Mencintainya adalah sebuah keputusan..
Sifat perhatian padaku menutupi pengalihannya...
Yang dia kira...dia yang paling disayang, menjadi prioritas utama, dan menjadi wanita paling beruntung didunia.
Ternyata semua hanya kebohongan. Bukan, bukan kebohongan tapi hanya sebuah tanggung jawab
.
.
.
Semua tak akan terjadi andai saja Arthur tetap pada pendiriannya, cukup hanya dengan satu wanita, istrinya.
langkah yang dia ambil membawanya dalam penyesalan seumur hidupnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lupy_Art, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13
Sementara dinegara lain, Arthur sedang melakukan misinya
disebuah Kubah telah diselenggarakan acara peragaan busana, ramai pengunjung yang datang kesana apalagi artis brand ambasador juga berada disana.
Arthur telah siap dengan penyamarannya, musuh tidak mengetahui wajah aslinya. Tapi tetap saja ia juga menggunakan topeng mata untuk menyembunyikan wajahnya, kebetulan Fashion show ini menggunakan tema pesta topeng
Para model berjalan lenggak lenggok di runway.
Arthur mengunci tatapannya pada musuh yang duduk dipojok sana..
Pria itu pergi kebelakang panggung dengan gelagat aneh...
"Ikuti"... Arthur memerintah anak buahnya lewat earphone yang terpasang ditelinganya
'Baik bos'...
mata Arthur menangkap sosok tak asing yang berjalan dirunway itu, fitur wajahnya, tinggi badan, senyum dibibirnya.
Dia...
Ada disini...
Seketika sekelebat kejadian masa lalu berputar diotaknya
Tiba-tiba lampu studio padam..
Door....Dooor...Dooor
'sial!'
Semua orang yang ada distudio berteriak dan berlari, kemudian lampu hidup lagi. suasana menjadi ribut sekarang. Arthur segera berlari menuju tempat dimana musuhnya bersembunyi
Pria itu telah ditahan oleh anak buahnya. Tangannya dipegang kiri dan kanan
Langkah Arthur mendekati pria itu
Bugh....
Bogeman Arthur tepat mengenai rahangnya, "kurasa sudah cukup main mainnya" seringai Arthur
pria itu memberontak melepaskan tangannya. Terdengar suara teriakkan wanita dibelakangnya, lantas ia pun menoleh..
Matanya terkejut, musuh yang sebenernya bukanlah pria yang ditahan. Tapi pria bertopeng hitam itu.
menodongkan pistol pada wanita model itu,
"kau bodoh, sungguh bodoh" ucap pria bertopeng hitam itu
"lepaskan wanita itu! Ini adalah urusan kita berdua!"
"oooh, apakah wanita ini begitu berarti untukmu?" seringai sang pria
"tolong tuan lepaskan saya..hiks"
"Hei jangan menangis... kau sangat cantik dan manis bagaimana kalau kita menghabiskan malam bersama terlebih dahulu, mungkin aku akan berpikir lagi untuk melepaskanmu" godanya membelai wajah si wanita.
Belum sampai menyentuh kulitnya, tiba² tubuh itu terhempas kebelakang
Arthur menendangnya, wanita itu berlindung dibalik punggung Arthur sambil menangis
Pria itu bangun dari jatuhnya segera menyerang Arthur membabi buta..tentunya Arthur menangkisnya. mereka bergelut di lantai itu disaksikan orang² studio dan anak buahnya
Bugh...
Satu bogeman berhasil menumbangkan lawannya
napas Arthur naik turun kemudian berbalik menelisik tubuh si wanita itu terluka atau tidak, hanya saja wajahnya sudah basah karna air mata
Tidak ada luka sedikitpun ditubuhnya. Tubuh wanita itu mematung diperhatikan Arthur, Arthur pun terpaku padanya
tidak ada yang berubah dari si wanita... Hanya saja terlihat lebih cantik dari terakhir ia jumpai
"T-tuan... Terimakasih" setelah mengucapkan itu dia berbalik pergi meninggalkan studio dengan tas ditentengannya
" Tuan...apa kau akan bertanggung jawab dengan ini?" manager pelaksana acara itu protes padanya
Arthur menatap tajam manager itu. manager itu merinding melihat mata tajam Arthur
"Aryan !...bereskan!"
