Menjadi tulang punggung keluarga membuat Hanum harus berpikir kritis untuk mencari uang sedangkan dia juga kuliah demi menerus kan cita-cita nya.
Datang dari kampung dengan wajah polos membuat Hanum kesulitan mencari uang,biaya berobat yang mendesak membuat Hanum memilih menjadi sugar baby dari pengusaha kaya dan sukses.
Bagaimana kisah hidup Hanum selanjutnya yuk mampir di cerita terbaru ku Sugar Baby
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvaro zian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nasi goreng
"Apa uang yang aku beri tidak cukup? kamu mau berapa? aku transfer sekarang" marah Daniel
"Bukan itu permasalahan nya om,jika kontrak kita selesai dan aku tidak memiliki pengalaman bekerja apapun kemana aku harus mencari hidup, orang tua ku tidak kaya om jadi tolong biarkan aku bekerja" jawab Hanum mengiba
"Num,aku sudah katakan kamu tinggal di apartemen semua yang kamu butuhkan aku penuhi dan kontrak perjanjian kita masih lama, dengan kamu di sini semakin berbahaya Num" jelas Daniel
"Tidak ada yang berbahaya om,aku jarang d kantor, please om izin kan aku bekerja" mohon Hanum lagi membuat Daniel iba,tapi dia juga takut kalau Hanum mengenal dunia luar sudah pasti banyak lelaki yang tertarik pada Sugar baby nya ini.
"Ya sudah aku izin kan tap ingat perjanjian di kontrak Num kamu tidak boleh dekat dengan lelaki mana pun sampai kontrak selesai" tegas Daniel dan di anggukki Hanum patuh.
"Kalau begitu kamu boleh keluar dan sore ini pulang ke apartemen,aku akan ke sana" ucap Daniel lagi.
****
Sepulang kerja Hanum mengirimkan pesan pada Vani kalau dia tidak pulang ke kost dan kebetulan Vani juga pulang ke apartemen karena Om Roni minta di temani.
Hanum mampir ke toko baju untuk membeli beberapa pakaian kerja nya,dia juga ingat kata-kata Daniel yang menyebut nya kampungan dia harus merubah penampilan nya.
"Aku ingin tau apa aku bukan tipe kamu om Daniel jika aku berubah nanti" batin Hanum, bukan maksud menggoda tapi Hanum memang harus lebih menarik agar Sugar Daddy nya itu tidak memandang nya remeh.
Beberapa baju yang terlihat menarik di beli oleh Hanum, selama ini dia tidak suka memakai dress tapi kali ini Hanum harus membeli nya untuk menunjang penampilan nya dalam bekerja dan ada beberapa peralatan makeup yang juga di beli Hanum dia akan mulai belajar nanti untuk merias diri nya.
Hanum menenteng belanjaan nya saat pulang ke apartemen.
"Husf" dengus nya saat masuk kedalam apartemen,dia sangat lelah.
"Dari mana kamu?" tanya Om Daniel saat Hanum baru melangkah kan kaki nya.
"Om su-dah datang?" tanya balik Hanum gugup
"Sudah aku katakan langsung pulang kenapa kamu malah keluyuran"
"Buk-an keluyuran om tapi aku belanja untuk keperluan besok,om mau makan?" tanya Hanum mengalihkan pembicaraan mereka agar Daniel tidak marah karena dia sedang lelah.
"Kalau kamu begini terus Num aku bisa mati kelaparan harus menunggu kamu pulang dulu"
"Maaf om,kenapa om tidak makan dulu tadi sebelum ke sini"
"Apa guna nya kamu kalau aku harus mengeluarkan uang lagi untuk makan di luar"
"Jadi om pikir aku pembantu" gumam Hanum pelan nyaris tak terdengar
"Apa? kamu protes?"
"Tidak om, sebentar saya buat kan dulu makanan nya"
"Aku tidak ingin ini terulang lagi Num,kamu harus ada lebih dulu di apartemen sebelum aku"
"Iya om,maaf" ujar Hanum tertunduk
"Cepat siap kan aku makan malam, perut ku sudah lapar"
"Dari tadi juga mau di siapkan om" jawab Hanum
"Om mau apa?"
"Terserah yang penting cepat,aku sudah sangat lapar" jawab Daniel membuat Hanum segera meletakkan belanjaan nya di sofa lalu segera berjalan ke arah dapur, apartemen ini cukup besar dengan dua kamar tidur dan ruang tamu lalu ada balkon kecil tempat bersantai dan juga dapur jika untuk pengantin baru seperti nya cocok.
Hanum yang sudah terbiasa hidup susah tinggal di apartemen seperti ini merasa kalau hidup nya sangat beruntung apalagi semua fasilitas lengkap, Hanum dulu nya suka sekali masak apalagi ibu nya seorang penjual kue keliling hingga hal yang berhubungan dengan masak-memasak menjadi hal kecil untuk Hanum,tak menunggu lama dua nasi goreng spesial telah di siapkan Hanum untuk dia dan Daniel.
"Ayo om makan" ajak Hanum
"Cepat sekali,kamu masak mie instan?" tanya Daniel karena biasanya waktu sepuluh menit ini di gunakan Daniel untuk memasak mie instan di rumah nya bersama Aditya.
"Di lihat dulu om baru komentar" jawab Hanum
Daniel melihat dua porsi nasi goreng yang menggugah selera di atas meja makan.
"Ini enak?" tanya Daniel tak percaya perempuan seperti Hanum bisa masak karena dari cerita Roni kalau Vani hanya bisa masak mie instan saja dan apa bedanya dengan Hanum mereka sama-sama datang dari kampung.
"Di coba dulu baru komentar" jawab Hanum ketus dia tidak suka sugar Daddy nya ini terus berkomentar tanpa mencicipi rasanya terlebih dahulu.
Daniel duduk dan meminum air putih yang sudah di sediakan Hanum lalu mencicipi nasi goreng nya.
"Bagaimana enak?" tanya Hanum
"Lumayan" jawab Daniel gengsi padahal nasi goreng buatan Hanum benar-benar enak dia belum pernah memakan nasi goreng seenak ini seumur hidup nya, restoran kelas atas saja kalah, ternyata orang kampung bisa buat nasi goreng enak batin Daniel.
Hanum juga memakan nasi goreng nya sambil melihat Daniel yang sedang makan dengan lahap nya.
"Lahap begitu di bilang lumayan" kesal Hanum dalam hati.
Daniel menghabiskan nasi goreng di piring nya dengan cepat lalu melihat ke arah Hanum.
"Kenapa om?" tanya Hanum penasaran
"Itu....a-ku masih lapar,ada lagi na-si goreng nya?" tanya Daniel malu
"Nasi goreng yang rasa nya lumayan ini om masih mau" sindir Hanum
"Tidak ada lagi makanan lain,dari pada saya mati kelaparan lebih baik makan nasi goreng itu meskipun tidak seenak nasi goreng dari restoran mewah yang biasa saya makan" jawab Daniel membuat Hanum kesal,Daniel masih saja menahan gengsi nya.
Hanum berdiri dengan wajah cemberut dan mengambil nasi goreng lagi di dalam wajan karena memang masih ada.
"Ini om habis kan karena memang hanya ini yang tersisa" kesal Hanum,Daniel segera memakan nya tanpa rasa bersalah.