Cukup Satu Kali

Adelia,menghela nafas panjangnya. Sudah lama tidak santai di kafe seperti ini, terakhir kalinya ketika bersama Alfan itupun masa-masa pacaran dulu.

Dulu Adelia, bekerja di warung makan yang tak jauh dari tempat kerjanya Alfan. Lama-kelamaan Alfan dan Adelia,jatuh cinta dan menjalin hubungan serius ke jenjang pernikahan.

Menghabiskan waktunya untuk mengurus ibu mertua dan suaminya. Tidak ada waktu untuk bersantai dan jalan-jalan sekedar membuang stress.

Adelia,jarang bergaul dan tidak memiliki teman. Kecuali pulang ke kampung halaman orangtuanya dulu,tapi sayang paman dan bibinya serakah merebut harta warisan orangtuanya.

Karena Adelia, masih lugu dan polos. Tidak seperti sekarang,bisa berpikir jernih dan tegas dalam keputusannya.

Adelia, membuyarkan lamunannya ketika seorang wanita cantik duduk didepan

Dia kebingungan karena wanita ini, pagi-pagi mampir ke rumah bi Jum dan membawanya ke kafe. Wanita tersebut, ingin membicarakan tentang tentang Bimo.

Alhasil Adelia, mengikuti kemana perginya dan menuruti saja.

"Kenalkan namaku Widya, mantan istrinya Bimo". Wanita itu, memperkenalkan dirinya.

Adelia, terkejut mendengar ucapannya. Rupanya Bimo, pernah menikah dan statusnya duda. Dia mengira jika Bimo masih lajang,dari perawakan dan wajahnya. Terlihat masih muda dan segar, tidak terlihat duda-dudanya.

"Oh,baru tau aku. Kalau mas Bimo, pernah menikah". Kekehnya Adelia, tersenyum.

"Apa! Kamu tidak tau sama sekali, astaga! Bukankah kamu calon istrinya,masa tidak tau". Widya, terperangah mendengar ucapan Adelia. Ni wanita lugu atau bodoh sih? Masa tidak cari tau, identitas calon suaminya. Apa dia memandang ketampanan dan pekerjaannya doang, jadi mau di kibulin.Ck, dasar wanita matre.Batinnya Widya, menyunggingkan senyumnya. Karena Adelia, berpenampilan kampungan sekali. Tidak seperti dirinya berpenampilan seksi dan cantik.

"Maaf,aku di jodohkan sama Alm.Bu Jum dengan keponakannya. Sama sekali aku tidak pernah bertemu dengan mas Bimo,apa lagi tentangnya. Aku pertama kali bertemu ketika bi Jum,di makam kan. Setelah 3 hari meninggalnya bi Jum, barulah mas Bimo membicarakan tentang perjodohan ini". Adelia, menjelaskan semuanya.

"Oh,lalu kamu setuju dengan perjodohan ini? Ck, apa karena berwajah tampan dan kaya.Jadi kamu mau-mau aja,tanpa mencari tahu dulu". Kata Widya, menatap sinis ke arah Adelia.

"Huuuff....Aku sudah menolaknya,tapi mas Bimo memberikan waktu untuk berpikir. Apa lagi ini amanah terakhir bi Jum,takut menolak atau tidak memenuhi keinginan terakhir beliau". Jawab Adelia, meremas ujung bajunya.

"Asalkan kamu tau,aku dan mas Bimo di jodohkan juga. Antara bi Jum dan orangtuaku, pernikahan kami bertahan selama 6 bulan. Lalu,aku meminta cerai kepadanya. Aku tidak sanggup lagi,selama 6 bulan tidak di beri nafkah batin. Walaupun dia selalu memenuhi kebutuhan sehari-hari,tanpa kekurangan apapun. Aku mencurigai mas Bimo,kalau dia gay,atau impoten. Aku sarankan untuk mu, lebih baik jangan menikah dengan dia. Mau tidak memiliki keturunan seumur hidup?". Tanya Widya, tersenyum smrik.

Adelia, terkejut mendengarnya. Tidak menyangka jika Widya dan Bimo,di jodohkan. Selama 6 bulan lagi, tidak di berikan nafkah batin. "Astagfirullah,jangan berbicara aneh-aneh. Jangan memfitnah orang lain,apa lagi mas Bimo. Selagi kita tidak memiliki bukti, jangan berpikiran mas Bimo gay atau impoten".

"Kamu gak percaya? Aku mantan istrinya, jadi tau lah. Pernah berpakaian seksi,dia acuh tak memandang ke arahku. Lebih baik kamu menolak saja, takutnya menyesal nanti". Widya, membujuk Adelia.