"baik bos" Aryan segera memerintahkan anak buah lainnya membawa pria itu ke markas mereka. Untung saja polisi tidak mencurigai Arthur, karna akan repot berurusan dengan mereka
sementara Arthur pergi mengikuti wanita itu, tetap menjaga jarak agar tidak dicurigai. Arthur masih penasaran bagaimana kehidupan wanita itu setelah memilih pergi darinya
taxi yang ditumpangi si wanita telah sampai di apartment kelas menengah, tidak terlalu mewah ataupun terlalu sempit..
Arthur menelisik penampakan gedung bertingkat itu
'jadi ini yang kau dapatkan setelah memilih pergi ?, jika saja kau tidak keras kepala mungkin hidupmu bisa bagaikan seorang ratu..tidak kekurangan apapun'
Arthur Memilih turun dari mobilnya.. menguntit wanita dari belakang.
Karena ada penjaga disana Arthur memilih lewat belakang gedung..tentu dengan keahliannya ia tidak akan ketahuan.
wanita itu tidak menyadari bahwa ada yang mengikutinya dari belakang
Tanpa waspada dia masuk ke dalam apartmentnya, siapa sangka Arthur yang lebih cerdik dapat dengan mudah masuk ke dalam sana
"apa begini kehidupanmu setelah meninggalkanku ?"
Wanita itu terkejut segera membalikan badan, "kau? Bagaimana kau bisa masuk kedalam apartmentku?"
"tidak penting bagaimana aku bisa masuk, Kau belum menjawab pertanyaanku" langkah Arthur mendekat
"Berhenti disana! Atau aku akan memanggil penjaga"
"lakukan saja, mudah saja...aku hanya tinggal bilang kita adalah sepasang kekasih yang sedang bertengkar, lalu menurutmu kau akan bagaimana menjelaskannya?" seringai Arthur
"kau tidak berubah Ar...kau egois, kau sangat licik" marahnya tapi masih dengan nada pelan
"lalu apa bedanya denganmu? Kau begitu egois sehingga meninggalkanku demi cita²mu yang tak seberapa itu, bahkan aku bisa memberikan lebih dari apa yang kau dapatkan sekarang, berkali² lipat."
wanita itu, Kendall. Yang merupakan mantan kekasih Arthur.. Entah bisa dibilang mantan atau tidak, pasalnya tidak pernah ada kata putus diantara mereka
Saat kendall akan menjawab...suara dari dalam kamar mengalihkan perhatian mereka berdua
"haaaaa...mommy.....myyyyyy"
Tanpa memperdulikan Arthur yang berdiri disana Kendall segera masuk kedalam kamarnya
Anaknya menangis karena mendengar suara ribut mereka
Sementara Arthur yang masih berperang dalam pikirannya 'suara anak kecil?..apa Kendall sudah menikah?' perasaannya tak terima dengan hal itu yang belum pasti kejelasannya.
nalurinya mambawa Arthur untuk masuk dalam kamar itu..
Bocah laki² itu, seorang anak kecil berusia 6 tahun lebih yang berada dipelukan Kendall. Arthur dapat melihat kesamaan wajah anak itu dengan dirinya saat masih kecil.
Arthur mengenyahkan pikiran itu...
"selama ini kau mengkhianatiku?..kau memilih pergi karna kau selingkuh kan?"
Dua orang yang sedang berbaring itu terkejut dengan penuturan Arthur. Anak laki² yang sudah hampir tertidur itu membuka matanya kembali..bangun dari tidurnya
Arthur memperhatikan anak itu turun dari tempat tidur lalu menghampirinya. Sekarang bocah itu sudah berada dihadapan Arthur..
"Daddy..?" tanya anak itu menggemaskan
Arthur yang tadinya menunduk menegakkan kepalanya menatap tajam Kendall.. seolah tatapannya menuntut jawaban darinya
"sayang kemarilah nak... Ayo kita tidur lagi" Kendall berusaha menghindar dari tatapan Arthur
"No ..no..no..aku ingin Daddy" bocah itu menolak ajakan mommynya
"Sebaiknya kamu pergi dari sini sekarang!" usir Kendall pada Arthur
"Aku tidak akan pergi sebelum kau menjelaskan semuanya" Kendall dibuat frustasi dengan keras kepala kedua orang itu
Bocah itu memeluk sebelah kaki Arthur, merentangkan tangannnya berharap pria dewasa itu mau menggendongnya
"kau berselingkuh kan? Siapa ayah anak ini?"
