di takdirkn hidup antagonist
Frando Wijaya
gk heran putri kandung sendiri saat mati gk sedih....heh 😏....sampah bht
Frando Wijaya
semua berawal keslhan bpk antagonist sialan itu...yg sdh biarkn anakny mati gara2 Dia
Cha Sumuk
MC ceweknya kurg cerdas jg lemah
Achaa19
bagus
Hikam Sairi
mulai baca
Retno Isma
semangat nulisnya thorrr....💪💪💪💪
Rahman Hayati
masih lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!