Kalau benar mas Bimo,gay atau impoten. Baguslah kalau begitu,aku tidak susah payah menjaga tubuhku. Apa lagi kami, tidak ada cinta dalam pernikahan ini. Aku juga memerlukan waktu untuk, menyembuhkan luka di hatiku. Lalu,kenapa Widya membujukku untuk menolak pernikahan ini? Apakah dia memiliki rencana licik, astaga aku jangan sampai termakan omongannya.Batin Adelia, pikirannya berkecamuk kemana-mana."Aku tidak bisa menolak, pernikahan ini. Lantas, kenapa kamu bersikukuh agar aku tidak menikah dengan mas Bimo? Apa kamu ingin rujuk kembali,atau lainnya". Tanyanya Adelia, penasaran sekali.

"Iya,aku mau rujuk dengan mas Bimo. Tidak masalah dia tak mampu, memberikan nafkah batin kepadaku. Asalkan nafkah uang sehari-hari, tidak berkurang sama sekali. Aku memiliki anak 1,hasil pernikahan keduaku. Kami bercerai karena mantan suamiku, bangkrut dan jatuh miskin. Zaman sekarang pasti uang segalanya,mana mungkin bertahan hidup dengan suami yang kere. Mendingan sama mas Bimo,uang terus mengalir tanpa nafkah batin". Kata Widya, panjang lebar.

Adelia, menggeleng kepalanya mendengar ucapan Widya. Pantas saja,dia meminta dirinya jangan menikah dengan Bimo. Rupanya Widya,cuman menginginkan uangnya saja. "Apa! Jadi ini tujuannya, agar aku tidak menikah dengan mas Bimo?".

"Hmmmm...Kamu masih muda, pasti memerlukan keturunan keluarga. Masa nikah sama mas Bimo,kamu malah tidak mempunyai keturunan. Jangan deh, mendingan nikah sama pria lain saja". Usul Widya, tersenyum merekah.

"Aku tidak bisa Widya,ini amanah terakhir bi Jum. Aku harus menurutinya,maaf. Tidak mau mengecewakan bi Jum,di alam sana. Beliau pasti sedih, melihat aku dan keponakannya tidak menikah". Adelia, menolak usulan mantan istrinya Bimo.

"Apa!Kamu pikirkan baik-baik, Adelia. Apakah kamu mau, tidak mempunyai keturunan keluarga ha? Berikan saja mas Bimo, kepadaku yah! Jangan-jangan kamu menginginkan uangnya juga,ck. Wanita kampung, matre pula. Tidak tau di untung,kamu tidak pantas untuk mas Bimo!". Bentak Widya, matanya menahan amarah.

Adelia, tersenyum sumringah dan menepis jari telunjuk Widya."Yang matre,siapa di sini? Bukankah kamu,ingin menumpang hidup sama mas Bimo. Duhhh... Walaupun aku kampungan, jangan harap bisa di bodohi oleh ucapan mu. Yang tidak tahu malu itu,

kamu, Widya. Suami bangkrut, bukannya di beri semangat untuk bangkit lagi. Ini malah di tinggalkan begitu saja,jangan sampai menyesali perbuatanmu. Ketika kamu meminta cerai kepada mas Bimo, sekarang malah merendahkan diri untuk balikan. Ck, wanita tidak tahu di untung". Adelia,mengejek kembali kepada Widya.

"Kamu..!". Widya, menunjukkan jarinya. Dia terkejut mendengar ucapan Adelia. Tak segan-segan, mengejek dirinya. Kurang ajar sekali Adelia,dia tidak mudah untuk ditaklukkan oleh ku.

Widya,geram terhadap wanita di hadapannya. Bahkan berani membalas perkataannya itu. Ck,mau bermain-main dengan ku. Ayo,aku jabanin sampai puas.Batin Adelia, tersenyum dan berlagak santai saja. "Ckckck.... Walaupun aku berpenampilan seperti ini, tidak seperti dirimu yang berpenampilan glamor. Tapi, otakku lancar dan tidak bodoh paham!". Kekehnya Adelia, menatap wajah Widya yang masam sekali.

"Ck,awas kamu Adelia. Aku tidak akan membiarkan kalian menikah,aku berusaha keras membujuk mas Bimo". Tegas Widya, bangkit dari tempat duduk dan meninggalkan kafe tersebut.

Adelia,menghela nafas panjang dan kebingungan harus berbuat apa lagi. Bagaimana bisa,dia menjalani kehidupan seperti ini?.