"aku tidak pernah selingkuh, dia bukan anak pria manapun. Dia hanya anakku"
Arthur mengangkat bocah laki2 itu dalam pelukannya
"Daddy....Daddy kenapa balu pulang sekalang?" tanya bocah itu memperhatikan Arthur yang menatapnya dengan tajam..namun bocah itu malah tersenyum, tidak menunjukkan ketakutan sama sekali
"dia anakku kan?" Kendall hanya diam saja
"kalau kau diam berarti jawabannya iya" Arthur kecewa dengan Kendall, bagaimana dia bisa dibiarkan tidak tahu keberadaan putranya sendiri.
Arthur menggeleng tak percaya pada Kendall, "apa motifmu menyembunyikan putraku?" rahangnya mengetat.
Arthur menyadari putranya masih kecil, tidak baik bertengkar didepannya
mengecup kening putranya sebentar, "sayang, Daddy harus bicara pada Mommy, tunggu Daddy disini ya?" mata bocah itu berkaca² menggelengkan kepalanya
"No..Daddy nanti tidak akan kembali lagi kan ?..Daddy mau tinggalin aku lagi?" Arthur mengerti perasaan putra yang baru diketahuinya
"percaya padaku, Daddy tidak akan meninggalkanmu lagi, Hm? Hanya sebentar oke" bocah itu mengangguk ragu
setelah keluar dari kamar Arthur menarik tangannya ke jendela balkon
"Jelaskan!"
"Tidak ada yang perlu dijelaskan, kau sudah mengetahuinya. Dia putramu"
Arthur meremas bahu Kendall "kenapa kau tidak datang padaku meminta pertanggung jawaban, kenapa Kendall, jawab!" Kendall meringis... menatap mata elang Arthur
"Aku sudah memilih jalanku... Aku mampu menghidupinya sendiri, aku tidak membutuhkanmu" Arthur melepas cengkeramannya
"tapi putraku membutuhkanku, aku akan membawanya dari sini. Dia akan tinggal bersama ku"
Berbalik menuju kamar putranya namun terhenti kala tangannya ditahan Kendall
"tidak...jangan bawa putraku, aku tidak bisa hidup tanpanya"
"kau sungguh egois, aku baru bertemu dengan putraku yang baru ku ketahui hari ini Kendall, aku adalah Daddynya, Aku berhak atas anakku"
Kendall berlutut didepannya mengatupkan tangan didepan dada sambil menangis " Aku mohon Ar... Biarkan putraku tetap disini bersamaku, aku tidak akan melarangmu bertemu dengannya"
.
.
.
.
setelah pertengkaran tadi Arthur memasuki kamar anaknya, tampak anaknya yang tengah menunggunya diatas kasur sambil memegang selembar foto
"kau sedang apa?" Arthur mengangkat bocah itu di pangkuannya.
"Daddy benal² kembali?" lantas bocah itu memeluk leher Arthur dan menangis disana, Arthur mengusap punggung bocah itu
"Daddy kemana saja selama ini? Aku terus menunggu Daddy pulang" ucap bocah itu sambil menangis
"Tapi sekarang Daddy ada disini kan? tenanglah, son" tangannya masih setia mengusap bocah itu
"kamu adalah Daddy ku kan?"
"iya..aku adalah Daddymu, aku adalah ayahmu"
"Jangan tinggalkan aku lagi Dad" pintanya yang sudah tenang
"Tidak, tidak akan"
Sementara dibalik pintu Kendall mendengarkan percakapan ayah dan anak itu, air matanya mengalir
'maafkan Mommy nak, Mommy pikir kamu akan bahagia kalau kita hanya berdua saja tapi nyatanya aku kurang memperhatikan anakku' batinnya
Menghapus air matanya lalu melangkah kekamar sebelah
.
.
.
.
.
.
.
Hai para readers...
Gimana kabarnya
awal konflik sudah mulai terlihat ya. Penasaran nih sm tanggapan kalian... Kira² akan bagaimana kelanjutannya?
Jangan lupa tinggalkan jejak komentar, like, subs, vote, beri bintang 5 serta gift.... Oke
Sampai jumpa lagi dichapter selanjutnya
TBC....
/Facepalm//Chuckle/
/Chuckle//Facepalm/
/Shy//Chuckle/