Era Kekacauan dimulai setelah seorang pengembara misterius datang membawa sebuah pusaka suci. Pusaka yang dikatakan memiliki kekuatan bahkan dapat membelah dunia, siapa yang bisa mendapatkannya maka dia akan berdiri di atas puncak.
Dunia dimana seni beladiri adalah segalanya, semua orang berlomba untuk mendapatkan pusaka tersebut. Seorang pemuda bernama Zhen Liang muncul sebagai orang yang tidak pernah disangka di dunia persilatan.
Kultivator muda itu membuat para orang tua dan sesepuh di dunia persilatan tercengang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Galih Pratama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10. Maestro menunjukkan kekuatannya.
Yang Jie orang yang berpikiran rasional. Dia mengamati situasi dari kejauhan. Setelah apa yang ada di dalam restoran, dirinya mencoba berlari untuk kabur sejauh mungkin.
Kejadian ini serupa dengan ingatannya saat dirinya meninggalkan anak buahnya tanpa rasa bersalah. Kenangan pahit yang terus menghantui dirinya kembali lagi.
Tapi dirinya tidak memiliki pilihan yang lain, kemungkinan jika Zhen Liang dan Wu Dao bertarung dengan serius maka Desa Xiaoyao akan hancur.
Yang Jie memutuskan tidak ikut campur dan bersembunyi, sampai dirinya tiba-tiba mendapatkan sebuah ide yang cemerlang.
Tidak ada orang yang bisa menghentikan langkah Zhen Liang, jika itu bertarung satu lawan satu melawannya. Sayang, dirinya sudah terjun di dunia gelap cukup lama.
Ini mungkin bekerja dalam melawan Zhen Liang. Senior Wu Dao dan orang-orang dari Kelompok Ular Putih mungkin akan berterima kasih padanya nanti.
***
Teknik Ular Raksasa! Tujuh Serangan Meliuk Tak Normal!
Teknik Rhapsody Penghancur Langit! Jurus Pertama Rhapsodes!
Wu Dao tidak bisa bertahan, dia juga harus menyerang. Dirinya bergerak untuk mengejar Zhen Liang, namun kelincahan pemuda itu bahkan melampaui seekor ular.
Dengan Rhapsodes, Zhen Liang menghindari tujuh gerakan mematikan milik Wu Dao bahkan tanpa berkeringat. Saat Wu Dao mendekat, Zhen Liang langsung menjauh. Saat musuhnya hampir mendapatkan dirinya, Zhen Liang terus menembakinya dengan teknik Rhapsodes.
Mereka berdua selalu bergerak, kadang disudut suatu tempat, kadang mereka bahkan sampai di atap rumah warga, para penonton yang melihatnya merasa pusing sendiri.
Jual beli serangan itu terus berlangsung dan keduanya tidak ada yang mengalah. Tapi para penonton bisa melihat bahwa jika Wu Dao tidak menggunakan teknik untuk berganti kulit, maka pemenangnya sudah ditentukan sejak lama.
Pertarungan itu juga tidak terlalu adil, Zhen Liang hanya kultivator Tahap-Ahli sedangkan Wu Dao adalah kultivator Tahap-Puncak, tingkatan mereka terlalu jauh berbeda. Wu Dao diuntungkan dengan beda status mereka.
"Berhenti bergerak, apa kau ini kera?!" Wu Dao mengumpat kearah Zhen Liang. Napasnya memburu mengejar pemuda itu yang terus menembaki dan menghindarinya.
"Ini percuma, aku orang yang masih tidak diuntungkan di sini."
Setelah lama mereka bermain kejar-kejaran, Zhen Liang kemudian berhenti. Semua itu tidak ada gunanya bila Wu Dao bahkan tidak mendapatkan lecet sedikitpun. Jika diteruskan staminanya yang akan habis. Tanpa Rhapsodes riwayatnya menjadi tamat.
"Akhirnya kau berhenti juga... Kau.... Kera yang sangat cepat..."
Wu Dao membuang napas dengan tidak normal. Dadanya kembang kempis dengan jumlah denyut yang kencang sekali. Dirinya juga mengeluarkan sejumlah keringat yang sangat banyak. Seumur hidupnya, baru kali ini dirinya tidak berhasil menyusul seseorang.
"Apa hanya seperti ini kemampuanmu orang tua? Kau lambat sekali seperti siput."
"Sialan! Awas saja, aku pastikan menyiksamu dulu sebelum memenggal kepalamu!"
"Apakah kau sungguh bisa melakukannya? Dengan kaki yang ringkih itu? Badanmu sudah karatan, lebih baik orang tua bau tanah sepertimu tidak bermain dengan anak muda kan."
"Brengsek! Turun sini kemari kau, dasar monyet!"
"Bla bla bla."
Zhen Liang menjulurkan lidahnya. Sebenarnya, dia penasaran berapa banyak stamina dan energi yang dimiliki orang tua itu. Dia sempat terkejut karena Wu Dao beberapa kali hampir mendapatkannya.
Mereka sudah banyak membuat kerusakan di sana dan di sini. Seperempat wilayah Desa Xiaoyao sudah hancur, desa ini seolah telah menjadi tempat taman bermain bagi mereka berdua.
Para penduduk telah berhamburan menyelamatkan diri mereka. Dengan mengedarkan energi, Zhen Liang telah memastikan bahwa tidak ada lagi seorangpun di sini. Dirinya mengangguk karena bisa mulai menggila sepuasnya sebentar lagi.
Entah sekeras dan seberapa banyak lapisan kulit yang dimiliki ular di depannya, pasti akan ada batasannya juga.
"Tidak kusangka, aku perlu mengeluarkan semuanya hanya untuk melawanmu. Pak tua tolong jangan mati semudah itu."
"Apa katamu, monyet?!" Wu Dao mengumpat. Kakinya menghentakkan tanah karena sudah direndahkan berulang kali oleh pemuda itu. Mukanya merah padam, ingin sekali dirinya mencabik-cabik tubuhnya.
"Aku akan mulai sekarang."
"Majulah monyet keparat!"
Aura energi dan hawa pembunuh milik Zhen Liang menyatu menjadi satu. Hebatnya, tubuh Wu Dao bereaksi dengan itu, sesuatu yang mengerikan akan terjadi sebentar lagi. Dirinya menelan ludah dan memasang teknik pertahanan terkuatnya.
Teknik Rhapsody Penghancur Langit! Jurus Pertama Rhapsodes!
Teknik Ular Raksasa! Satu Musim Pengganti Kulit!
"Apa hanya itu? Kau begitu sombong dengan teknik yang sama?" Wu Dao tertawa. Ternyata apa yang dikhawatirkannya hanya perasaan biasa saja sebelum matanya tiba-tiba melebar.
"Dasar, jangan banyak bicara dulu. Karena aku masih belum selesai."
"Itu... Terlalu gila..." Mata Wu Dao terbelalak jika dibiarkan lebih lebar, mungkin bola matanya akan keluar dari tempatnya.
Teknik Rhapsody Penghancur Langit! Jurus Pertama Rhapsodes! 10x
Apa yang dilihat di depan matanya adalah sebuah pemandangan dari bintang jatuh yang berjumlah ratusan menerpa tubuhnya secara bersamaan. Untung saja, kulitnya terus menerus beregenerasi dan berganti lebih cepat daripada bintang-bintang itu.
"Luar biasa sekali, kau memiliki kemampuan bertahan yang hebat."
"Kuhahaha! Apakah hanya itu?"
"Lalu bagaimana jika aku meningkatkan sedikit kesulitannya."
"Apa?"
"Bagaimana pendapatmu?"
"Kau... Monster... Gila..."
Teknik Rhapsody Penghancur Langit! Jurus Pertama Rhapsodes! 20x
Mulut Wu Dao terbuka lebar dan jika dibiarkan lebih lebar bisa jadi mulutnya itu akan jatuh ke tanah.
Jika bisa digambarkan situasi di sana, maka kiamat adalah hal yang tepat. Tapi yang mengesankan dari semua itu ternyata tubuh Wu Dao yang bisa bertahan dan berdiri tegak di atas tanah.
Meski dirinya masih dapat berdiri, namun dirinya terlalu kelelahan untuk sekadar membuka mulut dan mengejek lawannya.
"Ini yang terakhir."
Teknik Rhapsody Penghancur Langit! Jurus Pertama Rhapsodes! 50x
"Tamat sudah."
Apa yang ada di depan Wu Dao sekarang adalah sesuatu yang lebih dari kiamat. Apa yang di atasnya kiamat? Dirinya juga bertanya-tanya.
Wu Dao menerima serangan itu dengan telak. Kulitnya yang kelelahan, tidak dapat lagi kembali beregenerasi dan sobek. Seluruh bintang-bintang berhasil menembus kulitnya sampai ke jantung dan tulang, membuat Wu Dao bermandikan dengan darah.
Pemandangan di depan Zhen Liang sekarang adalah kerusakan dari setengah Desa Xiaoyao. Bangunan-bangunan di desa itu hancur lebur seperti bubur.
Zhen Liang merasa bersalah, tetapi dirinya tidak dapat menaklukan Wu Dao jika tidak melakukan 50x Rhapsody. Dirinya mendekat untuk memeriksa korbannya.
Seluruh wajah dan tubuh Wu Dao diselimuti oleh darah dengan banyaknya lubang dimana-mana. Orang-orang akan kesulitan mengidentifikasi jika mayat di depannya itu adalah Wu Dao.
Setelah memastikan Wu Dao tidak bernapas, Zhen Liang bisa menghela napas lega. Dirinya tiba-tiba terbaring lemas di tanah beberapa saat kemudian.
\=\=
Ps. Apakah pertempuran Zhen Liang dan Wu Dao sulit dibayangkan? Tolong berikan pendapat kalian yaaa, biar kedepannya nanti bisa lebih baik
Makasih yang sudah membaca novel ini sampai sekarang...